Do'a Idul Fitri : Agar Ucapan Selamat Bernilai Do’a⁣⁣


Oleh : Mohammad Fauzil Adhim, S.Psi.

Seperti biasa, setiap menjelang ‘idul fithri maupun beberapa hari sesudahnya, banyak sekali yang menyampaikan ucapan selamat (التَّهْنِئَةُ) melalui WA maupun perkataan secara langsung. Tidak sedikit pula yang hanya meneruskan pesan orang lain, lengkap dengan kesalahan informasi nama diri ataupun nama istri.⁣⁣
⁣⁣
Seperti biasa pula, tiap ‘idul fithri membanjir ucapan selamat yang tidak ada maknanya, tidak pula bernilai do’a, meskipun tidak jarang disambut dengan kata “aamiin”. Bertebaran ucapan selamat dari penggalan ucapan panjang yang bernilai do’a, entah bagaimana awalnya sehingga yang tersisa tinggal frase dan bukan kalimat utuh.⁣⁣
⁣⁣
Awalnya adalah:⁣⁣
⁣⁣
جَعَلَنَا اللَّهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ العَائِدِيْنَ وَالفَائِزِيْنَ وَالمَقْبُوْلِيْنَ كُلُّ عَامٍ وَاَنْتُمْ بِخَيْرٍ⁣⁣
⁣⁣
"Semoga Allah menjadikan kita semua tergolong orang-orang yang kembali, beruntung, dan diterima ibadahnya. Dan kalian senantiasa baik sepanjang tahun."⁣⁣
⁣⁣
Ini adalah ucapan selamat ‘Idul Fithri yang populer di Indonesia. Di masa kecil saya masih mendengarnya secara lengkap. Tetapi belakangan yang lebih terkenal adalah penggalannya, bukan dalam bentuk kalimat utuh, melainkan sekedar frasa minal ‘aaidin wal faaiziin (مِنَ العَائِدِيْنَ وَالفَائِزِيْنَ), lengkap dengan berbagai macam kesalahan penulisan, mulai dari minal aizin wal faizin, minal adzin wal faidin dan berbagai bentuk kesalahan lainnya sehingga semakin tak bermakna. Ketika pengucapannya masih benar saja tidak bernilai do’a. Hanya bernilai sebagai ucapan selamat, semata karena ucapan itu dikenal sebagai bentuk ucapan selamat. Adapun kalau dimaknai, malah jadi lucu. Ungkapan “مِنَ العَائِدِيْنَ وَالفَائِزِيْنَ” bermakna “dari orang-orang yang kembali (mudik) dan sukses”. Lha sekarang, mudik saja nggak bisa….⁣⁣
⁣⁣
Lalu, bagaimana ucapan yang baik? Ucapan yang tadi pun baik jika diucapkan secara utuh, yakni “ja'alanallohu wa iyyakum minal 'aaidin wal faaiziin wal maqbuulin kullu 'aamin wa antum bikhairin”. Ucapan selamat ini juga bernilai do’a. Adapun jika kita ingin memberikan tahniah sebagaimana yang dilakukan generasi sahabat radhiyaLlahu ‘anhum, maka kita dapat mengucapkan:⁣⁣
⁣⁣
تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ⁣⁣
⁣⁣
TaqabbalaLlahu minnaa wa minkum.⁣⁣
⁣⁣
“Semoga Allah Ta’ala menerima (‘amal dan ‘ibadah) kami dan kamu sekalian.”⁣⁣
⁣⁣
Mudah-mudahan tulisan sederhana ini bermanfaat. Semoga kita tidak lagi asal memberi ucapan selamat, tanpa makna dan bernilai do’a, meskipun orang menerimanya sebagai ucapan selamat. Jangan lupa do’akan saudara kita di Baitul Maqdis, Gaza dan Bumi Syam seluruhnya.

Mohammad Fauzil Adhim, S.Psi., Penulis Buku
Powered by Blogger.
close