Visi Anies & Kampus, Lawan Ketidakadilan…”
by Faizal Assegaf (kritikus) FISIP UI menggelar karpet merah kepada Anies Baswedan. Tampil elegan, berbicara dalam bahasa kejujuran memotret realitas bernegara. Banyak problem krusial dipetakan. Seperti biasa, Anies menggulir sederet gagasan cemerlang dan substansif. Dia berbicara tanpa beban, menghentak kesadaran publik tentang idealisme dan esensi perubahan. Pernyataannya menusuk sentrum kekuasaan yang kian bobrok. Anies menegaskan pelaku kejahatan korupsi harus dimiskinkan: ”Disita hartanya, itu yang paling ditakuti koruptor…” Pesan pendek itu dengan cepat menyebar ke seluruh jejaring media sosial. Jutaan mata rakyat tertuju pada praktek kekuasaan rezim Jokowi yang semakin meresahkan dan mencemaskan. Wabah ganas korupsi adalah persoalan serius. Menyebakan hajat hidup rakyat banyak tersandera oleh aneka beban sosial dan ekonomi. Ketidakadilan itu butuh daya dobrak perubahan yang fundamental. Di era rezim Jokowi, korupsi kian menyuguhkan kentalnya watak feoadilistik dan dinasti politik. Tanpa henti rakyat menuntut keadilan bernegara. Belum lama ini, dua anak presiden, Gibran dan Kaesang diadukan ke KPK. Suara kemarahan itu makin kencang menyulut perlawanan dari berbagai tokoh nasional, elemen kampus dan rakyat. Dugaan korupsi pada lingkar kekuasaan tersebut semakin terang. KPK dituntuk tidak tebang pilih. Anies hadir menyapa komunitas Kampus. Tempat yang tak asingnya baginya. Menyadarkan seluruh kaum intelektual. Bahwa perlu tanggungjawab bersama menyelamatkan negara dan rakyat. Seruan moral itu memperjelas visi Anies dan Kampus satu dalam tekat yang sama: Melawan ketidakadilan. Saatnya rakyat dan seluruh kampus di Indonesia bangkit dan bersatu untuk perubahan. Jangan apatis dan tertidur nyenyak! Sumber twitter @faizalassegaf
Post a Comment