Adab dalam Mencari Guru/Lembaga Pendidikan


Oleh : Nurrahman, S.Ag.

Imam Abu Hanifah berkata : 

Aku mendengar seorang ahli hikmah dari samarkhand berkata : ada seorang pelajar yang meminta saranku terkait mencari ilmu, sementara ia telah berkeinginan untuk pergi ke Bukhara untuk mencari ilmu. Ahli hikmah itu berkata, “Bila engkau telah pergi ke Bukhara, maka jangan buru-buru mendatangi (majlis) para imam. Tinggallah selama 2 bulan sehingga engkau bisa menilai dan memilih guru. Sebab, bila engkau telah pergi kepada seorang ulama’ dan mulai belajar padanya, boleh jadi pengajarannya tidak menyenangkanmu lalu engkau meninggalkannya dan pergi kepada guru lain ; sehingga engkau tidak diberkahi dalam belajar. Maka, pikirkan selama 2 bulan untuk memilih guru dan musyawarahkanlah, sehingga engkau tidak meninggalkan dan berpaling darinya ; lalu engkau dapat bertahan di sisinya sehingga belajarmu diberkahi dan engkau mendapat banyak manfaat dan ilmumu.” (Adabul ‘Alim wal Muta’allim).

Persoalan lain yang juga harus diingat adalah tidak buru-buru pindah dari madrasah karena persoalan-persoalan sepele; terutama bagi pelajar pemula. Di antara pertanda kekurangseriusan dan kegagalan dalam belajar adalah suka pindah-pindah , baik pindah madrasah maupun ilmu yang dikaji, tanpa alasan yang jelas.  

 Syaikh Az Zarnuji berkata : 

“Abu Hanifah memilih Hammad bin Salamah (sebagai gurunya) setelah merenung dan mempertimbangkannya.” (Kaifa Tahfadzul Qur’an)

Ia (Abu Hanifah) juga berkata,” Aku terus belajar kepada Hammad bin sulaiman hingga aku makin berkembang.” (Ta’lim al Muta’allim).

Nurrahman, S.Pd.I., Mudir Ma'had Hidayatullah Magelang

Foto : Kampus Pesantren Hidayatullah Magelang

Powered by Blogger.
close