Karena Kita Harus Berpihak
Oleh : Mohammad Fauzil Adhim, S.Psi.
Ada yang bertanya, mengapa kita ikut-ikutan sibuk memikirkan penyerangan yang terjadi atas Masjidil Aqsha dan tempat-tempat lain di bumi Palestina? Kepada siapa saya berpihak? Apakah saya berpihak kepada Hamas ataukah peduli karena alasan kemanusiaan? Jawaban saya sederhana. Tidak. Saya tidak berpihak kepada segala yang disebutkan. Berkenaan dengan Baitul Maqdis, urusan saya adalah melalukan segenap upaya agar saya tidak menghadapi masalah di Yaumul Hisab –semoga Allah Ta’ala bebaskan saya dari hisab—karena mengabaikan apa yang terjadi di Baitul Maqdis dan sisi Baitul Maqdis, sedang petunjuk Nabi ﷺ sudah sangat jelas.
RasuluLlah ﷺ bersabda:
لاَ تَزَالُ طَاِئفَةٌ مِنْ أُمَّتِيْ عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِيْنَ لِعَدُوِّهِمْ قَاهِرِيْنَ لاَيَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ إِلاَّ مَا أَصَابَهُمْ مِنَ اْلأَوَاءِ حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ كَذَالِكَ قَالُوْا ياَ رَسُوْلَ اللهِ وَأَيْنَ هُمْ؟ قَالَ بَيْتُ الْمُقَدَّسِ وَأَكْنَافِ بَيْتِ الْمُقَدَّسِ
“Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku kelompok yang selalu menolong kebenaran atas musuh mereka. Orang-orang yang menyelisihi mereka tidak akan membuat mereka goyah kecuali orang yang tertimpa musibah al-awa` (cobaan) sampai datang kepada mereka ketetapan Allah (pertolongan Allah) dan mereka tetap (teguh) dalam keadaan demikian. Mereka bertanya, ‘Ya RasulaLlah, dimanakah mereka?’ Beliau menjawab, ‘Baitul Muqaddas dan sisi Baitul Muqaddas.’” (HR. Ahmad).
Saya mengawali dengan hadis ini karena menyebut secara khusus Baitul Maqdis dan sisi Baitul Maqdis sehingga tidak ada alamat lain kecuali mereka yang berjuang menolong kebenaran atas musuh mereka. Hadis ini menunjukkan kelompok –bukan orang per orang—yang menolong kebenaran dan mereka di Baitul Maqdis serta sisi Baitul Maqdis itu akan senantiasa ada, termasuk zaman ini di masa kita dapat melihat peristiwa dengan lebih mudah. Tidak ada satu pun perkataan dalam hadis tersebut yang mengecualikan zaman kita dari zaman yang lain. Tidak ada.
Maka pilihan kita hanya ada dua, yakni membenarkan perjuangan mereka atau menyelisihi mereka. Dan sekedar tidak menyelisihi mereka merupakan selemah-lemah sikap disebabkan sakitnya iman kita. Adapun jika kita memperhatikan hadis lain yang konteksnya lebih luas (dalam hal ini berkaitan dengan al-jama’ah), sebagaimana hadis dari Hudzaifah al-Yamani, maka kita hanya mempunyai tiga pilihan, yakni membenarkan perjuangan orang-orang yang sedang menolong kebenaran atas musuh mereka di Baitul Maqdis dan sisi Baitul Maqdis, menyelisihi mereka (خَالَفَهُمْ) atau yang lebih buruk lagi dari itu, yakni menghinakan memusuhi dan menjelek-jelekkan mereka (خَذَلَهُمْ). Sebagian ulama menyatakan bahwa maknanya bukan secara khusus Baitul Maqdis, melainkan kepada negeri Syam secara luas. Adapun Baitul Maqdis merupakan bagian dari negeri Syam yang kelak akan menyatu kembali.
RasuluLlah ﷺ bersabda:
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَذَلِكَ
“Akan senantiasa ada sekelompok orang di antara ummatku yang menang di atas kebenaran, tidaklah membahayakan mereka orang yang menghinakan (menyia-nyiakan) mereka hingga datang ketetapan Allah sementara mereka senantiasa berada dalam keadaan demikian.” (HR Muslim).
Mohammad Fauzil Adhim, S.Psi., Penulis Buku dan Motivator
Post a Comment