Luqman Si Orang Bijak


Ibnu ‘Abbas menyatakan Luqman adalah seorang tukang kayu dari Etiopia, ia adalah orang bijak dan ahli hikmah yang Namanya diabadikan dalam Al-Quran

Oleh : Haryono Madari

SALAH satu kisah yang ditulis dan diabadikan Al-Quran adalah kisah tentang Luqman Al Hakim. Luqman (لقمان/ Luqmaan) bahkan menjadi nama surat ke 31.Kata ‘Luqman’ dalam Al-Quran disebut dua kali, yaitu dalam surah Luqman ayat 12 dan 13. Surah Luqman merupakan surah ke-31 yang terdiri atas 34 ayat dan termasuk golongan Surah Makkiyah (diturunkan di Makkah).

Ia diturunkan sesudah surah Ash-Shoffat. Dinamai surah Luqman karena memuat nasihat Luqman kepada anaknya, yang tertuang pada ayat 13-19.

Dalam ilmu bahasa ‘Arab nama ‘Luqman’ setimbang dengan kata ‘Utsman’ atau ‘Umron’. 

Siapakah Luqman?

Al-Quran tidak mendeskripsikan dengan detail siapa Luqman. Al-Quran hanya bercerita tentang interaksi antara Luqman dengan anak-anaknya.

Interaksi itu menggambarkan kebijaksanaan Luqman dalam mendidik anak-anaknya.  Awal surat Luqman tertulis ٱلْكِتَٰبِ ٱلْحَكِيمِ/ Al-Kitaabil Hakiim.

Dan pada ayat 12 Allah menegaskan bahwa Luqman adalah orang yang Allah beri hikmah:  لُقْمَٰنَ ٱلْحِكْمَةَ/ Luqmaanal Hikmah. Dari situlah para ulama kemudian menjulukinya sebagai لقمان الحكيم/ Luqman Al Hakiim atau Luqman yang dianugerahi hikmah atau Luqman Si Orang Bijak. Hikmah artinya ilmu tentang hakikat dan kemampuan untuk melaksanakan yang terpuji.

Karena minimnya informasi yang di dapat dalam Al-Quran dan hadits Nabi para ulama klasik dan modern berbeda pendapat tentang sosok Luqman ini.  Sebagian ulama mengatakan nama lengkap Luqman adalah  لقمان بن ياعور/ Luqmaan Bin Yaa’uur.

Ibnu Katsir berpendapat bahwa nama panjang Luqman ialah Luqman bin Unaqo’ bin Sadun.  Ada juga yang menyebutnya Luqman bin Bawro.

Konon ia berasal dari Habasyah atau Ethiopia. Karena dalam salah satu hadits Nabi ﷺ pernah mengatakan bahwa Luqman berkulit hitam, pada saat itu di Makkah orang-orang kulit hitam berasal dari Habasyah.

Ibnu ‘Abbas menyatakan bahwa Luqman adalah seorang tukang kayu dari Etiopia.  Riwayat lain menyebutkan ia bertubuh pendek dan berhidung mancung dari Nubia dan ada yang berpendapat ia berasal dari Sudan.

Ada pula yang berpendapat Luqman adalah seorang hakim pada zaman nabi Dawud. Sebagian ulama berpendapat bahwa Luqman adalah seorang ahli hikmah/ orang yang bijaksana dari negeri Habasyah (Ethiopia).

Disebutlah bahwa nama lengkapnya adalah Luqman bin Bawro anak dari saudara perempuan Nabi Ayyub AS. Riwayat lain mengatakan ia anak dari bibi Nabi Ayyub AS, keturunan آزَرَ/ Aazar ayah Nabi Ibrohim AS, jadi ia adalah keturunan dari Bani Isroil.

Luqman dianugerahi umur yang panjang – menurut hikayat, sampai 1000 tahun- sehingga sempat menjumpai Nabi Dawud AS. Ada riwayat yang mengatakan ia adalah seorang hakim di kalangan Bani Isroil.

Al-Mas’uudii menyebutkan bahwa ia lahir pada sepuluh tahun pemerintahan Dawud, dan dia masih  tinggal di bumi. Menurut Ikrimah dan Asy-Sya’abi (keduanya ahli tafsir), Luqman termasuk salah seorang nabi yang diutus Allah ﷻ.

Pendapat ini dibantah oleh Ibnu ‘Abbas RA (sahabat Nabi ﷺ, w.68 H) yang menegaskan bahwa Luqman bukanlah nabi bukan pula raja. Melainkan seorang penggembala kulit hitam yang kemudian dianugerahi Allah ﷻ dengan ilmu hikmah. Namanya diabadikan dalam Al-Quran.

Pendapat Ibnu ‘Abbas ini didukung oleh jumhur ulama yang sepakat bahwa Luqman bukan nabi tetapi “Si Orang Bijak” atau ahli hikmah.  Tentang hikmah yang dianugerahkan kepada Luqman, Imam Ath-Athobari (w 310H/ 923 M) dalam tafsirnya Jami’ Al Bayan Fii Tafsir Al-Quran mengisahkan antara lain:

Pada suatu ketika Luqman diperintahkan menyembelih seekor kambing. Lalu ia diminta mengeluarkan bagian  mana yang paling baik dari kambing tubuh tersebut.

Tanpa berfikir panjang ia segera mengambil hati dan lidah kambing itu. Kemudian dalam kesempatan berikutnya ia diminta memotong seekor kambing. Setelah itu kepadanya diperintahkan menunjukkan bagian mana yang paling buruk. Dengan spontan ia mengeluarkan hati dan lidah kambing tersebut.

Tentang kedua pilihannya itu ia menjelaskan bahwa dalam diri makhluk, terutama manusia, ada dua bagian yang paling menentukan. Yaitu hati dan lidahnya. Kalau keduanya baik berarti baik pula manusianya. Demikian pula sebaliknya.

Sabda Rasulullah ﷺ:

وقال رسول الله: «إن لقمان كان عبداً كثير التفكر، حسن الظن، كثير الصمت، أحب الله فأحبه الله، فمن عليه بالحكمة

Rosulullah ﷺ bersabda: “Luqman adalah seorang hamba yang banyak berpikir, bijaksana dan banyak diam. Dia mencintai Allah dan Allah mencintainya. Dan ada padanya al hikmah.”

Penggambaran fisik Luqman Al-Hakim

Dalam Tafsir al-Kasysyaaf (karya Az Zamakhsyari, w. 538 H/144 M) dijelaskan Luqman adalah seorang laki-laki berkulit sangat hitam. Pada masa Nabi ﷺ banyak bangsa kulit hitam yang memeluk agama Islam lalu orang-orang Arab melecehkan mereka.

Nabi ﷺ tidak senang dengan sikap orang-orang Arab tersebut lalu beliu bersabda: “Jadikanlah orang-orang kulit hitam itu sebagai pemimpin, karena kelak tiga dari orang kulit hitam akan menjadi pemimpin ahli surga. Mereka adalah Luqman Al Hakim, Mahja’ (budak ‘Umar Bin Khoththob) dan Bilal Bin Robah.” (HR: Ibnu ‘Abbas).

Disamping kulitnya yang sangat hitam dalam kitab tafsir itu juga digambarkan bahwa Luqman mempunyai muka yang amat buruk dengan dua bibir yang sangat tebal. Tetapi dibalik keburukan wajahnya tersimpan hati yang amat tulus dan akhlak yang sangat mulia.

Dari bibirnya yang tebal senantiasa meluncur untaian kalimat penuh makna. Ia tidak banyak berbicara. Ketika hal itu ditanyakan, ia menjawab bahwa diam itu hikmah. Tetapi tidak semua orang dapat melakukannya.

Al-Quran mengungkapkan Luqman dalam 2 konteks: Pertama, Luqman sebagai orang yang dikaruniai hikmah lalu bersyukur kepada Allah atas karunianya itu. Hal itu termaktub dalam surat Luqman ayat 12.

 وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا لُقْمَٰنَ ٱلْحِكْمَةَ أَنِ ٱشْكُرْ لِلَّهِ ۚ وَمَن يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ حَمِيدٌ

“Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur kepada Allah, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang tidak bersyukur maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS: Surat Luqman: 12).

Para ulama tafsir menjelaskan bahwa ayat ini mengingatkan manusia akan perlunya mensyukuri nikmat Allah, karena kebanyakan manusia lupa bersyukur jika diberi nikmat. Padahal dalam kontek tersebut dijelaskan bahwa jika manusia bersyukur atas rahmat Allah, manfaat dari kesyukurannya itu akan terpulang kepada dirinya.

Sebaliknya jika manusia tidak bersyukur, akibatnya pun terpulang pada dirinya. Sebab Allah maha kaya dan maha terpuji tidak membutuhkann puji syukur manusia.

Kedua, dalam konteks seorang ayah yang memberikan pelajaran dan pendidikan agama serta budi pekerti kepada anaknya.

Nama anaknya yang diberi nasihat itu An’am atau Asykam. Para ulama menafsirkannya sebagai isyarat dari Allah supaya setiap ayah dan ibu melaksanakan hal yang sama terhadap anak-anak mereka sebagaimana dilakukan terhadap Luqman.

Isi nasihat Luqman kepada anak-anaknya antara lain:

1. Larangan mempersekutukan Allah, karena perbuatan ini merupakan perbuatan paling besar yang tidak akan mendapat ampunan dari Allah.

Nasihat ini termaktub dalam QS Luqman ayat 13:

وَإِذْ قَالَ لُقْمَٰنُ لِٱبْنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُۥ يَٰبُنَىَّ لَا تُشْرِكْ بِٱللَّهِ ۖ إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS: Luqman: 13)

2. Perintah beramal solih karena setiap amal akan mendapat balasan dari Allah sampai kepada amal yang sekecil-kecilnya.

يَٰبُنَىَّ إِنَّهَآ إِن تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ فَتَكُن فِى صَخْرَةٍ أَوْ فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ أَوْ فِى ٱلْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا ٱللَّهُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ

“Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (QS: Luqman :  16)

3. Perintah mendirikan sholat, berbuat  kebajikan dan bersabar.

Nasihat ini terangkum dalam ayat 17.

ييَٰبُنَىَّ أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ وَأْمُرْ بِٱلْمَعْرُوفِ وَٱنْهَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَٱصْبِرْ عَلَىٰ مَآ أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ ٱلْأُمُورِ

“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”

4. Larangan bersikap sombong dan angkuh

وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى ٱلْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS: Luqman ayat 18).

5. Perintah untuk bersikap sederhana, seperti tertuang dalam ayat 19

وَٱقْصِدْ فِى مَشْيِكَ وَٱغْضُضْ مِن صَوْتِكَ ۚ إِنَّ أَنكَرَ ٱلْأَصْوَٰتِ لَصَوْتُ ٱلْحَمِيرِ

“Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”

Menjadi Kholifah

Khilafah diumumkan sebelum masa Rasulul Dawud dan dikatakan kepada Luqman:

“Wahai Luqman, bisakah Allah menjadikanmu seorang kholifah yang mengadili antara manusia dengan kebenaran?  Luqman berkata: Jika Robbku, Yang Maha Perkasa dan Maha Agung, memaksaku, aku akan menerima, karena aku tahu bahwa jika aku melakukan itu, Dia akan membantuku, mengajariku dan melindungiku. Dan jika Robbku meridhoiku, aku menerima kesehatan dan tidak meminta musibah.

Para malaikat berkata: Wahai Lukman, mengapa?  Dia berkata: Karena penguasa berada di rumah yang paling kuat dan paling tercela, dia ditutupi oleh ketidakadilan dari mana-mana. Dia akan dikecewakan atau ditolong, dan jika dia memukul, dia harus diselamatkan, dan jika dia salah, dia akan sesat dalam perjalanan ke surga.

Barang siapa yang dipermalukan di dunia ini lebih baik daripada terhormat dan tersesat, dan siapa pun yang memilih dunia ini daripada akhirat akan kehilangan dunia ini dan tidak akan mencapai raja akhirat.  Para malaikat tercengang dengan penalarannya yang baik, jadi dia tertidur dan menutupi dirinya dengan kebijaksanaan, jadi dia memperhatikan dan membicarakannya.” (Haryono Madari, dari berbagai sumber)

Rep: Admin Hidcom
Sumber : www.hidayatullah.com

Powered by Blogger.
close