Manajemen Marah
Oleh : Ustadz Asih Subagya Salah satu hal yang berat bagi kebanyakan orang jika tidak dikatakan semua (kecuali sedikit) adalah menahan kemarahan apatah lagi menyembunyikan kemarahannya. Dengan siapapun, kapanpun, di manapun dan dalam situasi dan kondisi apapun juga. Jika hanya masalah sepele mungkin bisa. Namun memang banyak hal yang menyangkut kedirian, yang seringkali, mendorong dan memicu kita untuk marah. Bahkan tidak sedikit yang meluapkan dengan membabi-buta. Tanpa kontrol, nir-kendali. Ada memang, pribadi yang penyabar, yang dengan situasi dan kondisi apapun juga, dapat mengendalikan diri dengan baik. Sehingga, kita dapati sebagai sosok yang jauh dari sifat marah. Tetapi, juga kita jumpai seseorang yang menyikapi hal apapun juga, tidak ada bahasa dan respon yang dilakukan, selain dengan marah. Pelampiasan kemarahan, bisa berwujud verbal (baik dengan lisan/tulisan), dan bisa dilakukan secara langsung ataupun lewat media (termasuk medsos). Selain itu juga kemarahan yang berwujud fisik, dari memukul hingga membunuh (baik secara perorangan, hingga perang). Me-manage perasaan yang satu ini, tidak bisa jadi berubah begitu saja dan datang sekonyong-konyong. Membutuhkan belajar dan proses yang tidak mudah. Perlu waktu dan berbagai jenis "contoh soal". Artinya bisa dilakukan, bukan sesuatu yang mustahil. Meski ada marah yang diperbolehkan misal terkait: membela Rasulullah SAW, membela diri, kehormatan, harta, agama, hak-hak umum, menolong orang yang didzalimi, dlsb. Hal ini menjadi pengecualian. Dengan demikian, membuat orang lain merasa ridha, ini menjadi kunci terkait dengan menyembunyikan kemarahan itu. Teringat sabda Rasulullah,"Janganlah marah, bagimu syurga". Wallahu a'lam Ustadz Asih Subagya, Pengurus DPP Hidayatullah Foto : freepik.com
Post a Comment