Tentang Law of Attraction


Oleh : Mohammad Fauzil Adhim

Apakah ada Law of Attraction Islami atau Qur’ani? Tidak. Sama sekali tidak ada. Kalau uthak-athik gathuk dengan cocoklogi sehingga seolah-olah Islami, semenjak dulu ada. Itu sebabnya ada ilmu hadis agar orang tidak gegabah menganggap setiap perkataan yang dinisbahkan kepada Nabi shallaLlahu ‘alaihi wa sallam adalah hadis. Melalui ilmu ini kita dapat mengetahui mana hadis mana bukan. ⁣
Andaikata Law of Attraction itu nyata diterima dalam Islam, maka tentulah Abu Jahal yang mendaku dirinya sebagai Al-‘Aziz Al-Karim akan benar-benar menjadi sosok yang perkasa sekaligus mulia. Ia mendaku, ia meyakini dan ia memperjuangkan pengakuan itu. Kelak Allah Ta’ala akan mengolok-olok dia dengan julukan yang sekarang banyak dipakai oleh para trainer tersebut. ⁣
Allah Ta’ala berfirman: ⁣
Ø°ُÙ‚ْ Ø¥ِÙ†َّÙƒَ Ø£َنتَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْÙƒَرِيمُ⁣
“Rasakanlah, sesungguhnya kamu orang yang perkasa lagi mulia.” (QS. Ad-Dukhan, 44: 49). ⁣
Abu Jahal yang mendaku sebagai Sang Perkasa Mulia itu mati dalam keadaan hina tak berdaya pada Perang Badar. ⁣
Kadang ketika berdo’a, terselip perasaan “mungkinkah akan terwujud” atau merasa tak pantas memohon terhadap apa yang kita pinta. Ini bukan kita tidak yakin kepada Allah. Bukan. Bukan tak yakin Allah ‘Azza wa Jalla Maha Kuasa atas segala sesuatu. Sama sekali bukan. Bahkan kita mendapati perkataan itu terucap dari lisan orang-orang yang sangat mulia. Allah Ta’ala mengabadikannya dalam Al-Qur’anul Karim. ⁣
Ù‚َالَ رَبِّ اَÙ†ّٰÙ‰ ÙŠَÙƒُÙˆْÙ†ُ Ù„ِÙŠْ غُÙ„ٰÙ…ٌ ÙˆَّÙƒَانَتِ امْرَاَتِÙŠْ عَاقِرًا ÙˆَّÙ‚َدْ بَÙ„َغْتُ Ù…ِÙ†َ الْÙƒِبَرِ عِتِÙŠًّا ⁣
⁣ ⁣
Dia (Zakaria) berkata, “Wahai Tuhanku, bagaimana (mungkin) aku akan mempunyai anak, sedangkan istriku seorang yang mandul dan sungguh aku sudah mencapai usia yang sangat tua?” (QS. Maryam, 19: 08).

Mohammad Fauzil Adhim, Penulis Buku-buku Parenting
Powered by Blogger.
close