KOKAM Jawa Tengah Persoalkan Peneliti BRIN ‘Halalkan Darah’ Warga Muhammadiyah, Polisi Bertindak



Dilansir dari laman Hidayatullah.com—Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) mempersoalkan pernyataan tak senonoh yang mengarah pada ujaran kebencian terhadap Muhammadiyah yang melalui akun Facebook mengatasnamakan AP Hasanuddin yang menyebutkan ‘menghalalkan darah warga Muhammadiyah’

KOKAM Jawa Tengah meminta polisi segera mengusut komentar peneliti Astronomi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) AP Hasanuddin yang dinilai menyakiti hati dan membuat kegaduhan ini.

“Menuntut kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia, mengusut dan mengambil tindakan tegas berkaitan dengan permasalahan tersebut, sehingga dapat diselesaikan dengan cara hukum sesuai dengan SE Kapolri No 6/X/2015 Tentang Ujaran Kebencian,” demikian disampaikan Komandan KOKAM Jawa Tengah, Andika.B.R,S.H, dalam pernyataan yang diterima hidayatullah.com, Senin (24/4/2023).

Andika menyayangkan dan mengecam keras tindakan provokatif serta tidak senonoh tersebut. Menurutnya hal ini sangat mencederai nilai-nilai toleransi yang ada di Indonesia.

“Kami menuntut klarifikasi serta permintaan maaf secara terbuka terhitung sejak pernyataan ini kami buat, “ ujarnya.

Selanjutnya, Andika meminta kepada seluruh anggota KOKAM, khususnya di Jawa Tengah , tetap menahan diri dari tindakan persekusi maupun upaya Lain yang akan berakibat hukum. “Menghimbau untuk tetap menjaga situasi tetap kondusif, agar tidak mengungkapkan atau pernyataan yang akan memperkeruh keadaan.”

Polri dan Permintaan Maaf AP Hasanuddin

Sebelumnya, setelah ramai di media sosial soal ancaman membunuh semua warga Muhammadiyah, beredar surat permintaan maaf dan klarifikasi yang diduga dari AP Hassanuddin.

Sementara itu, Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri Brigjen Pol. Adi Vivid A Bactiar mengaku sedang menindaklanjuti komentar viral tentang ancaman warga Muhamamdiyah karena berbeda merayakan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah/2023 ini.

“Sedang kami profiling tentang pernyataan tersebut,” kata Vivid dikutip laman Antara News.

Sebelumnya, sebuah komentar ancaman yang diduga telah diunggah oleh Andi Pangerang Hasanuddin, peneliti BRIN ditautan yang diunggah oleh Thomas Jamaluddin, peniliti BRIN lainnya, terkait perbedaan metode penetapan hari Lebaran Idul Fitri 2023 memicu kehebohan publik.

Awalnya Thomas berkomentar bahwa Muhamamdiyah sudah tidak taat pada keputusan pemerintah karena berbeda penetapan Lebaran 2023.  Komentar itu dibalas oleh Andi Pangerang Hasanuddin dengan akun Twitter Ap Hasanuddin yang bernada sinis dan pengancaman.

Beberapa komentar yang diunggah oleh Andi Pangerang Hasanuddin terkait perbedaan itu viral di media sosial. Di antaranya. “Saya tidak segan-segan membungkam kalian muhammadiyah yang masih egosentris. Udah disentil sama pak thomas, pak marufin dkk kok masih gak mempan,” tulis AP Hasanuddin.

Kemudian AP Hasanuddin juga menulis komentar balasan atas unggahan akun Ahmad Fuazan S.  “Perlu saya halalkan gak neh darah-darahnya semua muhammadiyah? apalagi muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda Kalender Islam Global dari Gema Pembebasan? banyak bacot emang, sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan saya siap dipenjara. Saya capek liat pengaduhan kalian,” tulis AP Hasanuddin.

Namun setelah komentarnya ini hoboh, ia mengatakan permintaan maafnya dan bersedia diproses lebih lanjut. “Saya bersedia diproses lebih lanjut jika diperlukan, dan saya minta maaf sebesar-besarnya,” kata Hasanuddin, dalam surat pernyataannya, Senin (24/4/2023).

Hasanuddin juga mengakui jika komentar di akun Facebook pribadinya merupakan keterangan benar dan kesadaran pribadi. Dia berkomentar demikian karena dilandasi dari rasa emosi.

“Dari rasa emosi dan ketidakbijaksanaan saya saat melihat akun tersebut diserang oleh sebagian warga Muhammadiyah,” kata dia.

Menurutnya, komentar di Facebook kemarin, 23 April 2023, di akun Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin, tidak sedang diretas oleh orang lain. Sebab itu, pihaknya mengucapkan permintaan maaf dan berjanji tidak akan mengulang aksi yang sama.*

Powered by Blogger.
close