Mengantri vs Matematika

Oleh Akhid Nur Setiawan 

Pernahkah Anda merasa jengkel karena antrian Anda diserobot oleh orang lain? Kenapa di suatu perempatan yang sudah ada lampu pengatur lalu lintasnya masih sering terjadi kemacetan dan kesemrawutan? Padahal dulu sebelum ada lampu itu kita sudah terbiasa menggunakan jalan dengan tradisi saling mempersilakan.

Sekarang coba bayangkan bagaimana rasanya berada di suatu tempat dimana orang-orang sangat tertib mengantri tanpa perlu diperintah atau ditakut-takuti oleh aparat berseragam. Bahkan dalam kondisi sangat ingin buang air pun mereka tidak pernah mau mengetuk pintu toilet yang ada di hadapannya. Tentu budaya-budaya seperti itu tidak terbentuk begitu saja dalam satu malam.

Seorang guru di Australia pernah berkata, “Kami tidak terlalu khawatir anak-anak sekolah dasar kami tidak pandai Matematika”. Kami jauh lebih khawatir jika mereka tidak pandai mengantri.”
Kenapa begitu? Karena kita hanya perlu melatih anak 3 bulan saja secara intensif untuk bisa Matematika, sementara kita perlu melatih anak hingga 12 tahun atau lebih untuk bisa mengantri dan selalu ingat pelajaran di balik proses mengantri, katanya.

Lama proses belajar di sekolah dasar memakan waktu enam tahun. Sangat sayang jika waktu selama itu dilalui anak tanpa perhatian khusus untuk melatih keterampilan mengantri.

"Kalau ingin mencari sekolah dasar yang mau mengajari anak mengantri sekaligus tak kalah tekun mengajarkan Matematika, apakah ada, Mas?"

"InsyaAllah ada."

"Di Sleman?"
"Iya."

"Biaya masuknya mahal tidak?"

"Coba dicek langsung saja di daftar.sdithidayatullah.net."

"Sebentar… Oh, SD IT Hidayatullah Sleman ya?"
"Iya."

"Di sini ditulis kalau biayanya ada potongan dua juta selama Gelombang Indent sampai akhir bulan November 2022. Sepertinya menarik ini!"

"Iya. Datang langsung saja ke Jalan Palagan Tentara Pelajar km 14,5 di Balong Donoharjo Ngaglik Sleman. Sekolahnya di dalam Pondok Pesantren Hidayatullah. Lingkungan sekitarnya masih sawah-sawah, sejuk."

"Wah, cocok ini, gas!"

Penulis : Akhid Nur Setiawan, Pendidik di SDIT Hidayatullah Yogyakarta
Powered by Blogger.
close