Inilah 2 Virus Berbahaya Ditularkan oleh Setan dan Iblis


Oleh : Ust. M. Alimin Mukhtar

Al-QUR’AN
 berulangkali menegaskan bahwa Setan dan Iblis adalah musuh manusia yang sangat nyata. Mereka tidak henti-hentinya mencari jalan untuk mencelakakan manusia. Ada sangat banyak ayat seperti ini, misalnya Qs. Al-Baqarah: 208:

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.”

Namun anehnya, banyak orang yang justru berteman akrab dengan Setan dan Iblis, dan dengan “sukarela” ditulari virus-virusnya. Diantara virus paling berbahaya yang mereka tularkan adalah keputusasaan dan menjauh dari kebenaran. Keduanya merupakan sumber penyakit kemanusiaan yang akut, induk setiap dosa dan kedurjanaan di muka bumi.

Sebenarnya, Iblis dan Setan adalah jin. Al-Qur’an berkata: “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain Aku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah Iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Kahfi: 50). Sedangkan Setan, menurut al-Hafizh Ibnu ‘Abdil Barr, adalah sebutan bagi jin ketika telah menjadi jahat dan menentang.

Dalam bahasa Arab, istilah “iblis” sendiri berarti putus asa, tidak memiliki kebaikan, dan bingung; sedangkan “syaithan” bermakna jauh dari kebenaran, menentang, menyimpang, dan jahat. Jadi, Iblis dan Setan adalah gelar bagi sebagian jin yang jahat, kafir, menentang Allah, dan tidak ada kebaikan dalam dirinya. Sebab, ada pula jin yang beriman, sebagaimana diceritakan dalam surah Al-Jinn dan al-Ahqaf: 29-32.

Keputusasaan Iblis adalah sumber kejahatan dan kedurhakaan yang dilakukannya. Sifat Iblis yang putus asa dan bingung tampak jelas ketika ia dimurkai oleh Allah karena menentang perintah-Nya bersujud kepada Adam.

Reaksi Iblis terhadap kemurkaan Allah sungguh mengejutkan, yang sekaligus mencerminkan kesombongannya. Bukannya meminta ampun dan mengharap rahmat Allah, tetapi Iblis justru meminta dipanjangkan umur dan dibebaskan menyesatkan manusia. Dengan kata lain, ia merasa bahwa kesalahannya tidak mungkin diperbaiki, dan rahmat Allah tertutup atas dirinya.

Kebingungan dan kesalahan berpikir ini kemudian memicu aneka kontradiksi dan kejanggalan lain. Ia juga tidak mau menyadari kesalahannya, tetapi justru menyalahkan Adam dan bersumpah untuk membalas dendam kepadanya dan seluruh keturunannya.

Diantara keanehan Iblis adalah kegemarannya mengajak manusia untuk mengkufuri Allah dan mempersekutukan-Nya dengan yang lain, padahal ia tahu persis bahwa Allah benar-benar ada dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Iblis mengajak manusia berdoa dan memohon kepada selain Allah, padahal ia sendiri memohon kepada Allah dan tahu persis bahwa hanya Allah yang bisa mewujudkan permohonannya.

Al-Qur’an menceritakannya: “Iblis berkata: “Beri tangguhlah aku sampai waktu mereka dibangkitkan”. Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh.” (QS. Al-A’raf: 14-15).

Iblis rajin memprovokasi manusia agar takut kepada selain Allah, padahal ia sendiri takut kepada Allah, sebagaimana disitir Al-Qur’an: “Seperti syaitan ketika dia berkata kepada manusia: “Kafirlah kamu!” Maka tatkala manusia itu telah kafir, ia berkata: “Sesungguhnya aku berlepas diri darimu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta alam.” (QS. Al-Hasyr: 16).

Oleh karenanya, Al-Qur’an menyebut Iblis dan Setan sebagai penipu ulung (lihat: Qs. Luqman: 33, Fathir: 5, dan al-Hadid: 14). Mereka gemar menampakkan yang tidak sebenarnya, sehingga manusia terkecoh dan jatuh dalam kebinasaan.

Virus lain yang mereka tularkan adalah menjauh dari kebenaran. Maka, mereka tidak suka orang yang rajin berjamaah dan rutin menegakkan shalat lima waktu. Sebaliknya, mereka sangat berkuasa atas orang-orang yang jauh dari shalat.

Rasulullah bersabda, “Tidaklah tiga orang tinggal di sebuah desa atau padang pasir, dimana shalat tidak ditegakkan di tengah-tengah mereka, melainkan setan pasti menguasai mereka. Maka, hendaknya engkau berjamaah, karena sesungguhnya serigala itu hanya memangsa domba yang menyendiri dari kawanannya.” (Riwayat Abu Dawud dan an-Nasa’i, dari Abu Dzarr. Hadits hasan).

Setan pun akan minggat dari rumah yang sering dipakai membaca Al-Qur’an, dan gemar bermarkas di rumah yang dipenuhi musik, nyanyian, dan kemaksiatan.

Rasulullah bersabda, “Jangan sampai aku mendapati kalian meletakkan salah satu kakinya diatas kakinya yang lain sambil bernyanyi dan tidak mau membaca surah al-Baqarah. Sungguh setan melarikan diri dari rumah yang di dalamnya dibacakan surah al-Baqarah. Sungguh rumah yang paling kosong adalah yang bolong dan kosong dari (bacaan) Kitabullah.” (Riwayat an-Nasa’i dalam Amalul Yaum Wal-Laylah, dari Ibnu Mas’ud. Para perawinya tsiqah).

Maka, sangat tepat jika Allah meminta kita menjauhi Iblis dan Setan, menjadikannya sebagai musuh, dan memohon perlindungan kepada Allah dari godaan mereka. Sebab, ketika seseorang telah tertular dua virus tersebut, hidupnya pasti sangat mengerikan. Ia akan dipenuhi kemaksiatan dan kemunkaran, karena ia tidak percaya kepada rahmat dan kasih sayang Allah, sehingga tidak mau bertaubat dan berhenti dari dosa. Ia juga menjauhi kebenaran sehingga semakin sulit baginya untuk insyaf, karena tidak ada nasihat dan peringatan yang pernah mampir ke telinganya. Na’udzu billah.

Ust. M. Alimin Mukhtar

Powered by Blogger.
close