Barat dan Sekutunya yang Barbar


Amerika dan sekutunya telah membunuh lebih dari 70.000 orang di Afghanistan dan lebih 1 juta orang di Iraq, 2 juta lainnya gugur akibat dampak, sebuah aksi barbar tapi mereka selalu menyebut “cinta damai’   

Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi  https://dakwah.media/

Oleh: Dr. Javed Jamil

Hidayatullah.com | BAGI  Barat dan ‘Israel’, kekerasan apa pun yang dilakukan terhadap mereka adalah terorisme, yang patut mendapat kecaman tertinggi dan “jahat”. Namun kekerasan yang jauh lebih besar yang dilakukan oleh mereka adalah sebua “Kerusakan Tambahan”.

Bahkan menurut laporan website Jewish Virtual Library, sejak awal konflik Israel-Plaestina hingga tahun 2021, sekitar 24 ribu warga Israel/Yahudi dan sekitar 94000 warga Arab/Palestina telah terbunuh. Sumber lain menunjukkan perbedaan yang jauh lebih tinggi.

Padahal, orang-orang Yahudi lah yang merebut tanah Palestina dengan bantuan Amerika, Inggris, Prancis dan Jerman. Saat ini, bahkan media-media India dan Pemerintah menyebut Hamas sebagai “teroris”, bukan milisi kemerdekaan atau milis pembebasan.

Sekalipun serangan terbaru mereka dianggap tidak manusiawi, hal ini merupakan respons terhadap tindakan tidak manusiawi yang jauh lebih besar yang terus dilakukan terhadap mereka selama lebih dari 70 tahun.

Saya percaya bahwa setiap kematian orang yang tidak bersalah harus dikutuk, tetapi marilah kita mengutuk setiap pihak sebanyak jumlah orang tak berdosa yang telah mereka bunuh.

Sekarang, datanglah ke Barat. Negara-negara Barat yang dipimpin oleh Amerika mengklaim dirinya sebagai “Dunia yang Beradab” hanya karena mereka telah mencapai keunggulan dalam teknologi dan kekuatan militer, dan melalui hal ini mereka berusaha untuk mendominasi seluruh dunia.

Namun kenyataannya mereka telah menggunakan perkembangan, kekuatan uang, dan kekuatan politik mereka untuk membawa kematian dan kehancuran di mana-mana.

Merekalah sebenarnya  pembunuh utama dalam dua perang dunia. Ketika peristiwa 9/11 terjadi, dalam waktu singkat mereka menggambarkannya sebagai aksi teror dengan bianganya bernama Al-Qaeda.

Orang-orang yang melakukan aksi tersebut, siapa pun mereka, tewas bersama pesawat. Orang yang dinyatakan bertanggung jawab atas hal ini tewas dalam serangan terisolasi 11 tahun kemudian di Pakistan.

Akibat serangan AS dan sekutunya di Iraq, lebih dari 1 juta orang tidak bersalah terbunuh/Foto:Joao Silva for The New York Times

Sementara itu, Amerika telah membunuh lebih dari 70.000 orang di Afghanistan dan lebih dari 1 juta orang di Iraq. 2 juta lainnya dikatakan tewas akibat dampak perang yang panjang.

Namun mereka semua adalah orang-orang yang tidak bersalah, dan Iraq sama sekali tidak ada kaitannya dengan peristiwa 9/11.

Bahkan klaim mengenai rencana nuklir yang disimpan Saddam Hussein di Iraq terbukti salah dan hoaks. Namun tetap saja, Amerika dan sekutunya akan terus merasa “beradab”.

Kelima negara adidaya tersebut sangat bertanggung jawab atas sebagian besar kematian akibat perang selama 120 tahun terakhir. Namun tetap saja bahasa mereka tanpa malu mengatakan “Cinta Damai”.

Tidak hanya di luar, negara-negara Barat juga penuh dengan kekerasan di dalam negeri. Negara-negara ini termasuk negara teratas dalam hal serangan mematikan, pemerkosaan, bunuh diri, dan aborsi karena pilihan.

Sistem keluarga benar-benar rusak, dan lebih dari separuh anak-anak dilahirkan di luar perkawinan dengan sebagian besar anak-anak tinggal dalam keluarga dengan orang tua tunggal.

Hal ini terjadi meskipun mereka mengalami kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi serta infrastruktur kesehatan dan sistem hukum yang maju.

Bahkan di masa Pandemi Covid, Amerika menderita korban paling banyak, lebih dari 1 juta kematian. Peradaban yang apa ini?

Saai ini, orang yang barbar disebut “beradab”. Dunia yang “beradab” lebih tertarik pada pertumbuhan ekonomi dan kekuatan militer dibandingkan menyelamatkan nyawa masyarakat itu sendiri.

Dan hampir tidak ada bukti bahwa perilaku mereka akan berubah dalam waktu dekat, kecuali ada campur tangan kekuatan ilahi.

Apa yang akhirnya akan terjadi pada penjajahan ‘Israel’ di Palestina masih sulit diprediksi. Kita hanya bisa berharap, para penjahat menyadari kebodohan mereka dan kedamaian kembali bagi semua.*

Artikel dimuat di laman muslimmirror.com

Powered by Blogger.
close