Jutaan Massa Aksi Bela Palestina di Monas, Anggota Parlemen Kecam Standar Ganda dan Kemunafikan Barat



Dikutip dari laman Hidayatullah.com—Diperkiralan 2 juta massa memenuhi kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, untuk mengikuti “Aksi Akbar Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina” pada hari Ahad (5/11/2023). 

Aksi solidaritas yang digagas Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersama organisasi massa lintas agama ini dihadiri sejumlah tokoh nasional,  menteri cabinet dan wakil-wakil agama di Indonesia.

Sejak pukul 06.00 WI  massa menyemut menuju acara bertajuk “Aksi Damai Bela Palestina”. Massa dari berbagai kota datng dan berjalan dengan membawa bendera dan atribut Palestina.

Acara ini dibanjir warga dan tokoh-tokoh nasional, termasuk perwakilan parlemen Indonesia, seperti; Pewakiran Dewan Perwakilan Daerah RI Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni, Dr. H. Jazilul Fawaid, SQ, MA (MPR RI), Ketua DPR RI Puan Maharani, dan  Fadli Zon, sebagai Wakil Presiden Parlemen Dunia (IPU) untuk Palestina.

Dalam orasinya Fadli menyampaikan standar ganda dan kemunafikan Barat dan Amerika dalam kasus Palestina. “Apa yang dilakukan Israel adalah kejahatan kemanusiaan, kejahatan perang dan  genosida,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Dr Anwar Abbas, menyampaikan bahwa bangsa Indonesia sudah seharusnya membela bangsa yang terjajah seperti Palestina.

“Kita adalah bangsa yang diberi amanat oleh konstitusi untuk menciptakan perdamaian di dunia. Oleh karena itu, kita menolak dan menentang segala bentuk penjajahan,” katanya.

“Kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa. Karena itu, kita harus dan wajib membela rakyat dan bangsa yang terjajah, seperti yang dialami rakyat Palestina sekarang ini, yang sudah dijajah oleh Israel sejak tahun 1948,” katanya.

Dia yakin bangsa Palestina bisa merdeka meski kekuatan sumber daya dan senjata mereka tidak sebanding dengan Israel.  “Meskipun kita lihat senjata mereka kalah canggih dari senjata yang dimiliki Israel, tapi lihatlah semangat juang mereka. Lihatlah tekad bulat mereka,” kata Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu.

Sementara bakal calon presiden Anies Baswedan berharap aksi ini dapat bergaung dan didengar seluruh dunia. Anies juga merasa bangga para peserta yang hadir dalam aksi ini karena turut merasakan penderitaan rakyat Palestina.

“Saya bangga dengan saudara-saudara saya yang memilih untuk datang ke sini, jumlahnya luar biasa banyak, memenuhi Monas mengirimkan pesan kepada dunia bahwa Indonesia tidak membiarkan saudaranya yang berada di Palestina itu dalam situasi teraniaya,” katanya.

Anies juga mengapresiasi Pemerintah Indonesia dalam menyikapi persoalan Palestina. Dia mengajak semua pihak terlibat dalam pembebasan Palestina.

“Sekarang kita membutuhkan rakyat Indonesia untuk ikut terlibat. Tidak cukup hanya Kementerian Luar Negeri. Kita semua harus terlibat bebaskan Palestina, ” kata Anies.

Acara ini juga dihadiri Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi. Mewakili pemerintah, ia menegaskan kembali dukungan penuh Indonesia terhadap Palestina.

“Atas nama Pemerintah Indonesia, kami ingin menegaskan kembali dukungan Indonesia terhadap perjuangan bangsa Palestina,” kata Retno.

Rakyat Indonesia berkumpul dalam acara tersebut disebut Retno adalah untuk menunjukkan solidaritas terhadap kemanusiaan. Sementara itu, bahwa bantuan tahap pertama sudah diberangkatkan ke Palestina.

Selain Menlu, Aksi Akbar Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina  juga dihadiri Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dan Ketua Prakarsa Persahabatan Indonesia-Palestina Din Syamsudin.

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin mengatakan yang pertama mengakui kemerdekaan Indonesia pertama kali adalah bangsa Palestina. Bahkan satu tahun sebelum Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, yakni pada 6 September 1944.

“Inilah antara lain alasan kita melakukan aksi untuk membela dan mendukung kemerdekaan Palestina,” katanya.*

Powered by Blogger.
close