Hadiah Lebaran


Jika kita berlangganan berbelanja di sebuah warung, tentu si pemilik warung akan hafal wajah dan nama kita,bahkan mungkin tidak sekedar wajah dan nama, si pemilik warung lambat laun akan mengenal kebiasaan kita membeli barang apa saja di warungnya, bahkan jika sudah akrab bisa jadi akan tahu barang-barang yang tidak disukai. Lebih jauh lagi si pembeli dan pemilik warung bisa saling bersenda gurau ketika berjumpa.

Si pemilik warung tentu tidak akan pernah mengecewakan si pelanggan setia ini, dia akan melakukan berbagai cara agar si pelanggan tetap mau berbelanja di warungnya. Mulai dari mengajari seluruh karyawannya untuk tetap tersenyum, menyapa, bahkan menanyakan kabarnya, terus mendoakannya. Jika sudah tahu namanya, cobalah sesekali dengan menyebut namanya, misalnya, "Wah ada Mbak Ulfah, selamat berbelanja ya Mbak.", "Wah ada Mbak Inas, apa kabar Mbak Inas? Mau masak apa hari ini mbak?" Dan banyak lagi trik-trik sederhana yang biasa saja, tapi dampaknya luar biasa. Karena apa? Sekedar sapaan dari pemilik warung atau para penjaga warung ke palanggan, maka si pelanggan akan merasa nyaman belanja di warung tersebut. Bahkan ada yang rela menjadi marketing dengan bercerita ke teman, tetangga, dan lainnya. Tentu efeknya akan berbeda hasilnya, jika si pemilik warung tidak pernah menyapa, tidak peduli kepada para pelanggannya.

Nah, ketika lebaran tiba, maka si pemilik warung ini akan menghitung kebutuhan untuk menyediakan paket atau hadiah lebaran kepada para pelanggannya. Tidak terlalu mahal memang, misalnya mug/gelas, mangkok, handuk, jilbab, sarung, baju, celana, sabun cuci, sabun mandi, atau lainnya. Itu semua dilakukan untuk menyenangkan hati pelanggannya. "Eh ternyata kalau belanja di sini dapat ini, dapat itu." 

Tentu berbeda jika kita jarang berbelanja di warung tersebut. Si pemilik warung tidak akan pernah kenal siapa kita, nama kita, di mana tinggalnya, kesukaan kita apa, yang dibenci apa, dan banyak lainnya. Tidak akan mengenal. Maka wajar, jika si pemilik warung tidak menyediakan hadiah spesial saat lebaran tiba.

Pun demikian dengan TUHAN kita, jika hambaNYA tidak pernah singgah ke rumahNYA, jika hambaNYA lalai akan kewajibannya, jika hambaNYA tidak pernah menyebut namaNYA, maka sangat wajar 'HADIAH LEBARAN' tidak akan pernah diberikan kepadanya. Bagaimana mungkin akan memberikan hadiah lebaran, shalat ke masjid saja tidak pernah. Bagaimana mungkin akan diberi paket lebaran, bersedekah saja kagak penah, shalat-shalat sunah saja jarang dikerjakan, puasa-puasa sunahNYA sering diabaikan, anak-anak yatim dan fakir miskin tidak pernah diberi makan. Karena TUHAN kita tidak mengenal siapa kita. Nama kita tidak terkenal di langitNYA. 

Mungkin, nama kita terkenal karena memiliki jabatan yang tinggi di kantornya, wajah kita terlalu terbayang karen kerupawanan kita. Namun ingat, itu semua bukan jaminan kita diberi 'hadiah lebaran' olehNYA.

Maka, cintailah rumahNYA, kerjakanlah perintahNYA, jauhilah laranganNYA, insyaAllah Hadiah Lebaran akan selalu hadir di setiap kehidupan kita.

Wallahu a'lam bi showab

TMT


Powered by Blogger.
close