16 Gangguan Penyakit Mengintai Kebiasaan Begadang Larut Malam
Memiliki rutinitas tidur yang sehat dapat meminimalkan risiko kesehatan. Sementara gangguan penyakit mengintai kebiasan begadang larut malam
Dikutip dari Hidayatullah.com | Begadang dan tidur larut malam dalah salah satu kebiasaan anak-anak muda dan remaja. Tapi tahukah Anda, kebiasaan begadang dan perilaku burung hantu malam justru memiliki banyak resiko buruk bagi kesehatan bahkan rawan dihampiri penyakit.
Di bawah ini 14 alasan mengapa tidur larut malam dapat berdampak buruk bagi kesehatan Anda.
Tekanan Darah Tinggi
Menurut Andrew Varga, MD, asisten profesor kedokteran, paru, perawatan kritis, dan pengobatan tidur di Icahn School of Medicine and Mount Sistem Kesehatan Sinai Perilaku burung hantu malam sebenarya lebih terkenak tekanan darah tinggi (hipertensi) daripada orang yang jarang begadang.
Kondisi umum ini terjadi ketika kekuatan darah terhadap dinding arteri terlalu tinggi, menurut National Heart, Lung, and Blood Institute. Pola gaya hidup seperti pola makan yang tidak sehat atau kurang olahraga dapat menyebabkan kemungkinan hipertensi lebih tinggi pada orang yang begadang.
Stres — baik fisiologis maupun psikologis — juga memainkan peran besar bagi naiknya hipertansi.
Kurang Berolahraga
Sebuah studi yang dilakukan pada April 2022 dan diterbitkan Health Promotion and Chronic Disease Prevention Journal menyelidiki hubungan antara waktu tidur dan indikator kesehatan anak-anak dan remaja.
Mereka menemukan bahwa semakin larut waktu tidur, semakin tinggi perilaku sedentary. Sedentary, gaya hidup yang mengacu pada segala jenis aktivitas yang dilakukan di luar waktu tidur.
Sebagian besar ahli kebugaran setuju bahwa waktu terbaik untuk berolahraga berbeda untuk setiap orang. Tetapi bangun pagi dan berolahraga terlebih dahulu memiliki banyak kelebihan.
Olahraga pagi dapat membantu Anda membuat pilihan kesehatan yang lebih baik sepanjang hari, dan Anda bahkan dapat menurunkan lebih banyak berat badan. Menurut sebuah studi tahun 2019 di International Journal of Obesity , orang yang berolahraga di pagi hari (setidaknya sebelum tengah hari) kehilangan “berat badan secara signifikan” daripada orang yang berolahraga di sore hari, melewati jam 3 sore .
Kenaikan Berat Badan
Di antara kebiasaan orang yang tidur larut malam, dan memiliki pola hidup seperti burung hantu adalah aktivitas makan atau ngemil, kata Dr. Varga. “Jika waktu tidur Anda adalah jam 3 pagi, Anda mungkin makan sekitar jam 11 malam atau tengah malam, dan itu diketahui menimbulkan masalah dengan cara tubuh Anda menangani dan memetabolisme makanan.”
Para ahli meyakini makan larut malam mengganggu periode puasa alami tubuh, yang dapat mengganggu kemampuannya untuk membakar lemak. Orang yang suka begadang juga bisa mengonsumsi lebih banyak kalori–mungkin karena kemauan lebih rendah saat kita lelah dan kita cendengan mendambakan makanan yang tidak sehat saat larut malam.
Dengan begadang rutinitas makan kita menjadi menjadi terganggu. Orang yang begadang berpotensi melahirkan pola makan yang buruk dan mengonsumsi makanan berlebihan di waktu malam hari, ini akan mengakibatkan kegemukan dan ujungnya memicu penyakit kronis.
Risiko Lebih Tinggi Diabetes
Diabetes tipe 2 adalah kondisi yang serius, terutama jika berkaitan dengan kebiasaan begadang. Faktanya, dalam meta-analisis Januari 2022 yang diterbitkan dalam Advances in Nutrition, para peneliti menemukan bahwa dari 39 penelitian, orang yang begadang memiliki “risiko diabetes yang jauh lebih tinggi” bersama dengan kondisi lainnya.
Penelitian yang dipublikasikan di Sleep Medicine Clinics pada Desember 2015 menemukan bahwa penderita diabetes menunjukkan hubungan antara kronotipe malam (preferensi waktu seseorang untuk beraktivitas) dan kadar kolesterol tidak sehat.
Kurang Tidur
Perilaku burung hantu malam dan begadang larut cenderung kurang tidur secara keseluruhan daripada mereka yang tidur lebih awal atau bangun lebih awal. “Jika Anda tidak bisa tidur sampai jam 2 atau 3 pagi dan Anda harus bekerja jam 9, Anda tidak akan bisa mendapatkan kualitas tidur yang baik seperti yang seharusnya,” kata Dr. Varga.
Kurang tidak malam akibat perilaku burung hantu malam nampaknya tidak bisa digantikan dengan cara menebus waktu tidur di pagi atau siang hari. Jenis “hutang tidur” seperti ini tidak mudah untuk dikejar, bahkan berisiko terhadap kesehatan.
Kesehatan Jantung
Para peneliti telah menemukan hubungan langsung antara begadang dan prevalensi penyakit kardiovaskular (CVD) pada orang dewasa. Karena tekanan darah turun saat tidur, orang yang kurang istirahat malam lebih mungkin menderita hipertensi.
Tidur berkualitas rendah juga ditemukan memicu peradangan dan merangsang aterosklerosis. Suatu kondisi di mana plak menumpuk di arteri dan membatasi aliran darah ke jantung dan organ lainnya, aterosklerosis dapat mengakibatkan kematian.
Gangguan Hati
Dalam sebuah studi tahun 2017 yang dilakukan Universitas Jenewa, para ilmuwan di Swiss menemukan bahwa kebiasaan begadang membuat hati harus beradaptasi. Ini karena pada dasarnya (liver) hati mempelajari ritme sirkadian tubuh kamu dengan mencatat fase aktif (siang hari) dan fase pasif (malam).
Karena itu, hati Anda mengembang di siang hari dan menyusut ke ukuran aslinya di malam hari. Dengan kebiasaan begadang akan membingungkan dan mengganggu kerja liver (hati).
Studi lain yang diterbitkan pada tahun 2020 juga menemukan bahwa kurang tidur di malam hari dapat meningkatkan risiko fibrosis hati. Sebab tidur larut malam dapat mengganggu kinerja hati (liver).
Unuk diketahui, sirkulasi darah berfokus pada liver (hati) kita antara jam 11 malam dan jam 3 pagi. Jika kita masih terjaga selama waktu itu, hati harus bekerja lebih keras dan dapat merusak dirinya sendiri.
Fungsi kerja hati sebagaimana organ maupun sistem tubuh lain, seperti kelenjar getah bening, kantong empedu, dan sistem saraf, untuk memastikan berbagai mekanisme tubuh tetap berjalan dengan baik.
Termasuk detoksifikasi atau sebagai penawar dari racun, makanan dan juga minuman yang setiap hari kita konsumsi dan membahayakan tubuh kita. Jika hati kita rusak, jelas mempengaruhi kesehatan kita.
Gangguan Usus & Pencernaan
Bukti menunjukkan bahwa siklus tidur-bangun kita dipengaruhi oleh pelepasan sitokin. Sitokin adalah senyawa kimia yang menjadi sarana komunikasi antar sel-sel terkait dalam sistem imun, di antaranya yang banyak dikenal adalah Interleukin, Interferon, dan Tumor Necrosis Factor.
Akibat kurang tidur dapat mengaktifkan sitokin inflamasi yang ditemukan pada sebagian besar gangguan pencernaan seperti penyakit gastroesophageal reflux (GERD), sindrom iritasi usus besar (IBS), dan kanker kolorektal. Selain itu, durasi tidur yang pendek dikaitkan dengan obesitas (kegemukan), faktor risiko GERD dan kanker kolorektal.
Terlebih lagi, orang yang suka begadang biasanya akan melakukan aktifitas makan pada jam tidur yang dianjurkan dalam kesehatan. Perilaku tidak sehat ini dapat semakin membahayakan perut Anda.
Gangguan Otak
Saat Anda tidur, tekanan darah Anda akan turun. Namun, proses alami ini tidak terjadi pada mereka yang sedang begadang. Pada gilirannya, orang yang begadang menyebabkan sistem saraf simpatik menjadi aktif pada malam hari, menyebabkan munculnya stres.
Tidur membantu membersihkan zat beracun seperti protein beta-amiloid. Ini ditemukan pada pasien demensia dan memperburuk fungsi kognitif mereka.
Dapat disimpulkan bahwa gangguan tidur dapat memengaruhi kinerja kognitif dan kemampuan Anda bereaksi, memperhatikan, bahkan kemampuan daya ingat. Pakar psikologi dari UC Irvine, Steven J Frenda, menyebutkan orang yang memiliki waktu tidur lebih sedikit berisiko tinggi mengalami penurunan atau kesalahan mengingat yang fatal, dibanding orang yang tidur cukup.
Gangguan Kulit
Kualitas tidur yang buruk dapat bermanifestasi menjadi beberapa masalah yang berhubungan dengan kulit, terutama di sekitar mata dan mulut. Ini mungkin karena kelelahan yang menyebabkan kelopak mata dan sudut mulut terkulai.
Studi tahun 2015 yang dilakukan di Amerika Serikat telah menemukan hubungan antara kualitas tidur kronis yang buruk dan penuaan kulit. Orang yang tidur selama tujuh hingga sembilan jam setiap hari memiliki fungsi penghalang kulit yang lebih baik dan puas dengan daya tarik fisiknya, dibandingkan dengan orang yang tidur kurang dari lima jam sehari.
Gangguan Ginjal
Sebuah studi 2017 yang dilakukan para peneliti untuk Kangbuk Samsung Health Study di Korea Selatan menemukan bahwa orang dengan kualitas tidur yang buruk mengalami peningkatan hiperfiltrasi glomerulus. Kondisi ini dikaitkan dengan fase awal penyakit ginjal.
Studi lain oleh Journal of American Society of Nephrology juga mencapai kesimpulan serupa. Temuan mengungkapkan bahwa gangguan tidur dapat memicu proteinuria (protein yang berlebihan dalam urin), menyebabkan penyakit ginjal.
Ganguan Sistem Imun
Tidur berperan dalam pembentukan sistem imun. Tanpa tidur yang cukup, tubuh akan menghasilkan sitokin –protein yang dapat menyerang infeksi dan peradangan- dalam jumlah yang lebih sedikit dibanding seharusnya.
Jika sitokin dalam tubuh sedikit, sistem imun akan lemah sehingga rawan terserang infeksi dan penyakit. Tanpa tidur yang cukup, sel-sel imun kita juga akan lambat beregenerasi, sehingga jika kita terserang penyakit, tubuh kita akan memerlukan waktu lebih lama untuk pulih.
Kurangnya waktu tidur/istirahat membuat sirkulasi sel darah putih terganggu. Sel darah putih yang terganggu inilah yang dapat menurunkan sistem imun kita.
Begadang dan Tantangan Remaja
Menurut National Library of Medicine, tidak sedikit remaja mengalami kesulitan tidur sebelum jam 11 malam. Tanggung jawab sekolah dan gangguan sosial adalah dua alasan utama, tetapi perubahan hormonal di masa pubertas juga banyak berkaitan dengan jadwal tidur remaja menjadi bergeser.
Sebuah studi Februari 2021 dilakukan untuk menyelidiki waktu tidur-bangun sebanyak 349 remaja. Para peneliti menemukan bahwa remaja yang suka begadang—khususnya laki-laki—terlibat dalam perilaku yang lebih berisiko dan penggunaan narkoba dibandingkan remaja yang tidak begadang di malam hari. (Diterbitkan dalam Journal of Youth and Adolescence).
Depresi dan Bad Mood
Kebiasaan begadang memungkinkan remaja cenderung mengalami masalah terkait suasana hati (bad mood). Para peneliti dari studi Biomolekul Maret 2021 mencatat bahwa mereka yang lebih memilih waktu terjaga di malam hari “cenderung” mengalami kondisi mulai dari gangguan mood hingga gangguan kepribadian.
Peneliti menemukan orang yang kurang tidur lebih sulit dalam mengatur emosi. Dalam sebuah penelitian di Journal of Biological Rhythms tahun 2017, para ilmuwan menemukan orang yang kurang tidur lebih cenderung menekan perasaan mereka dan lebih kecil kemungkinan untuk mengubah penilaian ulang kognitif.
Penilaian ulang kognitif adalah kemampuan seseorang untuk mengubah pola berpikir tentang sesuatu, misalnya berpikiran positif.
Terkait Penggunaan Alkohol dan Rokok
Sebuah studi tahun 2020 di Chronobiology International menemukan bahwa anak muda yang lebih suka begadang lebih impulsif daripada teman sebayanya yang tidur lebih awal, yang membuat mereka lebih cenderung berhubungan dengan alkohol dan rokok.
Selain itu, sebuah studi Juli 2021 yang diterbitkan di Genes mengaitkan kronotipe malam dengan peningkatan penggunaan asupan bir.
Kematian Dini
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mereka yang sering begadang, berisiko mengalami kematian dini. Hasil penelitian yang dimuat di jurnal Chronobiology International tahun 2018 menganalisis data kebiasaan tidur dari sekitar setengah juta orang di Inggris dan Amerika Serikat.
Penelitian menemukan orang-orang yang terlalu sering begadang, memiliki risiko meninggal dini sebanyak 10 persen lebih tinggi, dibandingkan mereka yang melakukannya sesekali. Studi ini mengambil responden di rentang usia 30 hingga 73 tahun, yang diteliti selama hampir tujuh tahun, demikian kutip Time.com, Ahad (15/4/2018).
“Kita memiliki bukti yang menunjukkan bahwa begadang juga tampaknya berhubungan dengan kematian atau kematian dini,” kata Dr. Knutson.
Tidak Semua Berita Buruk
Tentu saja, tidak semua orang yang begadang, pasti menjurus pada masalah negatif, atau tidak semua orang begadang mengarah pada semua perilaku buruk. “Faktanya, jika Anda begadang karena tidak bisa tidur, perilaku tidak sehat ini mungkin menjadi bagian besar dari masalahnya, ” kata Dr. Knutson
Ada beberapa keuntungan menjadi orang yang tidur larut secara alami. Perilaku burung hantu malam dikaitkan dengan kemampuan memiliki jejaring sosial yang lebih besar. Penelitian dari Aalto University pada tahun 2015 menganalisis data telepon seluler anonim untuk menyimpulkan bahwa orang yang suka begadang cenderung memiliki jaringan sosial yang lebih luas daripada orang yang bangun pagi.*
Post a Comment