Apa Yang Perlu Disyukuri?


Oleh : Jamil Azzaini

Ada seorang peserta training saya, seorang manager, yang berkirim pesan via WhatsApp: “Kalau pak Jamil sich enak ngomong bersyukur, segalanya ada. Rumah, kendaraan, investasi, perusahaan semua punya. Tidak punya hutang. Rumah tangga juga harmonis, trainingnya juga laris. Lha kalau saya, rumah dan mobil belum lunas, masih bekerja sama orang, istri cerewet, apa yang perlu saya syukuri?”

Membaca pesan itu, segera saya jawab “saat ini posisi sedang dimana mas?” Sang pengirim pesan pun menjawab “Saya di kantor pak.”

Melalui WhatsApp, saya pun memberi tantangan kepada beliau: “Saat di kantor, beranikah Anda buka baju, buka celana sehingga tanpa sehelai kainpun di tubuh Anda?

Lelaki muda itu menjawab “saya masih waras pak, malu dong, itu aib pak, anak buah saya pasti malu pak, saya bisa langsung dipecat dari kantor, foto telanjang saya langsung beredar luas di social media. Membayangkan saja ngeri pak, apalagi melakukannya.”

Saya pun menjawab: “Mengapa itu tidak Anda syukuri? Masih bisa berbusana itu karunia besar mas.”

Bersyukur itu mudah, saat kita fokus kepada apa yang sudah kita miliki dan kita nikmati bukan fokus kepada sesuatu yang tidak kita punya. Mari lihat apa yang ada dalam diri dan kita nikmati serta kita jalani setiap hari. Di dalamnya, ada karunia yang sangat besar.

Misalnya, bernafas itu karunia yang luar biasa besar. Berhenti bernafas, kita mati. Apakah hal itu sudah kita syukuri?

Saat bernafas, kita menghirup udara rata-rata 11.000 liter. Di dalmnya ada oksigen 2.200 liter dan sekitar 8.700 liter dalam bentuk nitrogen. Harga oksigen di pasaran Rp 25.000 per liter dan harga nitrogen Rp 9.950 per liter.

Jadi, bila bernafas kita harus membayar, uang yang perlu kita keluarkan setiap hari adalah Rp 141.565.000 atau setara dengan Rp 4.246.950.000 setiap bulan. Kuat kita membayarnya? Bukankah hal itu sangat layak untuk disyukuri.

Anda bisa membaca tulisan ini pun layak disyukuri. Saya bisa menulis ini juga layak disyukuri, apalagi bila Anda membagikan tulisan ini, rasa syukur saya dan Anda semakin bertambah besar.

Jamil Azzaini, Penulis Buku dan Motivator

Sumber : www.jamilazzaini.com

Powered by Blogger.
close