Aktivis Muhammadiyah Puji Sikap PBNU soal ‘Rekomendasi Wahabi’


Dikutip dari Hidayatullah.com—Pendiri Al-Fahmu Institute Fahmi Salim, MA memuji keputusan PBNU yang telah membatalkan (menganulir) hasil rekomendasi Lembaga Dakwah NU (LDNU) yang meminta pemerintah melarang wahabi.

“Alhamdulillah.. Subhanallah..Laa ilaaha illa Allah.. Allahu Akbar. Makasih Gus Ipul, Pak Sekjen PBNU @gusipul_id,” tulis Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah di akun Instagram @ufsofficial.

Fahmi Salim juga memuji sikap Sekjen PBNU Saifullah Yusuf, yang disebut moderat, terbuka, mengedepankan dialog dan ukhuwah Islamiyah. “Semoga rilis (PBNU) ini bikin adem, sejuk dan tentrem buat semua pihak,” tulisnya.

Di sisi lain, pria yang pernah aktif di Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) dan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Kairo mengingatkan para dai untuk menggunakan metode yang baik dalam berdakwah. Di antaranya bersikap santun dan menjaga lisan kepada kelompok yang berbeda, hatta, hal itu disebutnya mendakwahkan tauhid.

“Sekali lagi, tak bosan-bosan, saya ingatkan kepada elemen umat yang bersemangat dakwah tauhid dan dakwah sunnah agar lebih bijak dan santun baik kepada kaum nahdiyin maupun golongan dakwah lainnya, jangan lancang dan tajam lisannya menyerang sesama umat Islam,” ujarnya.

Pria yang sedang menyelesaikan doktoral di Mesir ini bahkan mengingatkan beberapa pihak yang mudah memberi cap buruk kepada Muslim lain, bahkan dengan tidak sopan menyebut peserta Aksi Bela Islam dengan tuduhan khawarij dan“kumpulan kebun binatang.”

“Kita masih ingat beberapa waktu silam mereka dimanfaatkan untuk memonsterisasi gerakan amar makruf nahi munkar di Indonesia sebagai khawarij dan kumpulan kebun binatang.”

Bagaimanapun, ia tetap yakin ukhuwah di tubuh umat, sambil mengoreksi kekurangan masing-masing kelompok. “Saya yakin dan optimis mayoritas umat inginkan persatuan ummat Islam dan koreksi sikap masing kelompok dalam berdakwah di internal muslim,” tulisnya.

Seperti diketahui, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengeluarkan instruksi khusus terkait pedoman penyampaian informasi publik kepada seluruh lembaga, badan otonom di bawah PBNU. Pedoman ini dikeluarkan karena dinilai telah kontraproduktif dan menimbulkan beragam tafsir di tengah masyarakat. Instruksi ini dikeluarkan PBNU menyusul hasil rekomendasi Lembaga Dakwah NU (LDNU) yang meminta pemerintah melarang wahabi, melarang kegiatan anak muda HijrahFest.

“Rilis LDNU kontra produktif dan tidak pernah dikonsultasikan dengan PBNU khususnya kepada Rais Aam dan Ketua Umum. Masalah sepenting ini mereka tidak konsultasi dan tidak memberitahukan,” kata Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf dikutip Republika, Selasa (01/10/2022).

Dalam instruksi bernomor 225/PB.03/A.I.03.41/99/10/2022 yang ditandatangani Ketua Umum KH Yahya Cholil Staquf dan Sekjen Saifullah Yusuf, PBNU meminta jamaahnya tidak memberikan pernyataan yang bersifat strategis lebih-lebih urusan agama sebelum mendapatkan persetujuan Rais Aam dan Ketua Umum PBNU.

“Dalam rangka menciptakan kemaslahatan masyarakat, kemajuan bangsa, dan ketinggian harkat dan martabat kemanusiaan, serta menjaga kondisi yang kondusif di tengah-tengah kehidupan sosial kemasyarakatan, Pengurus Besar Nahdhatul Ulama dengan ini menyampaikan pedoman penyampaian infomasi publik di lingkungan Nahdhatul Ulama, “ tulisnya.

“Guna terwujudnya Khairu Umma (umat terbaik), PBNU juga meminta setiap hasil pemusyawaratan dan/atau keputusan rapat dilaporkan terlebih dahulu kepada PBNU sebelum disampaikan kepada masyarakat luas, dengan memperhatikan dinamikan sosial di masyarakat,” demikian rilis PBNU.*

Rep: Ahmad, Editor: Insan Kamil

Powered by Blogger.
close