Sebut ‘Semua Agama Menuju Tuhan’, Paus Fransiskus Ditegur Para Pendeta



Dikutip dari media Hidayatullah.com—Ucapan Paus Fransiskus yang menyatakan bahwa “semua agama adalah jalan menuju Tuhan, selama kunjungan tiga hari ke Singapura telah memicu reaksi keras di kalangan pemimpin agama di Amerika Serikat (AS).

Pernyataan itu disampaikan pada pertemuan antaragama dengan kaum muda di sebuah perguruan tinggi Katolik, sesaat sebelum keberangkatannya kembali ke Roma.

Bertolak belakang dengan pernyataan yang telah disiapkannya, Fransiskus berbicara spontan, dengan menyatakan bahwa agama yang berbeda seperti “bahasa yang berbeda” untuk mencapai Tuhan.

Dalam pertemuan di Catholic Junior College of Singapore hari Jumat, 13 September, Paus berusia 87 tahun itu memperingatkan kaum muda agar tidak berdebat tentang agama yang “lebih baik”.

“Agama saya lebih penting daripada agama Anda,” atau “Agama saya yang benar, agama Anda tidak benar” karena hal ini hanya akan mengarah pada kehancuran, kata Fransiskus.

“Semua agama adalah jalan untuk mencapai Tuhan,” kata Paus.

“Hanya ada satu Tuhan, dan kita, agama kita adalah bahasa, jalan untuk mencapai Tuhan. Ada yang Sikh, ada yang Muslim, ada yang Hindu, ada yang Kristen, tetapi jalannya berbeda,” kata Paus dengan nada seperti guru sekolah dasar.

Menanggapi komentar Paus ini, Uskup Joseph Strickland, yang mengawasi Keuskupan Katolik Roma Tyler, Texas, hingga pemecatannya oleh Vatikan tahun lalu, mengatakan dalam sebuah posting di X.

“Mohon doakan agar Paus Fransiskus menyatakan dengan jelas bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya Jalan. Menyangkal hal ini berarti menyangkal Dia. Jika kita menyangkal Kristus, Dia akan menyangkal kita, Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya sendiri.”

Strickland digulingkan karena tidak setuju dengan Fransiskus mengenai masalah pelarangan politisi Katolik pro-aborsi untuk menerima komuni dan mengenai sejauh mana penjangkauan kepada komunitas LGBT dapat diterima di Gereja Katolik.

Sebuah petisi yang dibuat untuk membela Strickland tahun lalu mengatakan bahwa ia digulingkan karena ia “secara terbuka mengoreksi beberapa pernyataan heterodoks dari Paus Fransiskus.”

Sebelumnya, Paus Fransiskus, mengacu pada hakikat universal Tuhan, dengan menyatakan, “Karena Tuhan adalah Tuhan bagi semua orang, maka kita semua adalah anak-anak Tuhan.”

Di Singapura, jumlah umat Katolik sekitar 3,5% dari populasi, sedangkan umat Kristen 19%, Buddha 31%, umat Islam 15%, dan minoritas Hindu dan Sikh yang signifikan.

Kala itu Paus Fransiskus juga mendorong kaum muda untuk terlibat dan mempertahankan dialog antaragama. “Untuk dialog antaragama di kalangan kaum muda, dibutuhkan keberanian, karena masa muda adalah masa keberanian dalam hidup kita,” katanya.

Romo Calvin Robinson, yang baru-baru ini pindah dari Inggris untuk memimpin sebuah gereja di Michigan bagian barat, juga menegur pernyataan Paus dalam sebuah posting di X :

“Ini adalah pernyataan yang bertentangan dengan Kitab Suci dari Paus Fransiskus. Kitab Suci mengajarkan kita sebaliknya. Gerbang menuju [S]urga itu sempit.”

Robinson menambahkan, “Dalam kata-kata Kristus sendiri: ‘Akulah jalan, kebenaran, dan hidup. Tidak seorang pun datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.'”

Pernyataan Paus muncul di tengah reaksi dari kalangan Katolik konservatif, yang mengingatkan pada kontroversi masa lalu.

Fransiskus juga pernah menghadapi kritik dan tuduhan bi’dah di media sosial pada bulan Mei lalu karena mengklaim hati manusia “pada dasarnya baik” dalam sebuah wawancara “60 Minutes”.

Ketika ditanya oleh pewawancara Norah O’Donnell apa yang memberinya harapan tentang dunia, Paus menjawab dengan “semuanya,” mengutip tindakan kebaikan yang dilakukan oleh manusia sebagai bukti kebaikan hakiki manusia.

“Anda melihat tragedi, tetapi Anda juga melihat banyak hal indah,” katanya. “Anda melihat ibu-ibu heroik, pria-pria heroik, pria-pria yang memiliki harapan dan impian, wanita-wanita yang menatap masa depan. Itu memberi saya banyak harapan. Orang-orang ingin hidup. Orang-orang terus maju. Dan pada dasarnya orang-orang baik. Kita semua pada dasarnya baik. Ya, ada beberapa penjahat dan pendosa, tetapi hati itu sendiri baik.”

Saat itu, banyak komentator di X mengkritik Fransiskus atas pernyataannya. Beberapa menuduhnya gagal memahami ajaran dasar Injil.

Sementara warganet lain mengutip bagian Kitab Suci yang mengajarkan bahwa hanya Tuhan yang baik dan sementara manusia memiliki sifat berdosa.

Beberapa pengguna X mencatat bahwa komentar Paus Fransiskus tampaknya merupakan contoh Pelagianisme, ajaran sesat abad kelima yang menyangkal dosa asal dan mengajarkan kebaikan hakiki umat manusia.

Selama kunjungannya ke Kazakhstan tahun 2022, ia menyampaikan pernyataan serupa. Uskup Pembantu Athanasius Schneider dari Astana, yang kerap mengkritik, kemudian mengomentari risiko menciptakan “pasar swalayan agama.”

Perlu diketahui, Gereja Katolik, selama berabad-abad, menanggapi agama-agama lain berdasarkan kata-kata Santo Cyprianus dari Kartago pada abad ketiga: “ Extra Ecclesiam nulla salus .” (Di luar Gereja, tidak ada keselamatan).

Retorika Paus di atas telah menimbulkan kontroversi di kalangan umat Katolik, yang khawatir hal ini akan mempertanyakan doktrin Katolik tentang Kristus sebagai satu-satunya Juruselamat dunia dan juga melemahkan upaya kalangan misi para misionaris.*

Powered by Blogger.
close