Berkah
Oleh : O. Solihin
Kata para ulama, berkah itu artinya ziyadatul khair (bertambahnya kebaikan). Itu sebabnya, banyak di antara kita sangat berharap dalam menjalani kehidupan dipenuhi dengan keberkahan. Siapa pula yang tak suka sepanjang hidup bertabur kebaikan? Semua orang ingin kebaikan.
Oya, lawan dari berkah (barokah) adalah laknat, yakni bertabur keburukan. Semua orang pasti tidak mau mendapat laknat, sebab akan rugi di dunia dan juga di akhirat.
Berkah (barokah), menurut Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah adalah kebaikan yang langgeng dan terus menerus. Beliau mengatakan, “Maksud dari ucapan doa “keberkahan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad karena engkau telah memberi keberkahan kepada keluarga Ibrahim, doa keberkahan ini mengandung arti pemberian kebaikan karena apa yang telah diberi pada keluarga Ibrahim. Maksud keberkahan tersebut adalah langgengnya kebaikan dan berlipat-lipatnya atau bertambahnya kebaikan. Inilah hakikat barokah”.
Tentu saja, ketika mengetahui makna dari berkah (barokah), banyak orang ingin mendapatkannya. Namun, tak sedikit di antara kita yang tidak mengetahui bagaimana mencari keberkahan hidup. Itu sebabnya, antara keinginan mendapatkan keberkahan hidup dengan perilakunya tidak nyambung. Ingin mendapatkan keberkahan, tetapi shalat saja ditunda-tunda, menyepelekan amalan sunnah, ibadahnya kurang, ketakwaannya kepada Allah minim. Ingin mendapatkan sesuatu yang besar, tetapi syaratnya tidak dipenuhi.
Lalu bagaimana mencari keberkahan itu? Carilah keberkahan dengan beriman dengan bertakwa pada Allah. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS al-A’raaf [7]: 96).
Yuk, kuatkan keimanan kita kepada Allah Ta'ala, kokohkan ketakwaan kita kepada-Nya. Insya Allah hidup kita akan senantiasa berkah. Kenikmatan dunia didapat, dan surga bisa diraih di akhirat. Insya Allah.
Foto: memotret rerumputan di kebun Pesantren Media. Sengaja 'melawan cahaya' untuk mendapatkan efek siluet, tetapi kurang bagus hasilnya.
Oya, lawan dari berkah (barokah) adalah laknat, yakni bertabur keburukan. Semua orang pasti tidak mau mendapat laknat, sebab akan rugi di dunia dan juga di akhirat.
Berkah (barokah), menurut Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah adalah kebaikan yang langgeng dan terus menerus. Beliau mengatakan, “Maksud dari ucapan doa “keberkahan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad karena engkau telah memberi keberkahan kepada keluarga Ibrahim, doa keberkahan ini mengandung arti pemberian kebaikan karena apa yang telah diberi pada keluarga Ibrahim. Maksud keberkahan tersebut adalah langgengnya kebaikan dan berlipat-lipatnya atau bertambahnya kebaikan. Inilah hakikat barokah”.
Tentu saja, ketika mengetahui makna dari berkah (barokah), banyak orang ingin mendapatkannya. Namun, tak sedikit di antara kita yang tidak mengetahui bagaimana mencari keberkahan hidup. Itu sebabnya, antara keinginan mendapatkan keberkahan hidup dengan perilakunya tidak nyambung. Ingin mendapatkan keberkahan, tetapi shalat saja ditunda-tunda, menyepelekan amalan sunnah, ibadahnya kurang, ketakwaannya kepada Allah minim. Ingin mendapatkan sesuatu yang besar, tetapi syaratnya tidak dipenuhi.
Lalu bagaimana mencari keberkahan itu? Carilah keberkahan dengan beriman dengan bertakwa pada Allah. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS al-A’raaf [7]: 96).
Yuk, kuatkan keimanan kita kepada Allah Ta'ala, kokohkan ketakwaan kita kepada-Nya. Insya Allah hidup kita akan senantiasa berkah. Kenikmatan dunia didapat, dan surga bisa diraih di akhirat. Insya Allah.
Foto: memotret rerumputan di kebun Pesantren Media. Sengaja 'melawan cahaya' untuk mendapatkan efek siluet, tetapi kurang bagus hasilnya.
O. Solihin, Penulis Buku dan Motivator Remaja
Post a Comment