Sarir dan Rahasia Ranjang


Mengapa ranjang dalam bahasa Arab dinamakan sarir? Rahasia apa yang ada di dalamnya?

Dari Hidayatullah | SEKITAR 3000 SM, Mesir Kuno menemukan berbagai teknologi di antaranya adalah ranjang tempat tidur dengan dua kaki seperti kaki binatang.  Dulu, manusia tidur di atas alas sederhana, seperti dedaunan, tumpukan rumput yang dikeringkan, bebatuan yang disusun rapi.

Dan berjalannya waktu, ranjang atau dipan menjadi salah satu tempat tidur manusia. Tempat tidur mempunyai sejarah panjang, dan memiliki banyak makna dan falsafah dalam kehidupan, ia tidak hanya sebuah dipan/ranjang dengan berbagai jenis dan bentuknya.

Yang menarik, kata ranjang/dipan/tempat tidur dalam bahasa Arab adalah sarir (سرير). Kalau ditilik dari ilmu fiqh al-lughah dalam istiqaq lughah (derivasi bahasa), maka kata sarir dekat dengan kata sir (rahasia), surur (bahagia), sarirah (perasaan, niat, batin), sarir (singgasana), sarir (pasir di atas bukit), dan kata-kata lainnya.

Mengapa sarir (ranjang) dinamakan sarir? Ada beberapa pendapat, di antaranya adalah “La tatakallam ‘ani sarir, lianna fihi sir! (Jangan berbicara tentang apa yang terjadi di ranjang, karena di dalamnya penuh rahasia).

Dalam Islam, bagi suami istri dilarang keras berbicara tentang hubungan ranjang. “Sesungguhnya di antara orang yang terburuk kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat kelak adalah seorang laki-laki yang mengetahui rahasia istrinya atau seorang istri yang mengetahui rahasia suaminya kemudian menceritakan rasa itu kepada orang lain.” (HR Muslim dan Ahmad).

Sabda Nabi di atas dari Abu Sa’id RA. Dalam hadis lain, keduanya diumpamakan syaitan laki-laki dan perempuan di mana salah satu dari mereka bertemu pasangannya di tengah jalan lalu buang air besar di sana, sedangkan orang-orang tengah melihat kepadanya.” (HR Imam Ahmad dan Abu Dawud).

Keasyikan di atas ranjang tidak boleh diumbar atau dibicarakan pada orang lain, cukuplah kenikmatannya dirasakan berdua dan menjadi rahasia keindahannya.

Selain berdosa, akan menimbulkan aib atau syahwat untuk orang lain. Maka, ranjang dinamakan sarir, karena di dalamnya ada sir (rahasia) berdua, yang tidak boleh disiarkan pada khalayak.

Sayangnua, beberapa tahun terakhir, tidak hanya dibicarakan, tetapi menjadi konsumsi umum dengan berbagai bentuknya bahkan telah menjadi konten media. Na’udzubillah.

Ada pula yang berpendapat, bahwa sarir dari kata surur yaitu kegembiraan dan kebahagiaan.

قيل سمي(السرير) بهذا الاسم ﻷنه يجلب لمن يستعمله أسباب السرور

Ranjang di antara sebab kebahagiaan seseorang setelah menikmatinya. Dan membuat seseorang bahagia setelah berada di atas ranjang. Atau dari kata masarrah (kebahagiaan), yaitu menjadikan senang orang lain, atau ketenangan dalam hidup.

Ada juga pendapat lainnya, tentang sarir (ranjang), bahwa sarir pada awalnya adalah dua ranjang yang berada di kamar tidur, dengan bentuk dan ukuran yang berbeda, kemudian dijadikan satu, maka kemudian disebut dengan sarir.

Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/

Ada tiga hal pokok, mengapa dinamaka sarir;

(1). Kata سرير berasal dari akar kata س ر ر (s-r-r), yang memiliki arti “rahasia”. Kata ini kemudian digunakan untuk menyebut ranjang karena ranjang merupakan tempat untuk beristirahat dan tidur, yang merupakan kegiatan yang dilakukan secara pribadi dan rahasia.

(2). Kata سرير memiliki arti “tempat tidur” dan “tempat untuk beristirahat”. Kata ini juga dapat digunakan untuk menyebut tempat untuk menyimpan sesuatu yang berharga, seperti harta karun.

(3). Kata سرير memiliki arti “tempat tidur” dan “tempat untuk beristirahat”. Kata ini juga dapat digunakan untuk menyebut tempat untuk menyimpan sesuatu yang rahasia, seperti pikiran dan perasaan. Allahu’alam bishawab.*/ Dr, Halimi Zuhdyartikel diambil di laman pribadinya

Powered by Blogger.
close