Kader PDI-P Sebut Masjid Pertamina 5 Waktu Mengkritik Pemerintah, Warganet: Apa Dia Pernah Shalat di Sana?


Dikutip dari laan Hidayatullah.com—Kader Partai Demokrasi Indonesia (PDI-P) Perjuangan di parlemen, Irjen Pol. (Purn.) Drs. Safaruddin, dikecam ratusan warganet setelah pernyataanya di Gedung DPR RI menyatakan salah satu masjid pemerintah di Kalimantan Timur (Kaltim) selama 5 waktu mengkritik Pemerintah.

“Kalau kami di Kalimantan Timur Pak, di Kalimantan Timur ada masjid di Balikpapan itu Pak, itu mesjidnya Pertamina, tapi tiap hari mengkritik Pemerintah di situ Pak, di dekat Lapangan Merdeka itu, Pak. Ada masjid Pertamina di sana tiap hari, tiap 5 waktu mengkritik Pemerintah. Padahal itu punyanya Pertamina, “ demikian ujar Syafaruddin yang juga Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PDI-P ini dalam akun Intagram @Narasinewsroom.

Pernyataan Kapolda Kaltim (2015—2018) ini disampaikan saat Rapat Kerja Komisi III DPR RI dengan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI & Badan Nasional Penanggulangan Terorisme RI, Senin (4/9/2023).  Namun pernyataan purnawirawan perwira tinggi Polri dibantah warganet yang menjadi jamaah masjid yang dimaksud.

“Saya orang Bpp sering sholat di sana. Malah di sana sering mensupport pemerintah. Saya ga pernah liat bapak Saparuddin ini sholat di sana,” tulis @ekofuldaermawan2.

Warganet lain yang juga menjadi jamaah di masjid yang dimaksud juga membantah. Bahkan ia mengatakan, jamaahnya beragam, termasuk penceramah yang diundang, dan tidak pernah satupun mengkritik pemerintah.

 “Kebetulan saya sering ke masjid yang dimaksud, namanya Masjid Istiqomah. Masjid ini memang milik Pertamina, namun jamaah yang shalat cukup beragam karena dibuka umum. Seumur-umur saya shalat di masjid tersebut, tidak pernah saya mendengar isu politik digaungkan di masjid tersebut,” tulis @enhakanvas.

Ia mencontohkan bahkan masjid tersebut secara intensif  mengundang Khalid Basalamah untuk membahas Sirah Nabawiyah. “Playlist Youtube-nya dapat di lihat di Channel Ustadz KHB dengan judul sirah nabawiyah. Silakan dinilai apakah kajian tersebut radikal atau tidak,” ujarnya lagi.

Sementara itu, mantan Remaja Masjid (Remas) Istiqomah membantah tempat ibadah itu suka mengkritik Pemerintah. “Saya sbg remaja masjid disana dari tahun 2010 sampai 2019 tidak ada satupun jamaah menghujat pemerintah, bahkan isi ceramah nya persatuan umat muslim sbg warga negara Indonesia. Astaghfirullah,” ujar @hanyakaromi.

“Kami puasa dan lebaran pun ikut Pemerintah, kami remaja masjid nya menjadi panitia sholat id bertahun tahun di Lapangan Merdeka mengikuti hari raya Pemerintah dan Walikota pun kami selalu undang dipembukaan terawih dan sambutan sholat Idul Fitri dan Adha. Dan semua pengurus dan jamaah tidak pernah ada yang menghujat,” tambah dia.

“Sebagai orang Balikpapan dan orang yang periode jaman bapak SBY (saya lupa persisnya kapan) aktif di masjid tersebut di remaja masjidnya cukup sedih dan merasa tersakiti, ketika masjid yang kami rawar dan ramaikan dulu dibilang mengkritik pemerintah terus,” tulis @andrimahakam.

“Apalagi kemudian ngomongnya dengan BNPT dan malah keluar wacana mengontrol masjid. Kami ini bukan teroris dan sangat cinta Indonesia,” tambahnya lagi.

“Sungguh tidak masuk di akal saya. Monggo bapak Safaruddin mantan APH dan mantan calon gubernur Kaltim, coba bapak i’tikaf dulu seminggu di situ, ngobrol sama DKM, dengerin ustadz di sana, biar bapak ga asal nyeblak ketika rapat dengan atas nama rakyat. Kami di sana bertahun tahun tetap mengurus masjid cinta negara, Anda seenaknya ngomong tanpa data. Dan lagian, kalo dikritik itu berbenah pak, bukannya ngadu ke BNPT, seolah pengkritik pemerintah itu teroris. Sekalian aja bapak bilang Demokorat dan PKS teroris.”

Warganet lain dengan menggunakan akun @rumahkaosta mempertanyakan, apakah Syafaruddin pernah shalat di masjid yang dia tuduhkan? “Maaf pak, bapak yang kritik itu tidak pernah shalat di sana yah? Coba bapak yg terhormat tersuci dan teristimewa, sekali kali shalat lah di sana, dengarkan kajian-nya, semoga Allah azza wa jalla meringankan kaki bapak ke masjid tersebut……dan 1 lagi itu masjid milik Allah, bukan milik Pertamina,” tulis @rumahkaosta.*

Powered by Blogger.
close