Orang-orang yang Tersembunyi

Oleh : Mohammad Fauzil Adhim

Bekal awal dakwah ialah kehendak sangat kuat untuk mengajak manusia kepada Allah ‘Azza wa Jalla, mencintai RasuliLlah ﷺ dan mengikuti apa yang telah digariskan oleh agama ini. Kerinduan terbesar seorang da’I seharusnya adalah, tumbuh cinta kepada agama. Bukan kepada dirinya. Membangkitkan kesadaran manusia bahwa mereka memiliki hajat yang sangat besar kepada agama. Bukan terhadap dirinya. Mendorong mereka untuk “ketagihan” belajar dengan sungguh-sungguh mengenai agama ini. Bukan “ketagihan” mendengarkan perkataannya, tetapi tidak mengambil ilmu darinya.⁣

Di antara tantangan besar seorang da’i ialah menghilangkan dari dirinya hubbusy syuhur (cinta popularitas) sehingga ia lebih sibuk menjadikan dirinya terkenal. Bukan bersibuk menggemakan syiar agama ini hingga menyelusup ke dalam hati sasaran dakwah kita. Sesungguhnya cinta popularitas itu induk segala keburukan.⁣
Di antara orang yang Allah ‘Azza wa Jalla cintai adalah mereka yang tersembunyi. Mereka bertaqwa, merasa cukup dengan pemberian Allah dan tidak dikenali oleh manusia, meskipun mereka sesungguhnya ahli kebaikan yang ‘amal shalihnya melebihi orang-orang lain. Nabi ﷺ bersabda:⁣
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ التَّقِيَّ الْغَنِيَّ الْخَفِيَّ⁣
“Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertakwa, berkecukupan, dan tersembunyi.” (HR. Muslim).⁣
Mengapa orang-orang yang tersembunyi itu istimewa? Manusia memiliki thabi’ah –bukan fithrah—senang dipuji; senang dianggap hebat. Dan manusia-manusia istimewa yang dicintai Allah Ta’ala itu lebih bersibuk menjadikan manusia memuji Allah ‘Azza wa Jalla. Bukan dirinya. Ia tidak berambisi tampil di hadapan manusia.⁣
Adakalanya mereka harus tampil, tetapi bukan karena sedang menaikkan popularitasnya. Ia sedang berusaha meninggikan syiar agama ini. Maka alangkah banyak di antara mereka yang justru menangis ketika dirinya masyhur, sementara mereka merasakan agama ini kurang hidup di dada manusia. Padahal orang lain melihat mereka justru sedang meraih puncak kenikmatan disebabkan kemasyhurannya.⁣
Sangat berbeda antara meninggikan syiar agama yang dengan itu mereka populer dengan yang mengejar popularitas menggunakan agama.⁣
Foto-foto karya Kang Budi Yuwono.
Mohammad Fauzil Adhim, Penulis Buku dan Motivator Keluarga
Powered by Blogger.
close