Hakikat Pernikahan Barokah
“Ustadz, saya sudah menikah selama lebih dari lima tahun, tetapi istri saya tidak dapat memberi keturunan kepada saya. Apa yang sebaiknya saya lakukan?”
“Apa yang Anda dapatkan dari pernikahan Anda? Ada perbedaan nggak kehidupan Anda sebelum dan sesudah menikah?”
“Perbedaan yang paling Anda rasakan, apa? Sejak menikah, apa perbedaan yang paling berharga menurut Anda?”
“Alhamdulillah, sejak menikah saya lebih memiliki semangat kepada agama. Yang sebelumnya sangat kurang belajar agama, sejak nikah jadi senang belajar agama.”
“Itu sudah lebih dari cukup. Jika pernikahan menjadi sebab hidayah fil Islam, hidayah untuk lebih benar, lebih sungguh-sungguh, lebih lurus kepada agama ini, maka itulah pertanda pernikahan yang penuh barakah. Ia lebih berharga dibandingkan dunia seisinya.”
“Tetapi dia tidak dapat memberi keturunan??!”
“Salah satu istri RasuluLlah ﷺ yang dari beliau kita mendapatkan sangat banyak pelajaran, seorang perempuan yang sangat cerdas dan Rasulullah ﷺ sangat mencintai adalah Ibunda ‘Aisyah radhiyaLlahu ‘anha. Dan tidak ada keturunan RasuluLlah ﷺ yang lahir dari beliau.”
“Apa tidak boleh saya mengharapkan keturunan?”
“Sangat boleh dan kita banyak belajar dari sejarah, orang-orang yang sangat dimuliakan oleh Allah ‘Azza wa Jalla banyak yang harus melalui masa penantian sangat panjang, setiap hari mereka bermunajat kepada Allah mengharapkan keturunan yang shalih, sampai akhirnya Allah Ta’ala karuniakan keturunan yang penuh kebaikan. Nabi Ibrahim dan Nabi Zakariya contohnya. Berpuluh tahun masa penantiannya sebelum memperoleh keturunan.”
Mohammad Fauzil Adhim, Penulis Buku-buku Parenting dan Pernikahan
Mohammad Fauzil Adhim, Penulis Buku-buku Parenting dan Pernikahan
Post a Comment