Menjadi Magnet Hati


Banyak orang ingin bisa memikat hati orang lain dengan berbagai cara. Ada yang melalui penampilan, perbuatan, sikap. Bahkan banyak teori yang dilahirkan tentang teknik-teknik memikat hati bahkan sampai ke alam ghaib pun dijalani dengan motto “cinta ditolak dukun bertindak”.

Hal ini karena sedemikian besar bila hati telah direnggut, maka apapun akan diberikan. Betapa banyak rakyat Indonesia menetapkan pilihannya kepada seorang pemimpin negerinya karena hatinya telah dipikat. Berapa banyak pasien yang fanatik pada dokter yang memeriksanya hanya karena hatinya memutuskan, “Ini dokter terbaikku.”

Berapa banyak pemimpin-pemimpin besar membuat keputusan mengubah cita rasa sebuah negara hanya karena hatinya terobrak abrik oleh kata-kata seseorang yang memikat hatinya. Berapa banyak pejuang-pejuang perang militan yang rela mati karena hatinya tertambat pada sang pemimpin yang dicintainya.

Yah, berbicara dengan hati. Itulah dasar dari semua kejadian besar yang bisa mengulik hati. Berbicara dengan hati itu sederhana, hanya ada 2 cara. Yang pertama, carilah hal-hal yang bisa membuat seseorang tergerak hatinya dan yang kedua ungkapkan hal-hal tersebut dengan bicara.

Beranilah untuk berbicara, jangan disimpan dihati. Sampaikanlah dengan tutur kata yang berurutan agar tak terjadi miss communication. Bicaralah yang lembut, berirama, penuh makna.

Berlatihlah. Mulai dengan orang-orang terdekat. Misalnya ketika melihat anak kita berbuat negatif, ingatlah, untuk mengulik hatinya, gunakan 2 cara tersebut diatas. Aplikasikan cara ini ya.

Pertama, carilah hal-hal yang bila diungkapkan bisa menggerakkan hatinya. Kedua, sampaikanlah tidak serta merta melainkan dipikirkan dulu cara menyampaikannya, yaitu berani, sistematis dan berpengaruh. Insya allah anak akan menyerahkan hatinya kepada kita. Boleh juga ini diaplikasikan pada pasangan hidup kita. Lalu mulai lebih luas kepada orang-orang disekitar kita.

Tak banyak orang menyadari dan menggali 2 hal tersebut. Marilah kita mencoba. Marilah kita latih diri kita.

Sumber www.jamilazzaini.com

Powered by Blogger.
close