Sediakan PC untuk Pembelajaran Daring Anak


Oleh : Mohammad Fauzil Adhim

Selama masa pandemi ini, belajar secara online memang tak terelakkan. Pembatasan penggunaan gadget, betapa pun sekarang banyak yang menawarkan fitur Parental Control pada gadget yang kita siapkan buat anak-anak, tetapi tetap tidak sama –sama sekali tidak sama—antara pembelajaran daring dengan pembelajaran secara langsung murid menghadap guru. Apalagi kalau berbicara barakah.⁣⁣

Begitu Anda adalah seorang pendidik, maka selama masa-masa BDR ini, yang paling perlu Anda pikirkan adalah bagaimana memberikan pendidikan dengan sebaik-baiknya. Bukan sekedar pengajaran. Pada saat yang sama, pembelajaran daring pun perlu dirancang agar mendatangkan sebesar-besar maslahat dan menekan madharat hingga sekecil-kecilnya. Jadi bukan hanya pada tersampaikannya materi dan efektivitas pembelajaran. Apalagi kalau ini pun tidak.⁣⁣

Bagi orangtua, jika mampu, sediakan PC —komputer rumah— untuk pembelajaran daring. Bukan laptop, bukan tablet, apalagi handphone. Jika tidak mampu, mengingat di masa pandemi kebutuhan kuota meningkat dan banyak yang mengalami penyusutan pendapatan, bisa meminjamkan laptop untuk kegiatan pembelajaran anak. Jika ini pun tidak memungkinkan karena laptop dipakai untuk bekerja dari rumah –work from home—maka anak dapat dipinjami HP untuk dipergunakan sesuai kebutuhan. Bukan sesuai keinginan.⁣⁣

Begini, semakin personal sebuah gadget maka semakin cenderung menjadikan seseorang senang melakukan interaksi maya yang lebih pribadi, memuaskan keinginan —bukan kebutuhan— untuk mengetahui isu personal dari orang yang ia kenal maupun tidak. Ini sekedar sebagian di antaranya saja. Sebaliknya sama-sama piranti online, PC yang penggunaannya dapat dilihat oleh siapa saja, selain memang tidak didesain untuk “dinikmati” secara personal, lebih mendukung untuk kegiatan belajar yang lebih serius. ⁣⁣

Lho, memang PC tidak bisa untuk berhibur? Sangat bisa. Anak masih bisa mengakses Youtube misalnya, yang dapat ia nikmati secara pasif, tetapi kurang personal. Apalagi jika penggunaan PC di tempat yang mudah diakses oleh anggota keluarga yang lain. Ini meminimalkan resiko kecanduan maupun potensi akses konten bermasalah yang memerlukan privasi untuk mengaksesnya.⁣⁣

Bagaimana jika anak ternyata harus memakai HP untuk pembelajaran daring? Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh sekolah:⁣⁣

•  Keluwesan dalam pembelajaran dan penuntasan tugas, tetapi bukan kehilangan target. Ini terutama berkait dengan kecukupan daya dukung sarana maupun non sarana dari orangtua terhadap anak dalam melakukan kegiatan pembelajaran.⁣⁣

•  Keluwesan itu diperlukan selain karena daya dukung sarana yang terbatas pada banyak orangtua, juga untuk meminimalkan ketegangan orangtua dalam mendampingi anak.⁣⁣

•  Pembelajaran daring hendaklah lebih bersifat sebagai sarana untuk komunikasi awal, koordinasi serta proses pengajaran interaktif dari guru kepada anak. Interaktif. Penggunaan gadget diminimalkan. Pendalaman materi semisal Latihan soal dilakukan secara offline; membaca buku fisik, mengerjakan soal di buku fisik pula. Jika ini tidak memungkinkan, semi interaktif, yakni setelah penyampaian materi, anak dapat mengajukan pertanyaan. Jika tidak bisa, barulah pengajaran benar-benar bersifat delivery –penyampaian materi ajar. Tetapi tetap bukan sepenuhnya digital.⁣⁣

•  Proses pendalaman secara konvensional tetap diperlukan untuk memastikan anak belajar. Bukan hanya memegang gadget mendengar penjelasan.⁣⁣

•  Bagaimana jika sekolah berpikir untuk sepenuhnya digital? Materi ajar sepenuhnya berbentuk e-book dan kegiatan lainnya juga sepenuhnya digital? Jika seperti ini, tidak perlu sekolah karena fungsinya sudah tidak ada. Kalau Cuma sekedar pemerolehan materi ajar dan latihan soal, cukup bermodal kuota dan pengetahuan mengenai apa yang perlu dipelajari. Itu pun dapat kita cari di dunia maya.⁣⁣

•  Asesmen tetap diperlukan.⁣

⁣⁣•  Bersama-sama orangtua, sekolah aktif melakukan pengendalian gadget dan pemantauan aktivitas, termasuk memantau sekiranya ada grup-grup WA maupun kanal media sosial antar anak. Ini penting untuk menghindarkan proses BDR (belajar dari rumah) dari faktor-faktor pengganggu yang mengalihkan (distracting factors).

Mohammad Fauzil Adhim, Penulis Buku-buku Parenting 

Powered by Blogger.
close