Tiga Modal Sukses Setelah Pandemi


Oleh : Jamil Azzaini

Pandemi melahirkan banyak pelajaran. Ada yang sebelumnya hebat, kini hidupnya melarat bahkan dikejar-kejar aparat. Ada yang sebelum pandemi namanya tidak terlalu dikenal, namun setelah pandemi semakin populer dan ide-idenya viral bahkan menjadi rujukan banyak orang. Sahabat saya Indrawan Nugroho termasuk kelompok yang ini. Video beliau seputar inovasi dan bisnis beredar luas di youtube.  Selain itu, ada juga orang yang hidupnya adem – ayem seolah tidak terjadi perubahan apapun. Hidupnya mengandalkan bunga deposito peninggalan orang tua dan para leluhurnya.

Kini dunia terus berubah, banyak hal yang berbeda dibandingkan sebelum terjadinya pandemi. Apabila cara dan gaya hidup Anda masih sama seperti sebelum pandemi, bersiaplah untuk hilang dari peredaran. Ibarat sepakbola, Anda bisa terdegradasi dari liga utama ke liga biasa bahkan namanya bisa dicoret karena tidak memenuhi kriteria untuk berkompetisi di liga apappun.

Dari pengamatan dan pengalaman saya, berdiskusi dengan banyak ahli serta membaca berbagai literatur, saya menyimpulkan, ada tiga modal sukses agar kita semua bisa semakin sukses, semakin bersinar dan semakin eksis setelah pandemi. Apa itu?

Pertama, Berupaya Selalu Berada dalam Positive Vibes. Kita semua tahu bahwa serigala berkumpul dengan serigala. Kambing berkumpul dengan kambing. Bebek berkumpul dengan bebek. Begitu pula dalam kehidupan, sesuatu yang positif akan berkumpul dengan yang positif dan sesuatu yang negatif akan berkumpul dengan yang negatif. Maka pastikan kita berada alam lingkaran positive vibes.

Apa saja yang perlu positif, ada tiga yaitu? Positive feeling, positive thinking dan positive action. Ketiga positif ini akan menjadi magnet yang menarik hal-hal positif lain yang ada di muka bumi. Feeling yang positif akan mendorong lahirnya pikiran yang positif. Sementara pikiran yang positif menjadi pemicu lahirnya action yang positif. Action positif yang diulang-ulang atau terjadi repetition akan menjadi kebiasaan. Dan saya yakin, sebagian besar Anda sudah tahu bahwa kebiasaan yang diulang-ulang itu akan membentuk karaker kita dan karakter inilah yang mempengaruhi nasib kita.

Pesan dari orang bijak yang sering kita dengar “Allah swt, Tuhan Yang Maha Esa itu sesuai dengan prasangka hamba-Nya. Maka pastikan prasangka kita prasangka yang positif karena itulah yang akan terjadi dalam hidup kita.” Apabila ada orang yang berprasangka buruk, misalnya bahwa hidupnya semakin susah maka itulah yang akan terjadi dalam hidupnya. Ia hidupnya semakin susah. Ingat, perasaan kita mengundang hal-hal yang sama di sekitar kita. Apabila perasaan kita positif maka yang datang kepada kita adalah hal-hal yang positif.

Begitu pula dengan pikiran. You can, if you think you can. Kalimat sakti yang pernah menjadi judul buku legendaris karangan Norman Vincent Peale. Dan hal ini dipertegas oleh Rhonda Byrne dalam buku The Secret yang menyatakan “Rahasia besar kehidupan adalah hukum tarik menarik. Hukum tarik menarik mengatakan bahwa kemiripan menarik kemiripan. Ketika Anda membayangkan pikiran-pikiran, maka pikiran-pikiran itu dikirim ke Semesta, dan secara magnetis pikiran akan menarik semua hal yang serupa, dan lalu dikembalikan pada sumbernya, yakni Anda.”

Hal ini dipertegas dengan The Law Of Projection (LOP). Ibarat orang yang sedang melakukan presentasi, di tempat itu setidaknya ada tiga hal utama; ada layar, ada lcd dan laptop. Gambar di layar berubah saat gambar di laptop berubah. Nah, menurut LOP, gambar di layar itu kehidupan nyata sementara gambar di laptop adalah pikiran kita. Maknanya adalah apa yang kita pikirkan itu akan terjadi dalam kehidupan nyata. Maka pastikan bahwa sesuatu yang kita pikirkan adalah sesuatu yang baik, sesuatu yang positif. Sepakat?

Lantas apa pentingnya positive action? Ternyata kontribusi terbesar perubahan adalah saat kita mau action. Action yang didasari oleh positif feeling dan positif thinking akan menghasilkan perubahan yang besar. Selain itu, saat kita melakukan positive action, hormon dopamine di dalam tubuh kita akan aktif berproduksi. Dan Anda tahu, hormon dopamine adalah hormon yang melahirkan kebahagiaan.

Hal kedua yang menjadi modal utama untuk sukses adalah learning spirit. Dunia berubah begitu cepat, apabila Anda tidak ikut berubah maka Anda akan punah. Ilmu atau keahlian yang dulu sangat dibutuhkan, boleh jadi saat ini sudah tidak relevan lagi. Jadilah orang yang relevan dengan memiliki semangat belajar terus menerus tiada henti. Cepat beradaptasi dengan terus berupaya bisa menjadi manusia yang terus dibutuhkan oleh banyak pihak, manusia yang relevan.

Kita perlu menenggelamkan diri untuk terus belajar melalui berbagai cara. Bisa melalui training atau workshop, memperkaya wawasan dengan membaca buku, menonton video, mendengarkan audio, diskusi dengan orang-orang yang expert, melakukan studi banding dan tentu melatih ilmu dan keahlian yang dibutuhkan oleh masyarakat luas. Dengan kata lain, selalu belajar ilmu dan keahlian baru tiada henti. Di dalam bekerja pun kita tidak lagi menganggap sedang bekerja tetapi sedang belajar. Istilah bijaknya from working to learning. Saat Anda bekerja, bukan lagi semata bekerja tetapi sedang terus belajar.

Salah satu ilmu yang perlu kita perdalam setelah pandemi adalah mental health, (kesehatan mental), digital, design thinking dan communication skill baik secara offline maupun online. Dan tentu ilmu dan keahlian lain yang sejalan dengan pekerjaan atau profesi Anda. Meski mungkin melelahkan, kita wajib mempelajarinya agar tetap menjadi orang yang relevan, dibutuhkan oleh banyak orang dan perusahaan. Namun, tidak semua hal harus dipelajari. Kita perlu memilih dan memilah ilmu dan keahlian yang selaras dengan visi hidup kita, passion kita dan profesi yang kita jalani.

Boleh saya tahu, ilmu dan keahlian apa yang Anda berkomitmen untuk pelajari hingga Anda benar-benar ahli? Apakah ilmu dan keahlian itu membuat Anda menjadi semakin relevan atau dibutuhkan? Silahkan direnungkan.

Nah, modal terakhir yang wajib dimiliki agar kita semakin eksis setelah pandemi adalah terkoneksi atau terhubung. Terhubung dengan siapa? Terhubung dengan diri sendiri, terhubung dengan sesama dan terhubung dengan Sang Maha Kuasa.

Banyak orang yang terlalu sibuk, ia ibarat robot berwajah manusia. Ia terjebak dengan rutinitas, kerja sekedar memenuhi job description dan KPI semata. Tidak ada makna yang didapat, tidak ada hikmah yang dipetik dan tidak ada legacy yang dipersembahkan melalui pekerjaannya, orang-orang semacam inilah yang termasuk dalam kelompok tidak terhubung dengan dirinya. Ia mudah burn out, mudah stress, mudah baper dan mudah mengalami depresi. Saatnya Anda jeda, berhenti sejenak, memaknai setiap pekerjaan Anda.

Keterhubungan kita dengan sesama membuat kita semakin sehat mental, saling belajar, saling memahami dan saling memberikan support sehingga berpeluang besar memunculkan sinergi dan kolaborasi baru yang menghasilkan sesuatu yang jauh lebih besar. Koneksi dan silaturahmi itu pembuka datangnya rezeki dan energi. Meski ada pembatasan interaksi secara online, kita wajib menjaga keterhubungan kita dengan berbagai pihak, khususnya yang berhubungan dengan tercapainya visi kehidupan kita.

Sedangkan keterhubungan kita dengan Sang Pencipta, Allah swt membuat kita semakin percaya diri, mempunyai pegangan dan juga meyakinkan kita bahwa kita tidak perlu ragu menghadapi berbagai tantangan. Mengapa? Karena kita punya yang Maha Besar sehingga halangan dan rintangan menjadi tampak lebih kecil di mata kita. Kita wajib yakin bahwa Sang Maha Besar akan selalu menolong, menemani dan memberi petunjuk kepada kita dalam menghadapi perubahan apapun yang terjadi. Kita perlu selalu terhubung dengan yang menguasai kehidupan kita, Allah swt.

So, pastikan Anda selalu berada dalam positive vibes, memiliki learning spirit dan selalu terkoneksi dengan diri, sesama dan Sang Maha Pencipta maka memiliki modal yang sangat besar untuk semakin Sukses di saat ini dan saat yang akan datang. Percayalah.

Tetaplah menjadi pemimpin yang benar-benar memimpin dengan memiliki tiga modal utama untuk semakin sukses.

Jamil Azzaini, Motivator Sukses Mulia dan Penulis Buku
Sumber www.jamilazzaini.com

Powered by Blogger.
close