Menanamlah! Maka Kelak Engkau Memanen


Barang siapa menanam, maka kelak ia akan memanen. Begitulah kata-kata pujangga yang sering kita lihat, dengar, dan kita baca. 

Menanam itu membutuhkan energi, waktu, dan biaya. Tidak ada yang instan ketika menanam sesuatu. Butuh energi yang lebih ketika menanam. Dibutuhkan energi untuk menyiapkan dan mengolah lahan. Dibutuhkan waktu untuk merawat dan menjaga. Dibutuhkan biaya untuk tanaman yang berkualitas. Tidak ada yang instan ketika menanam hingga memanen.

Menanam itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Bisa jadi setiap pagi dan sore harus disirami agar tidak kering, setiap beberapa hari harus disiangi agar tanaman utama tidak kalah dengan rumput-rumput liar. Perlu juga tanaman harus disemprot, dipupuk, diberi obat agar hama tidak mendekat dan tanaman menjadi subur. Laiknya seorang anak yang harus dirawat setiap saat. Begitulah tanaman.

Menanam itu membutuhkan biaya. Dari sejak mengolah lahan yang bagus, mencari binih yang berkualitas, menanamnya, bahkan hingga memanen. Semua membutuhkan biaya. 

Ketika energi yang besar sudah keluar, waktu yang tidak sebentar telah dilewati, biaya yang tidak sedikit telah dikeluarkan, maka wajar saatnya menunggu waktu memanen. Ketika memanen, maka saat itu pula si penanam bisa menikmati hasil yang ia tanam. 

Menanam itu bisa berhasil memanen atau bahkan bisa gagal dalam memanen. Itu semua resiko bagi si penanam. Jangan terlalu bersukacita ketika hasil panen melimpah ruah. Jangan pula gundah gulana ketika gagal panen apalagi putus asa dan tidak kembali mau menanam kembali. Apa jadinya jika para petani tidak kembali menanam setelah gagal panen? Kan nggak lucu, petani tidak mau menanam gegara gagal panen. 

Memanen bagi seorang muslim tidak harus menikmati hasil dari apa yang ia tanam. Bisa jadi ketika menanam usianya sudah tua sehingga saatnya memanen ia sudah tiada lagi di dunia. Memang kenyataanya ia tidak bisa menikmati hasil yang ia tanam, namun sungguh, hakikatnya ia pun memanen hasil yang ditanam itu. Walau anak cucunya yang menikmati hasilnya, insyaAllah ada aliran pahala yang ia panen dari hasil tanamannya.

Menanamlah! Maka kelas engkau akan memanen hasilnya.

Wallahu A'lam bishawab

TMT

Powered by Blogger.
close