Ar Rohmah Tahfizh Gelar Talkshow Quran Reciter Bersama Pemuda Asean


Madrasah Qur’an Ar Rohmah Tahfizh menggelar Talkshow: Qur’an Reciter Antarbangsa bersama pemuda dari negara ASEAN di Masjid Sarroh, Komplek Ar Rohmah Tahfizh, Batu, Malang, Jawa Timur. Acara itu disiarkan secara langsung melalui kanal Ar Rohmah Tahfizh Putra, Rabu, 22 Muharam 1445 (9/8/2023).

Kegiatan menghadirkan pemuda peserta forum Oh Very Young International Youth Camp for Peace and Prosperity (OVY – IYCP) Asean yaitu Syed Muhammad Asyraf bin Syed Kamil dari Malaysia, Sullfy Abbas dari Filipina, Hamzah Farid Ullah dari Myanmar, dan Fazi Heath dari Kamboja.

Setelah di Jakarta selama 4 hari, helatan forum Oh Very Young International Youth Camp for Peace and Prosperity (OVY – IYCP) yang digelar Pemuda Hidayatullah bersama Hubungan Antarbangsa DPP Hidayatullah berlanjut di 2 kota yaitu Malang dan Surabaya.

Pengasuh Ar Rohmah Tahfizh Ust. Marzan Syaifuddin dalam sambutannya menyampaikan momentum acara Talkshow Qur’an Recitee malam itu merupakan agenda istimewa dengan kehadiran delegasi pemuda dari sejumlah negara Asean.

“Selain terus memperbaiki bacaan Al Quran, kesempatan ini juga menjadi momen untuk melatih kemampuan bahasa asing Arab dan Inggris santri sekalian,” katanya.

Acara ini berlangsung semarak karena diselingi dengan pembacaan kitab suci Al Quran dan dialog interaktif. Para narasumber juga berkesempatan memperkenalkan diri dan menyajikan cerita tentang negara negara masing masing.

Acara ini merupakan acara sharing keislaman yang dipaparkan oleh narasumber dari berbagai negara yang telah dihadirkan. Santri pun mendapatkan wawasan internasional seputar negeri jiran Asean itu.

Fazi Heath dari Kamboja, misalnya, menyampaikan dalam talkshow tersebut tentang negaranya. Diketahui bahwa penduduk yang beragama Islam di Kamboja hanya 5 persen. “Di Kamboja tidak ada sekolah khusus yang mempelajari Islam seperti halnya pesantren di Indonesia,” kata Fazi.

Salah satu santri, M Daffa Putra Wardana, mengacungkan tangan dan bertanya mengenai bagaimana Islam berkembang di negeri yang berjuluk Negara Angkor Wat itu. Menurut Daffa, tentu saja tak mudah menyebarkan Islam di Kamboja yang bahkan sekolah berbasis Islam pun tidak ada.

Bro Fazi dari Kambodja menjawab, sekolah sekolah Islam di negaranya memang tidak ada. Namun, kata dia, tetap ada perkumpulan majelis majelis yang mempelajari Islam meskipun jumlahnya sangat kecil.

Keadaan berbeda dipaparkan oleh Syed Muhammad Asyraf bin Syed Kamil dari Malaysia. Seperti diketahui, Malaysia adalah negara dengan penduduk mayoritas muslim.

Disampaikan Asyraf, negara malaysia dengan perintah rajanya mengkhususkan satu hari untuk rakyatnya untuk membaca Al Quran.

“Pada hari itu semua rakyat Malaysia yang muslim wajib membaca Al Quran. Program tersebut dinamakan program Qur’anhour,” kata Asyraf.

Moderator Ahmad Khairi kemudian memberi konklusi bahwa ada beragam dinamika dan tantangan yang dihadapi kaum muslimin di berbagai negara khususnya di Asia Tenggara.

Untuk mereka yang berada di negara minoritas muslim, mereka dituntut bersabar, sementara di negara mayoritas muslim hendaknya bersyukur. Kondisi ini pun hendaknya mendorong untuk saling mendukung dan menguatkan dalam menghadapi tantangan yang ada, setidaknya dengan doa.

Realitas tersebut diharapkan memberikan gambaran kepada generasi muda khususnya santri Ar Rohmah Tahfizh untuk terus semangat belajar serta menikmati, merawat, dan menyebarkan Islam yang telah dianugerahkan Allah Ta’ala untuk kebaikan umat manusia.

Acara Talkshow Qur’an Recitee kemudian ditutup dengan challenge dari para bintang tamu yang telah hadir.

Challenge tersebut adalah, para narasumber yang telah hadir memberikan pertanyaan atas apa yang telah disampaikan pada acara tersebut, dan santri yg bisa menjawab mendapatkan hadiah.

Tidak ingin kalah saing, Kepala Madrasah Qur’an juga langsung menyediakan beberpa lembar uang untuk menyemarakkan tantangan tersebut. (ybh/hio)

Sumber www.hidayatullah.or.id

Powered by Blogger.
close