Pak Guru Sembodo, Sang Mujahid Dakwah itu Telah Kembali

Pak Guru Sembodo, celana putih, foto diupload 28 Juni 2013

Oleh : Mahmud Thorif

Nama Beliau R. Bagus Priyosembodo, seorang Ustadz yang malang melintang mengajarkan tentang Al Islam ini kepada ummat di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya. Sebagian kami biasa memanggil Ustadz Sembodo ini dengan sebutan Pak Guru, karena Beliau adalah guru kami selama ini. Beliau telah mengajarkan kepada kami, tentang istikomah dalam berdakwah, yang tak pernah absent dalam memberikan kajian-kajian, bahkan kadang saya sendiri yang merasa malu, karena sering tidak hadir dalam majelis Beliau.

Beliau aktif menulis di Majalah Fahma, majalah pendidikan dan parenting yang dirintis oleh beberapa anak muda, Pak Saryo, Pak Makruf, Mas Ilyas, dan saya sendiri yang terbit sejak tahun 2005. Nama Pak Guru kami ukir dalam majalah mungil di susunan redaksi majalah ini, sebagai Redaktur Ahli. Tulisan-tulisan Beliau bisa Anda nikmati dalam label #KajianUtama (InsyaAllah secara spesifik akan saya berikan label #GuruSembodo sehingga mudah untuk mencari tulisan Beliau).

Diskusi-diskusi kecil yang kadang menghasilkan ide besar dan brilian kadang kami lakukan bersama Beliau. Kajian-kajian yang diselenggarakan menghadirkan Beliau selalu penuh dihadiri oleh jamaah yang haus akan ilmu, yang rindu akan nasihat.

Namun apakah dakwah Beliau selalu mulus? Tidak jendral! Tidak! Kajian Beliau pernah dibubarkan oleh orang-orang yang tidak senang. Apakah Beliau putus asa lalu berhenti menjadi mujahid dakwah? Tidak bro! Tidak! Beliau tetap melangkahkan kaki dengan gagah, terus malantangkan kalimat-kalimat tauhid nan penuh hikmah kepada jamaah. 

Pada hari Ahad, 8 Dzulhijjah 1442 H atau bertepatan dengan 18 Juli 2021 M, Pak Guru kami, Ustadz R. Bagus Priyosembodo meninggal dunia. Sebuah kabar yang membuat tulang ini menjadi lunglai, membuat mata ini sembab karena menahan air mata.

Berkelebat dalam pikiran saya kenangan-kenangan bersama Beliau. Asyik dan gamblangnya Beliau menjelaskan tafsir Al-Qur'an, menjelaskan tafsir Hadits, menjelaskan aqidah, dan menjelaskan tentang fiqih-fiqih kepada kami. 

Perjumpaan saya dengan Beliau adalah ketika diakhir-akhir pekan bulan Ramadhan 1442 H/2021 M di rumah Dr. Subhan Afifi, M.Si. saat menjelang berbuka puasa, dan berbuka puasa. Beliau tetap hadir di tengah kesibukan Beliau mengisi ceramah-ceramah di bulan Ramadhan kala itu.

Beliau hadir dan memberi motivasi kepada kami yang hadir pada waktu itu, ada Dosen  Psikologi UII, Bapak Irwan Nuryana Kurniawan, ada Pak Doktor Komunikasi UII, Bapak Subhan Afifi selaku tuan rumah, ada juga Dosen Desain Grafis, Bapak Budi CC Line, ada juga Mas Galih Setiawan, orang yang paling sangat berjasa di balik layar Majalah Fahma, ada juga Mas Kanjeng Ilyas, kepada Beliaulah urusan keuangan Majalah Fahma ini diberikan. Keputusan dari pertemuan kecil itu adalah terus berdakwah melalui tulisan di Majalah Fahma.

"Ternyata, kunci dari itu semua adalah ISTIQOMAH." Begitu ungkapan Beliau yang bisa saya tangkap ketika itu. Satu kata yang sangat berat dijalankan oleh diri saya sendiri.

Kini Beliau telah pergi meninggalkan kami, semoga Guru Sembodo ditempatkan di sorga bersama para syuhada, bersama orang-orang sholeh, bersama para nabi, bersama para thabiit dan thabiin. 

Selamat jalan wahai Guruku, selamat jalan wahai Mujahid Dakwah.

Santrimu yang kadang imannya tidak menentu, Mahmud Thorif

Powered by Blogger.
close