[Khutbah Jumat] Keutamaan Sikap Jujur dalam Islam


Islam mengajarkan
keutamaan akhlak shidiq (jujur), salah satu sifat terpuji, dan akhkal Baginda Nabi

Oleh: Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil

Khutbah Jumat pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

Kaum Muslimin, jamaah shalat Jumat yang berbahagia

Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani yang kita kenal sebagai salah satu wali Allah lengkap dengan kedalaman ilmu dan keindahan akhlaknya, pernah mengalami sebuah peristiwa. Sebuah kejadian perampokan pernah menimpanya beserta rombongannya.

Saat itu Abdul Qadir hendak pergi ke Baghdad, negeri seribu satu malam, guna menuntut ilmu-ilmu agama. Ia berangkat dari kota Makkah. Di tengah perjalanan, gerombolan perampok menghadang dan menguras harta perbekalan milik rombongan.

Abdul Qadir tidak luput dari aksi begal ini. Dia ditanya apa yang ia miliki. Dengan jujur, ia menjawab bahwa dirinya membawa uang sebanyak 40 Dinar yang ditaruh di bawah ketiaknya.

Karena belum percaya, si perampok membawanya kepada pimpinan mereka. Di saat itu, ia ditanya sekali lagi, “Apa yang kamu miliki?” Jawaban Abdul Qadir sama. Mendengar jawaban yang apa adanya, si pemimpin perampok bertanya, “Apa yang membuatmu berkata jujur?”

Abdul Qadir menjelaskan, “Sebelum berangkat ibuku berpesan kepadaku untuk bersikap jujur. Pesan ibuku ini selalu terngiang dan terasa dekat denganku. Dan aku tidak berani mengkhianatinya.”

Mendengar jawaban Abdul Qadir, pemimpin perampok tiba-tiba menyobek bajunya dan berteriak keras, “Kamu takut mengkhianati ibumu. Sementara selama ini aku tidak takut mengkhianati Allah. Sekarang aku bertobat kepada Allah lewat dirimu dan kamu adalah pimpinan kami dalam bertobat.”

Setelah itu, pimpinan perampok memerintahkan anak buahnya untuk mengembalikan hasil rampokan kepada rombongan Abdul Qadir.

Kisah Syaikh Abdul Qadir Al Jailani ini memberi pesan yang sangat jelas bahwa kejujuran, meski sepintas membahayakan, namun sesungguhnya membawa kepada keselamatan dan kebahagiaan. Sebaliknya, kebohongan meski sepintas tampak bermanfaat, namun justru mendatangkan kecelakaan dan kesengsaraan.

Ma’asyiral Muslimin, jamaah shalat Jumat

Kisah beliau membuktikan bahwa kejujuran tidak hanya menjadi jalan keselamatan bagi diri beliau dan rombongannya, tapi bahkan menjadi jalan tobat serta insafnya para perampok. Oleh karena itu, pantas jika di balik sikap jujur ada penghargaan.

Mari kita simak keutamaan akhlak shidiq (jujur) yang merupakan salah satu sifat yang sangat terpuji, guna merangsang diri kita untuk selalu memilikinya dalam berbagai situasi. 

Pertama, memperoleh ketenangan jiwa. Kejujuran itu menentramkan. Ketentraman jiwa akan menjadikan hidup kita penuh kebahagiaan. Inilah dambaan setiap insan.

Adapun dusta merusak ketenangan jiwa sehingga membuat diri merasa gelisah dan resah. Rasul ﷺ bersabda :

الْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي صَدْرِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ

“Dosa adalah sesuatu yang mengganjal dalam hatimu dan kamu tidak suka jika orang lain mengetahuinya.” (HR. Muslim)

Kedua, memperoleh keberkahan hidup. Kiat memperoleh keberkahan adalah berlaku benar dan jujur.

Dengan keberkahan, sesuatu yang nilainya kecil akan memiliki manfaat yang besar bagi banyak orang. Umur yang pendek atau waktu yang singkat dalam kehidupan, jika ada berkah di dalamnya, maka akan memberi manfaat kebaikan yang banyak. Rasul ﷺ bersabda :

اَلْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا، فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِي بَيْعِهِمَا، وَإِنْ كَذَبَا وَكَتَمَا مُحِقَ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا

“Penjual dan pembeli masing-masing memiliki hak pilih (khiyar) selama keduanya belum berpisah. Bila keduanya berlaku jujur dan saling terus terang, maka keduanya akan memperoleh keberkahan dalam transaksi tersebut. Sebaliknya, bila keduanya berlaku dusta dan saling menutup-nutupi, niscaya akan hilanglah keberkahan pada transaksi mereka berdua.” (HR. Bukhari-Muslim)

Ketiga, memperoleh keselamatan. Hakikat keselamatan adalah segala sesuatu yang mampu mengantarkan kita meraih surga Allah.

Salah satu usaha yang wajib kita tunaikan adalah bersikap jujur meski terkadang sikap ini tidak disukai oleh sekelompok pendusta bahkan berusaha mencelakakan diri kita. Namun, kejujuran tetap akan menjadi jalan keselamatan di dunia sampai akhirat. Rasul ﷺ bersabda :

عَلَـيْكُمْ بِـالصِّدْقِ، فَاِنــَّهُ مَعَ اْلبِرِّ وَ هُمَا فِى اْلجَنَّةِ. وَ اِيـَّاكُمْ وَ اْلكَذِبَ، فَاِنــَّهُ مَعَ اْلفُجُوْرِ وَ هُمَا فِى النـَّارِ. ابن حبان فى صحيحه

“Wajib atasmu berlaku jujur, karena jujur itu bersama kebaikan, dan keduanya di surga. Dan jauhkanlah dirimu dari dusta, karena dusta itu bersama kedurhakaan, dan keduanya di neraka.” (HR. Ibnu Hibban)

Keempat, tercatat sebagai ahli kebenaran. Kita akan bersama orang-orang yang benar jika kita menjalankan prinsip kebenaran dalam kehidupan. Rasul ﷺ bersabda :

عَلَـيْكُمْ بِـالصِّدْقِ فَاِنَّ الصِّدْقَ يَـهْدِى اِلىَ اْلبِرِّ وَ اْلبِرُّ يَـهْدِي اِلىَ اْلجَنَّةِ، وَ مَا يَزَالُ الـرَّجُلُ يَصْدُقُ وَ يَـتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْـتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيـْقًا

“Wajib atasmu berlaku jujur, karena kejujuran itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga. Seseorang yang selalu jujur dan memilih kejujuran akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur.” (HR. Bukhari)

Jemaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah

Kelima, terhindar dari kemunafikan. Salah satu ciri munafik adalah berdusta. Tentu tidak ada dari kita yang ingin digolongkan dalam kelompok semacam ini.

Jika kita bersikap jujur, Insya Allah, kita akan terhindar dari kemunafikan atau dikelompokkan bersama mereka. Rasul ﷺ bersabda :

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

“Tanda orang munafik ada tiga: apabila berkata ia berbohong, apabila berjanji ia mengingkari, dan bila dipercaya ia khianat.” (HR. Bukhari)

Demikianlah khutbah Jumat pada kesempatan yang indah ini. Mari kita hiasi diri kita dengan sifat mulia salah satunya jujur.

Dengan kejujuran kita akan jauh dari kehancuran dan kebinasaan. Sedangkan dusta akan menyebabkan kita kehilangan berkah, keselamatan, dan ketentraman.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah Jumat kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ :

فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ وَمَا بَطَنْ، وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.

وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ،

اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ وَالجُنُونِ والجُذَامِ وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا, اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى والتُّقَى والعَفَافَ والغِنَى، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Khutbah Jumat ini dipublikasikan hidayatullah.com. Arsip lain khutbah Jumat bisa diklik DI SINI

Rep: Admin Hidcom

Powered by Blogger.
close