DPP Hidayatullah Imbau Saling Tafahum dalam Menyikapi Penetapan 1 Syawal 1444 H


Hidayatullah.com—Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah, KH. Dr. Nashirul Haq MA. dalam tausiyahnya mengimbau agar umat Islam di Indonesia tidak berselisih menyikapi kemungkinan perbedaan 1 Syawal. Ia menegaskan umat Islam di Indonesia yang sudah dewasa berharap tidak lagi berselisih terhadap perbedaan 1 Syawal yang mungkin akan terjadi.

Nashirul Haq mengatakan Hidayatullah sendiri bersikap akan mengikuti jumhur di Indonesia. “Hidayatullah seluruh Indoneisa, sikapnya ialah mengikuti keputusan sidang isbat yang diprakarsai oleh pemerintah dengan melibatkan majelis ulama dan umat Islam. Jadi kita mengikuti jumhur. Tetapi, bagi yang mengikuti hisab, misalnya puasa 29 hari, kita memaklumi, kita saling tafahum,” ungkapnya di kajian Subuh Ramadhan di Masjid Baitul Karim, Cipinang, Jakarta Timur, Ahad (16/4/2023).

Di kesempatan itu pula ia mengimbau agar umat Islam tidak perlu bertengkar dan berselisih terhadap perbedaan. Sebab menurutnya ada maslahat yang lebih besar yang lebih penting yang harus dijaga.

“Meskipun ada yang mengatakan sholat Ied itu wajib, tapi hukumnya mengatakan itu sunnah. Jangan sampai kita gontok-gontokan, berselisih pada hal-hal yang sebenarnya bukan fardhu. Ada maslahat yang lebih besar,” ucapnya.

Selain itu, ia juga mengingatkan agar umat Islam di Indonesia yakin dengan pilihannya sendiri. Apakah mengikuti ketetapan 1 Syawal 1444 H ini berdasarkan ru’yatul hilal atau dengan metode hisab.

“Jangan sampai ada yang membuat ragu. Oh jangan-jangan nanti hari ke 30 itu sudah Idul Fitri, tidak. Kalau kita mengikuti hadis, yakini. Kata hadis, kalau terlindung (hilal) dan tidak bisa dilihat, maka sempurnakan 30. Bagi yang meyakini hisab, insyaallah juga tidak masalah. Tetapi jangan sampai keinginan mengikuti yang puasa 29 ini hanya karena ingin cepat berbuka,” tutupnya.*/Rizki Ulfahadi

Powered by Blogger.
close