Ekonomi Umat Islam, Lebaran, dan Baju Baru


Bagi sebagian orang, lebaran masih identik dengan baju baru, sepatu baru, sandal baru, sarung baru, dan semua serba baru. Dari jaman dahulu hingga kini, menjelang lebaran pusat-pusat perbelanjaan ramai dikunjungi oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga orang tua. Tentu tak lain dan tak bukan adalah membeli baju lebaran.

Tidak heran memang, lebaran atau Idul Fitri menjadi moment yang sangat ditunggu-tunggu bagi para produsen pakaian. Pundi-pundi rupiah mengalir dari bisnis pakaian ini. Bisa dibayangkan, jika 1 anak belanja baju baru senilai Rp 100.000,- jika dalam keluarga ada 4 , orang, maka kebutuhan keluarga untuk baju baru ini Rp 400.000,-. Nah bagaimana jika 1 RT ada 30 keluarga? Maka bisa mencapai Rp 12.000.000. Nah bagaimana jika 1 RW, 1 kelurahan, dan seterusnya. Itu semua jika belanja minimal Rp 100.000, tentu ada yang lebih dari itu dan mungkin hanya sebagian kecil yang kurang dari angka tersebut.

Perputaran ekonomi dalam urusan baju baru sangat fantastis nominalnya, nah jika umat Islam Indonesia bisa mengatur perputaran uang ini, misalnya dengan membeli ke produsen-produsen muslim, maka tentu ekonomi ini semakin kuat. Umat Islam bukan hanya sekedar menjadi konsumen atau pemakai produk-produk pakaian ini. Kalau sekedar menjadi pemakai, maka yang diuntungkan yang para cukong-cukong asing dan aseng yang bermodal gedhe.

Para pengusaha muslim harus berpikir besar, bagaimana memproduksi benang, memproduksi kain, membuat pabrik-pabrik pewarna kain, dan tentu memproduksi pakaian-pakaian jadi. Jika para pemodal muslim semua bergerak, maka sangat berpotensi ekonomi ummat Islam akan kembali jaya. Belanja di warung tetangga tidak sekedar menjadi slogan semata.

Nah, itu baru dari produksi pakaian. Tentu masih banyak hal-hal lain yang bisa diperbuat oleh para pemodal muslim di negeri ini, misalnya dalam hal makanan, minuman, produk-produk kecantikan, produk obat-obatan, produk rumah tangga semisal kebutuhan mandi dan cuci.

Bangkitlah wahai ummat Islam Indonesia.

TMT
Foto Republika
Powered by Blogger.
close