Melihat dengan Cinta
“Sekuat-kuatnya ikatan iman adalah mencintai karena Allah dan membenci karena Allah.” HR. Abu Dawud dan Ahmad.
Cinta itu 'buta', begitu istilah yang sering kita dengarkan. Memang ada benarnya kan? Ah masa...! Mari kita buktikan!
Ketika seseorang jatuh cinta, maka dia rela kurbankan untuk orang yang dicintai, tidak peduli akan dirinya dan orang-orang di sekitarnya. Apalagi jika masih sebatas pacar, ini lebih mengerikan. Misalnya dia lagi nggak punya uang, ia rela hutang sana-sini demi membahagiakan orang yang ia cintai/pacarnya. Dia ingin terlihat 'dermawan', 'punya uang', 'peduli', dan lain sebagainya di mata pacarnya. Dia tidak memikirkan resiko, akibat keinginan terlihat bermacam-macam tadi. Misalnya terlilit hutang, dibenci keluarga atau temen-temennya karena efek pinjam duit atau lainnya. Nah mungkin salah satu kebutaan cinta.
Namun, cinta itu juga 'menggerakkan', itu juga yang sering dirasakan oleh sebagian orang. Bagaimana tidak menggerakkan, yang biasanya malas bekerja, karena ada cinta dia jadi rajin bekerja, yang biasanya malah ibadah, karena ada cinta jadi rajin ibadah, yang biasanya malah beramal sholeh karena ada cinta, mendadak jadi rajin beramal shalih. Kan, jadi cinta itu bisa menggerakan hati, pikiran, dan tindakan. Terlepas apakah dia benar atau salah menempatkan cinta ketika hati, pikiran, dan tindakannya tergerak.
Namun juga, cinta itu 'memberi inspirasi', lhooo kok bisa? Cobalah tengok para musisi, merekamenjadi aktif membikin lagu ketika jatuh cinta, mereka mudah menciptakan nada dan lagu ketika ada cinta di dadanya, lirik-lirik mereka begitu terasa berbobot ya karena cinta ini.
Baca "Melihat dengan Benci"
Baca "Melihat dengan Benci"
Itulah cinta, kadang dia buta, menggerakkan, dan memberi inspirasi. Penulis rasa masih banyak efek dari cinta ini. Mungkin Anda pernah mengalaminya sendiri.
Mari melihat sesuatu dengan cinta, tentu cinta yang disandarkan kepada Allah SWT, bukan cinta karena nafsu belaka.
TMT
TMT
Post a Comment