Pemuka Hindu di Karnataka Ditangkap karena Memperkosa Pelajar di Bawah Umur


Polisi di negara bagian Karnataka, India selatan, menangkap seorang pemimpin agama Hindu yang berpengaruh karena diduga memperkosa dua pelajar putri di bawah umur.

Shivamurthy Murugha Sharanaru dari komunitas Lingayat, sebuah sekte Hindu yang dominan di negara bagian itu, dituduh menyerang gadis-gadis belia di seminarinya.

Dia ditangkap pada Kamis malam (1/9/2022), enam hari setelah laporan polisi perihal kebejatannya memicu protes di negara bagian tersebut.

Sharanaru membantah tuduhan itu dan menyebutnya sebagai konspirasi.

Dia dihadirkan di pengadilan pada pukul 02:45 waktu India pada hari Jumat dan diserahkan berstatus sebagai tahanan pengadilan selama 14 hari, jurnalis BBC Hindi di Bangalore.

Pemuka agama Hindu berusia 64 tahun itu dijerat dengan undang-undang perlindungan anak dari serangan seksual. Polisi juga menggunakan undang-undang kekejaman terhadap suku tertentu dan kasta tertentu, setelah diketahui bahwa salah satu korbannya adalah Dalit, kelompok kasta terbawah di India.

Lingayatas, yang merupakan kasta tengah, mencakup 17% populasi Karnataka. Mereka sangat berpengaruh dan mendominasi politik di negara bagian itu – sebagian besar menteri utama adalah anggota komunitas ini.

Negara bagian itu memiliki sekitar 2.000 mutt (biara) komunitas Lingayat yang kuat, yang juga menjalankan perguruan tinggi profesional.

Sharanaru mengepalai Murugha Mutt di kota Chitradurga. Lembaga itu menjalankan lebih dari 150 lembaga spiritual dan pendidikan di seluruh negara bagian Karnataka.

Rohaniwan Hindu itu ditetapkan menjadi tersangka pada 26 Agustus setelah dua anak perempuan – keduanya murid di seminari (biara) itu – mendatangi sebuah kantor LSM di kota Mysore dan melaporkan bahwa Sharanaru telah mencabuli mereka selama bertahun-tahun. Dalam pengaduannya kedua gadis belia itu mengatakan Sharanaru akan memanggil mereka ke kamarnya lalu memperkosa mereka.

Tuduhan itu mengundang protes dan kemarahan warga di Chitradurga dan beberapa distrik lain. Para demonstran menyeru agar pemuka agama Hindu itu segera ditangkap.

Namun, masih ada yang membela tokoh Hindu itu, salah satunya adalah bekas menteri kepala BS Yediyurappa yang mengatakan tuduhan tersebut palsu.

“Penyelidikan akan mengungkapkan bahwa dia tidak bersalah. Penyelidikan juga akan mengungkapkan orang-orang yang terlibat dalam menjebak peramal itu,” kata Yediyurappa kepada wartawan, menyebut predikat Sharanaru yang dipercaya sebagai seorang pandita sakti peramal masa depan.*

Rep dan Editor : Ama Farah & Dija
Sumber : www.hidayatullah.com

Powered by Blogger.
close