Cinta Yang Semakin Menggelora


Ada seorang manajer yang curhat kepada saya tentang kehidupan rumah tangganya. Ia juga bercerita tentang perlakuan istri kepada dirinya. Dan setelah bercerita panjang lebar, ia bertanya kepada saya : “Pak Jamil, dengan cerita saya tadi,  menurut bapak, istri saya cinta tidak kepada saya?”

Saya pun tersenyum dan menjawab “saya tidak tahu mas, saya tidak ahli membaca isi hati orang hanya dengan mendengarkan cerita.” Saya kemudian mengajukan pertanyaan kepada sang manajer “Menurut Anda, apa definisi cinta?” Lelaki berusia sekitar 40 tahun itu terdiam dan kemudian bertanya balik “kalau menurut pak Jamil apa definisi cinta.”

“Lho koq malah nanya balik” ucap saya. Kemudian saya melanjutkan, “saya sudah mencari banyak definisi dan pengertian cinta, saya paling cocok dengan definisi yang disampaikan oleh Abu Yazid Al Busthami. Ia menyampaikan: Cinta itu melepaskan apa yang dimiliki kepada kekasih – meskipun ia besar. Dan menganggap besar apa yang diperoleh dari kekasih – meskipun itu sedikit.”

Saya pun kemudian mengajukan pertanyaan susulan: “apa saja yang sudah diberikan istri Anda kepada Anda? Karena itu rahasia Anda, saya tidak mau mendengarnya. Silakan Anda tulis.” Setelah ia menulis dan beberapa kali menghela nafas panjang, saya mengajukan pertanyaan lagi “hal-hal positif atau kebaikan apa saja yang sudah Anda terima dari istri Anda?” 

Sambil menulis jawaban pertanyaan dari saya, sang manajer beberapa kali mengambil tisu, menghapus air mata yang mengalir di pipinya. Ia pun kemudian berkata “Pak Jamil, ternyata istri saya sangat mencintai saya, ia sangat baik, ia sangat perhatian. Saya saja yang kurang bersyukur, saya terlalu banyak menuntut.”

Kesempatan ini langsung saya manfaatkan untuk meminta komitmen dari sang manajer “hal besar apa yang akan Anda berikan atau lepaskan kepada istri Anda?” Setelah ia menjelaskan tiga hal besar yang akan diberikan kepada istrinya, saya pun mengajukan pertanyaan “kapan mau dilakukan.” Setelah itu kami ngobrol santai.

Sebelum sang manajer pulang, saya mengajukan pertanyaan “Apakah Anda juga ingin semakin mencintai dan dicintai oleh Allah SWT?”  Manajer itu menganggukkan kepala sembari berkata “tentu pak Jamil”  Saya pun kemudian menyampaikan “kalau begitu sebelum pulang, tolong sampaikan kepada saya “apa saja kebaikan dan nikmat yang sudah Anda terima dari Allah SWT?”

Menjawab pertanyaan saya, Lelaki beranak dua ini mengucapkan satu per satu kenikmatan dan kebaikan yang ia sudah peroleh. Ia mengucapkannya sambil terbata-bata dan berlinang air mata. Saya pun terkadang ikut meneteskan iar mata mendengar jawaban yang di luar dugaan saya.

Akhirnya, saya pun menutup pertemuan itu dengan mengajukan pertanyaan “hal terbaik apa yang ingin Anda persembahkan kepada Sang Maha Kekasih sebagai bukti bahwa Anda memang benar-benar mencintai-Nya. Jawaban pertanyaan ini tidak perlu Anda sampaikan kepada saya, tetapi sampaikan kepada-Nya dan buktikan dengan aksi nyata.”

Anda ingin mencoba seperti apa yang dilakukan oleh sang manajer?

Salam SuksesMulia

Jamil Azzaini, Penulis Buku dan Motivator SuksesMulia
Sumber www.jamilazzaini.com

Powered by Blogger.
close