Gunakan Akal Sehat Saat Menerima 'Teori Baru'


Oleh : Mohammad Fauzil Adhim

“Jangan berpikir sempit. Islam itu sangat menjunjung tinggi ilmu.” ⁣
Sepakat. Justru karena kita harus berpikir luas itulah maka kita jangan tergesa-gesa menerima setiap yang disebut teori sebagai ilmu. Kita harus menilai dengan cermat dan gagah. Tidak berpikir sempit bahwa setiap yang ada Bahasa Inggrisnya pasti ilmiah. ⁣
“Setiap yang ilmiah itu pasti sesuai dengan Islam.” ⁣
Itu betul. Tetapi tidak setiap yang disebut ilmu, sungguh-sungguh merupakan ilmu sebagaimana tidak setiap yang diklaim ilmiah itu benar-benar ilmiah. ⁣
“Islam itu agama yang menghargai akal; agama yang menyuruh ummatnya berpikir.” ⁣
Ini lebih top lagi. Karena itu kita harus menggunakan akal kita dengan sehat dan berpikir dengan cermat setiap kali ada yang didaku sebagai teori modern maupun yang disebut-sebut Islami. Sama-sama hijrah saja, tidak semuanya mendapatkan pahala. ⁣
Banyak lho “teori” (pakai tanda kurung karena belum tentu teori) yang disebut-sebut sebagai teori psikologi, padahal di psikologi tidak dikenal atau bahkan ditolak. Jadi, jangankan untuk disebut Islami, diterima sebagai teori pun belum tentu memenuhi kualifikasi. Itu sebabnya kita perlu menggunakan akal sehat kita saat menerima “teori baru”. ⁣

Mohammad Fauzil Adhim, Penulis Buku-buku Parenting
Powered by Blogger.
close