Adab Sebelum Ilmu


Sering kita jumpai ada anak-anak yang pinter namun sangat disayangkan adab nya rendah, mungkin ini masih mending jika dibandingkan ada anak yang bodoh namun juga adabnya rendah. Kalau pinginnya sih orang tua/guru ingin anaknya pinter namun adabnya bagus. Wis nek ngene iki topbgt.


Tidak bisa dipungkiri, memang ada, bisa jadi yo akeh, bocah-bocah kayak di atas, pinter ora nduwe adab, bodoh adabe yo kurang, tapi yo mungkin akeh juga bocah pinter adabnya bagus atau juga bocah bodoh adabnya apik. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua dan pendidik agar adab yang baik selalu bisa dibawa oleh anak-anak kita, oleh anak didik kita.

Adab sebelum ilmu ini harus ditanamkan kepada anak-anak sejak dini. Ketika salah meminta maaf, ketika butuh bantuan minta tolong, menyayangi yang lebih muda, menghormati yang lebih tua, mengucapkan salam ketika bertemu orang, tampil bersih, rapi, wangi, sopan, hormat, dan taat kepada ortu dan guru, dan masih banyak sekali adab-adab yang harus ditanamkan kepada anak-anak. 

Harapannya apa ketika menanamkan adab kepada anak-anak kita sejak dini? Harapannya kelak, ketika dewasa, ketika mereka menjadi pemimpin, atau menjadi apa saja adab-adab ini dibawa oleh mereka. Bukan sebaliknya, ketika jadi pejabat perilaku nya bejad, jadi dokter ahklaknya rusak, jadi polisi adabnya nyungsep, dan sebagainya. Itu harapan kita.

Tanamkan adab sebanyak mungkin kepada anak-anak didik kita. Mungkin saat ini mereka belum bisa merasakan manfaat nya, tapi yakinlah kelak mereka akan bisa merasakan manfaat dari apa yang disampaikan oleh guru mereka.

Maka tidak heran, di SDIT Hidayatullah Yogyakarta, murid baru kelas 1 ada kelas karakter yang dilaksanakan selama 3 bulan pertama. Harapannya 3 bulan yang ditanamkan kepada anak-anak kita, akan menopang perilaku mereka 5, 10, 20, 40 tahun ke depan. 

Anak-anak kelas 1 SD di Hidayatullah ini diajarkan bagaimana berwudhu dengan benar, shalat dengan benar, cebok dengan benar.

Mereka juga diajari bagaimana ketika masuk masjid, masuk kelas, masuk kamar mandi, masuk rumah. Bagaimana ketika bertemu guru, bertemu orang tua, bertemu teman sebaya, bertemu teman yang lebih tua. Bagaimana mereka berperilaku kepada buku dan kepada sumber ilmu. Bagaimana mereka mengelola uang jajan dari orang tua. Dan masih banyak lagi.


Tentu selama 3 bulan perilaku dan adab ini bisa diulang-ulang, bukan hanya diberikan sekali, dua kali, tiga kali, tapi diberikan berkali-kali sehingga harapannya menjadi karakter bagi peserta didik. Perilaku yang diajarkan mendarah daging dalam jiwa-jiwa mereka.

Nah selepas 3 bulan itulah baru diajarkan kepada anak-anak ini ilmu pengetahuan. Harapannya anak-anak sudah siap menerima ilmu yang disampaikan oleh guru-guru mereka.

Adab sebelum ilmu, inilah sebuah upaya besar yang diterapkan di SDIT Hidayatullah Yogyakarta.

Wallahu a'lam bishawab

#TMT
Foto by Anik Maendra, Murid SDIT Hidayatullah Yogyakarta di Perpustakaan 


Powered by Blogger.
close