Sejarah
Oleh : Tere Liye
Kau kenal idak samo pahlawan di gambar ini?
Namonya Sultan Mahmud Badaruddin II. Sultan Palembang. Naik tahta tahun 1804, waktu umurnyo 37 tahun.
Sultan kito ini bukan sultan-sultanan. Oi, cacam, dio ini sultan betulan. Kayo rayo, gudangnya penuh samo emas, duit, betumpuk-tumpuk. Tapi lebih dari itu, sultan kito ini bukan kaleng2. Dio berani melawan penjajah.
Melawan Belando, melawan Inggris. Jarang nian dulu pahlawan yg melawan 2 negara penjajah sekaligus. Sultan kito ini 2 lawannya. Perang berkali2. Kito jaman ini tiap hari sibuk selfie. Sultan kito ini jaman dulu, sibuk perang lawan penjajah.
Tahun 1811, Thomas Stamford Raffles membujuk Sultan kito ini untuk melawan Belanda. Karno perjanjiannya menguntungkan, Sultan kito yg awalnya menolak, akhirnya setuju. Tapi apo yg terjadi? Namonyo juga penjajah. Saat Sultan kito menyerang Belanda, itu Inggris cuci tangan, bilang itu salah Sultan.
Dan Raffles mengirim armada perang. Kacau nian si Raffles ini, bunga bangkai bae dio klaim sebagai penemunya, apolagi soal tanah yg kayo rayo sama hasil alam. Sultan kito terdesak, habis perang lawan Belanda, eh ini Inggris malah berkhianat.
Sultan kito kalah, berhuluan sungai Musi. Inggris menunjuk boneka sebagai sultan baru di Palembang. Tapi Sultan kito idak mundur, terus berjuang, setahun kemudian, setelah gagal menghabisi Sultan, giliran Inggris yg terdesak. 1813, Sultan balik Palembang, berkuasa lagi.
Tahun 1814, Inggris menyerahkan lagi semua daerah jajahan ke Belanda. Dan Sultan kito kembali melawan Belanda. Hinggo tahun 1821, hinggo Sultan diasingkan, bukan main, perang meletus berkali2 melawan Belanda. Oi, panjang sejarahnyo ini. Biso jadi 10 novel kalau dituliskan.
Kau tahu idak sejarah ini?
Oh baiklah. Kau lebih suka membahas Ratu Inggris yang dimakamkan hari ini, lantas bilang, kau telah jadi bagian sejarah.
Lantaklah, sejarah bangsa sendiri kau lupo, sejarah wong lain kau sibuk bahas2.
*Tere Liye, penulis novel JANJI, TENTANG KAMU, RINDU, 3 novel ini isinya sejarah.
Post a Comment