Islam Itu Asyik



Pertengahan bulan Juni 2023 lalu, sebuah media Islam bekerja sama dengan sejumlah instansi pemerintah dan lembaga swasta mengelar sebuah festival dengan tagline "Beragama Asikin Aja".

Acara yang dihadiri oleh delapan puluh persen anak muda ini dimulai pada pukul 13.00 hingga 22.00 tersebut. Ada standup comedy yang dibawakan pemuda Katholik, lagu-lagu rock remaja, serta sambutan sejumlah tokoh.

"Pokoknya malam ini kita bikin asyik-asyik aja," kata seorang biduan di atas panggung.

Kita berprasangka baik bahwa maksud digelarnya acara tersebut juga baik. Pihak penyelenggara ingin mengesankan bahwa ber- Islam itu asyik, tidak kaku, tidak ribet, apalagi menakutkan. Jika sudah asyik, tentu banyak yang tertarik, terutama generasi milenial dan generasi 2.

Namun, benarkah seperti itu cara merasakan keasyikan ber-Islam? Jika sekadar ingin melepas sejenak beban hidup, ya memang seperti itulah caranya. Namun, beban tersebut tak benar-benar lenyap. Ia hanya terlupakan sejenak. Setelah acara selesai, semua beban akan kembali datang.

Memang, ber-Islam itu asyik. Benar-benar asyik! Tak percaya?

Kalau tidak asyik, mana mungkin sebanyak 1,97 miliar penduduk dunia mau memeluknya. Di Indonesia sendiri, menurut laporan The Royal Islamic Xtrategic Studies Centre, sebanyak 237 juta jiwa atau 86,7 persen penduduknya memeluk Islam. 

Bahkan, menurut laporan Pew Research, Islam menjadi agama terbesar di dunia pada tahun 2075 mendatang. Itu pun bila dihitung berdasarkan tingkat kelahiran keluarga Muslim. Ini belum termasuk penambahan jumlah mualaf yang juga tinggi di Eropa dan Amerika.

Sayangnya, tak semua orang bisa merasakan keasyikan ber-Islam. Orang-orang non-Muslim tentu tak merasakan sama sekali keasyikan ber- Islam. Bagaimana mungkin ia akan merasakan asyiknya ber-Islam sementara memeluk Islam saja tidak.

Andaikan mereka mau memeluk Islam, belum tentu juga mereka bisa merasakan keasyikan ber-Islam. Jika mereka ber-Islam hanya sebatas formalitas saja dan tidak didasarkan atas iman yang sebenar-benarnya, maka boleh jadi mereka juga belum merasakan keasyikan ber-Islam.

Mereka yang bisa merasakan asyiknya ber-Islam adalah mereka yang benar-benar mengimani Islam, kemudian mereka berjuang (berjihad) segenap jiwa, raga, dan harta untuk menegakkan Islam, sebagaimana difirmankan oleh Allah Ta'ala di dalam al-Qur'an surat al-Hujarat [49] ayat 15.

Rasulullah juga menerangkan, orang-orang yang beriman itu hidupnya sangat mengagumkan.

"Jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya." (Riwayat Muslim) Nah, kalau sudah begini, baru asyik betulan.

Sumber Majalah Hidayatullah, Edisi Juli 2023.
Powered by Blogger.
close