Ikatan Keimanan
Di dunia ini ada sebuah ikatan yang sangat kuat, melebihi ikatan darah seorang anak manusia. Ikatan itu mengikat sangat kencang, melebihi cinta kasih dua orang insan. Ikatan itu selalu ada dan akan tetap ada, walau mereka dipisahkan oleh jarak dan waktu. Ikatan itu akan terus menggelora dan tidak akan pernah sirna. Itulah ikatan iman, ikatan yang dibangun karena Allah.
Ikatan darah manusia bisa pudar atau bahkan bisa hancur lebur, misalnya karena masalah hak-hak warisan, masalah nggak pernah saling sapa, atau bahkan masalah sangat sepele, ayam peliharaaan saudara kandung makan tanaman di depan rumah. Bisa jadi karena masalah itu semua, ada yang sampai berazzam "saya nggak akan bakal membantu dia, apapun yang terjadi."
Dan tentu masih banyak lagi hal remeh temeh yang karena nggak dipikir panjang, jadilah hal terebut menjadi prinsip.
Apa sih susahnya ketika ayam saudara kandung makan tanaman lalu dimaafkan? Toh tanaman bisa ditanam kembali. Nah kalau hati, ketika sudah disakiti, dicaci maki, dia akan susah kembali baik lagi.
Pun dengan ikatan kesukuan. Anak-anak perantau akan lebih kuat kebersamaannya ketika tahu ada orang yang 1 desa, 1 kecamatan, atau bahkan 1 kabupaten dalam perantaun mereka. Sebelumnya mereka tidak pernah kenal sama sekali. Tetapi berasa ada teman ketika tahu, oh dia satu kecamatan dengan saya, dia satu kabupaten dengan saya. Tapi itu semua bisa hilang ditelan masa.
Nah, ikatan karena iman inilah yang sangat kuat. Karena iman inilah yang telah membelalakan hati Umar bin Khatab ketika mendapati saudaranya teguh dalam memegang iman mereka. Karena iman inilah yang telah menguatkan seorang budak hitam, Bilal bin Rabah, kuat menahan pedihnya siksa tuannya. Karena iman inilah yang telah membukakan jiwa Abu Bakar Ashidiq rela merogoh kantong dalam-dalam untuk memerdekakan budak Bilal bin Rabah.
Iya, semua itu karena iman, bukan karena harta. Karena harta justru sebaliknya, dia bisa memecah belah persaudaraan.
Iya, semua itu karena iman, bukan karena tahta. Kadang tahta inilah yang bisa menjadikan segala cara untuk mendapatkannya.
Iya, semua itu karena iman, karena dengan iman semua mengerjakan karena Allah, bukan yang lain.
TMT
Post a Comment