Viral! Takmir Mencari Imam Tarawih dengan Honor Mencapai Rp 20 Juta
Hidayatullah.com— Masyarakat dunia maya Malaysia heboh setelah pengurus masjid membuat pengumuman mencari imam shalat tarawih untuk bulan Ramadhan tahun ini dengan gaji yang menakjubkan.
Seorang pengurus masjid di Negara Bagian Kelantan, Malaysia viral di media social karena mencari imam dengan honor kurang lebih Rp 19,5 juta.
Imam Masjid Tengku Muhammad Faris Petra Bandar Kuala Krai, Ahmad Maher Safiain, 30, telah membuat pengumumam di akun Facebook, yang sebelumnya tidak pernah dilakukan secara terbuka ke publik.
“Kami menawarkan RM6.000 (setara Rp 19,5 juta) kepada imam tarawih pada Ramadhan kali ini, “ ujarnya dikutip Sinar Harian.
“Di masjid kami, sepanjang tanggal 30 Ramadhan akan ada dua imam yang bertugas dan pembayarannya mencapai RM12.000 (Rp 39 juta) selama sebulan,” ujarnya saat dihubungi, Sabtu (24/2/2024).
Sebelumnya, postingan Ahmad Maher mencari imam tarawih dengan bayaran RM6.000 sepanjang Ramadhan telah viral di media sosial sejak Jumat. Dalam unggahan itu ia juga membandingkan bahwa honor imam tarawih di Madinah juga mencapai hampir RM20.000 atau setara Rp 65 juta.
Menurut dia, tujuan diumumkannya honor sebagai imam tarawih adalah untuk memuliakan dan membuka mata semua pihak dan mengangkat citra para imam masjid.
Ahmad Maher mengatakan, hal ini juga untuk meningkatkan kesadaran bahwa biaya imam perlu dinaikkan berdasarkan kenaikan biaya hidup saat ini.
Dikatakannya, tawaran tersebut hanya terbuka bagi warga setempat yang memiliki kualifikasi menjadi imam. Ahmad Maher menuturkan, saat berusia 14 tahun, ia menjadi imam tarawih dan hanya mendapat sekotak kuih akok saat Ramadhan.
Namun zaman sudah berubah, di usianya saat ini, ia dibayar RM1.000 (Rp 3 juta) semalam untuk menjadi imam tarawih yang diundang di Kuala Lumpur.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Menjadi imam tarawih bukanlah suatu hal yang mudah, selain mengharuskan bacaan yang merdu, kita juga perlu menjaga kualitas bacaan, pengucapan dan karakter huruf serapi mungkin,” ujarnya.
“Hal ini untuk memastikan tidak melanggar hukum tajwid,” tambahnya.
Ia mengatakan, sekaligus memandang pengelola masjid yang menggunakan imam terawih perlu kreatif dalam mencari donasi. “Jangan hanya mengandalkan dana masjid saja,” katanya.
Bahkan jamaah dan masyarakat harus juga dilibatkan agar bisa berkontribusi untuk meraih pahala ganda sepanjang Ramadhan, ujarnya. Siapa tertarik?*
Post a Comment