10 Karakter Kader Dakwah Pilihan


Ciri seorang kader dakwah pilihan adalah kuat ruhaninya dan fikirnya,  intelektualitas jalan, badanya sehat, sebagaimana Nabi Ibrahim mengalahkan argumen Raja Namrud

Dikutip dari Hidayatullah.com | ADA ungkapan yang mengatakan “Yang tak memilik takkan bisa memberi”.  Bagi seorang kader dakwah ungkapan itu menggambarkan perlunya bentuk karakter yang memungkinkan menjadi salah satu motor penggerak dakawah atau kader dakwah pilihan.

Ini pula yang akan membedakannya dengan orang kebanyakan. Agar ia selalu bisa ‘memberi’  di tengah kekacauan umat. Inilah 10 karakter kader dakwah pilihan.

Pertamasalimul aqidah (akidahnya bersih)

Akidah adalah asas dari amal. Amal-amal yang baik dan dinidhai Allah lahir dari akidah yang bersih. Dari sini akan lahir pribadi- pribadi yang memiliki jiwa merdeka, keberanian yang tinggi dan ketenangan.

Sebab, tak ada ikatan dunia yang mampu memebelenggunya, kecuali ikatan kepada Allah swt. Seorang kader dakwah yang baik dan kader dakwah pilihan, ia akan selalu menjaga kemumian akidahnya dengan memperhatikan amalan-amalan yang bisa mencederai keimanan dan mendatangkan kemusyrikan.

Sebaliknya, selalau berusaha melakukan amalan-amalan yang senatiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada

Allah swt.

Duashahihul ibadah (ibadahnya benar)

Ibadah, wajib dan sunnah, merupakan sarana komunikasi seorang hamba dengan Allah swt. Kedekatan seorang hamba ditentukan oleh intensitas ibadahnya. Inilah sifat kader dakwah pilihan.

Ibadah menjadi salah satu pintu masuk kemenangan dakwah. Sebab, ibadah yang dilakukan dengan ihsan akan mendatangkan kecintaan Allah swt. Dan kecintaan Allah akan mendatangkan pertolongan.

Tigamatinul khuluq (akhlaknya tegar)

Seorang kader dakwah pilihan harus beriltizam dengan akhlak Islam. Sekaligus memberikan gambaran yang benar dan menjadi qudwah (teladan) dalam berperilaku.

Kesalahan khulugiyah pada seorang kader dakwah akan berdampak terhadap keberhasilan dakwah.

Empatqadirul’alal kasb (kemampuan berpeng hasilan)

Kita mengenal prinsip dakwah yang berbunyi shunduquna juyubuna (sumber keuangan kita dari kantong kita sendiri). Yang berarti setiap kader harus menyadari bahwa dakwah membutuhkan pengorbanan harta.

Oleh karena itu setiap kader dakwah pilihan harus sernantiasa bekerja dan berpeng hasilan dengan cara yang halal. Tidak menjadikan dakwah sebagai sumber kehidupan.

Limamutsaqaful fikr (pikirannya intelek)

Intelektualitas seorang kader dakwah menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan dakwah.  Sejarah para nabi juga memperlihatkan hal ini.

Kita melihat bagaimana ketinggian intelektualitas nahi lbrahim, dengan bimbingan wahyu, mampu mematahkan argunmentasi Raja Namrud.  Begitu pula kecerdasan Rasul dalam mengemban amanah dakwahnya, sehingga eliau digelari fathonah (orang  yang cerdas).

Enamqawiyul jism (fisiknya kuat)

Beban dakwah yang diemban para kader dakwah sangat berat. Kekuatan ruhiyah dan fikriyah saja tidak cukup untuk mengemban amanah itu.

Ia harus ditopang oleh kekuatan fisik yang prima. Sejumlah keterangan al-Qur’an dan hadits menjelaskan betapa pentingnya aspek in.

Tujuh,  mujahidu linafsihi (bersungguh-sungguh)

Bersungguh-sungguh adalah salah satu ciri orang mukmin. Tak ada keberhasilan yang diperoleh tanpa kesungguhan.

Kesadaran bahwa kehidupan manusia di dunia ini sangat singkat dan kehidupan abadi adalah kehidupan akhirat, akan melahirkan kesungguhan dalam menjalani kehidupan.

Delapanmunazham fi syu’unihi (teratur dalam semua urusannya)

Seorang kader dakwah pilihan akan menghadani berbagai persoalan umat yang rumit dan kompleks. Oleh karenanya seorang kader dakwah pilihan harus mampu membangun keteraturan dalam kehidupan pribadi dan keluarganya.

Sembilan,  haritsun ‘ala waqtihi (efisien menjaga waktu)

Untuk menggambarkan betapa pentingnya waktu, ada pepatah mengatakan alwaqtu kas syaif (Waktu itu ibarat pedang).  Bila tak mampu dimanfaatkan maka pedang waktu akan menebas leher kita sendiri.

Seorang kader dakwah pilihan harus mempu seefektif mungkin memanfaatkan waktu yang terus bergerak.  Bagi kader dakwah tak boleh ada yang terbuang percuma.

Sepuluhnafi’un lighairihi (berguna bagi orang lain)

Baginda Rasul ï·º menggambarkan kehidupan seorang mukmin itu orang lain mukmin itu seperti lebah yang akan memberi manfaat  pada lingkungan sekitarnya. Kader dakwah akan memberi manfaat karena setiap ucapan dan tindakan akan menjadi teladan bagi sekitarnya.*/saksi

Powered by Blogger.
close