Pendeta Katolik Timur Terkemuka AS Hilarion Heagy Masuk Islam
Dikutip dari Hidayatullah.com — Pendeta Hilarion Heagy, seorang pemimpin Katolik Timur terkemuka di California, Amerika Serikat, telah meninggalkan agama lamanya dan masuk Islam.
Pendeta Heagy, yang kini mengubah namanya menjadi Abdul Latif, mengatakan ketertarikannya terhadap Islam dimulai 20 tahun yang lalu tetapi ia baru-baru ini ia memutuskan untuk menjadi mualaf.
Berdasarkan pengakuan yang ditulisnya di Medium, Hilarion Healgy mengatakan konversinya adalah “pulang” dan menjadi mualaf sebenarnya adalah “kembali ke Islam.”
Healgy menulis dalam blognya:
“Ini benar-benar seperti ‘pulang’. Keyakinan primordial saya. Untuk Al -Qur’an menyatakan bahwa kami menyembah satu-satunya Tuhan dan tunduk kepada-Nya sejak bahkan sebelum kami dilahirkan.”
Dalam tulisannya, Healgy mengutip surat Al A’raf ayat 172:
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), ‘Bukankah Aku ini Tuhanmu?’ Mereka menjawab, ‘Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi’. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini”,’ – Al Quran (7:172).”
Healgy sebelumnya adalah seorang biarawan Ortodoks Rusia
Pendeta tersebut telah mendapatkan rasa hormat diantara para pengikut Kristen karena sikap baiknya, alim, dan sangat sabar, sebelumnya adalah seorang biarawan Ortodoks Rusia.
Sekitar tahun 2003, Healgy masuk Gereja Ortodoks Antiokhia, yang ia tinggalkan pada tahun 2017 untuk bergabung dengan Gereja Katolik Timur. Dia kemudian lulus dari Biara Kebangkitan Suci St. Nazianz dan menjadi biarawan pendeta Katolik Bizantium. Setelah itu ia menjadi seorang Muslim.
Menurutnya, menjadi Muslim merupakan proses panjang untuk kembali sebelum pada akhirnya nanti kembali ke Tuhan.
Kabar masuk Islam Hilarion Heagy lantas viral sosial media. Sejak itu dia telah mendapat pesan dukungan dari Muslim dari penjuru dunia.
“Kehangatan dan keramahtamahan yang saya saksikan dan terima dari komunitas Muslim sangat fenomenal. Saya belum pernah mengalami keramahan seperti itu. Masa depan, bagi saya, tidak pasti. Sebuah lompatan ke dalam kegelapan selalu ditempa dengan beberapa kecemasan.”
Menurutnya, setelah membuat keputusan untuk masuk Islam, ia merasakan “kedamaian, kegembiraan, dan kelegaan.”
“Sekarang mulai pekerjaan memasuki lebih dalam ke dalam keyakinan ini. Pembelajaran yang lebih dalam. Cinta untuk Din (Agama). Cinta untuk umat. Cinta untuk Nabi.”
Post a Comment