1 dari 20 Anak yang Lahir di Korea Selatan dari Hubungan Tanpa Nikah

Sekitar 10.900 bayi lahir dari perempuan tidak menikah atau tidak dalam ikatan alias zina, terhitung 4,7% dari jumlah total, merupakan angka tertinggi sejak statistik pertama kali tahun 1981

Dikutip dari Hidayatullah.com | KOREA Selatan (Korsel) sedang berada di tengah krisis populasi, tapi ada satu segmen masyarakat yang uniknya memiliki lebih banyak bayi ketimbang sebelumnya. Anak-anak in lahir dari ibu yang tidak menikah alias zina, demikian kutip Deutsche Welle (DW).

Saat Korsel mencatat rekor kelahiran terendah, banyak generasi sebelumnya tetap masih merasa ngeri soal ide orang tua tunggal. Tetapi, kaum mudanya lebih memilih konsep keluarga menurut mereka sendiri.


Korea Selatan punya lebih sedikit bayi ketimbang yang dibutuhkannya demi mempertahankan 51 juta penduduknya


Pada tahun 2023, negara Asia yang berpenduduk sekitar 51 juta ini mengalami rekor terendah tingkat kelahiran. Dipandang secara luas sebagai masyarakat yang konservatif dan berpikiran tradisional, tapi para analis berpendapat kalau pergeseran bertahap sedang terjadi di antara generasi muda di Korea yang modern, dengan perubahan sikap terhadap konsep pernikahan, pekerjaan dan keluarga.


Di saat yang bersamaan, orang dari generasi yang lebih tua di Korea Selatan tetap berpegang teguh pada standar yang mereka anggap layak.


”Ada prasangka yang tertanam kuat terhadap perempuan yang menjadi ibu di luar pernikahan dalam masyarakat Korea,” kata seorang asisten profesor politik dan etika di Universitas Nasional Chungnam, Hyobin Lee.


”Di Korea, seorang perempuan yang memiliki anak tanpa menikah dianggap tidak memiliki pembelaan; dia secara otomatis dianggap bersalah,” ujar dia kepada DW.


”Itu bukan hanya sikap terhadap ibu yang tidak menikah, tapi juga pada perempuan yang bercerai dan janda, yang sering dipandang rendah dan distigmatisasi dalam masyarakat tradisional Korea,” kutip Lee.


”Para perempuan ini sering dianggap kurang diinginkan untuk menikah kembali, dan dalam beberapa kasus, orang tua perempuan itu akan mendaftarkan anaknya dengan nama sendiri demi menyembunyikan kebenaran,” jelas dia. ”Para perempuan ini dicap sebagai ‘perempuan yang tak punya tujuan atau ‘perempuan yang bernasib buruk,’ yang menyiratkan kalau mereka harus dihindari.”


”Menariknya, hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada kritik sama sekali ditujukan kepada laki-laki yang terlibat dalam situasi ini,” sebut dia. ”Dalam masyarakat patriarki, stigma terhadap anak yang lahir di luar nikah tampaknya tidak dapat dihindari.”


Namun, angka terbaru yang dikeluarkan pemerintah menunjukkan bahwa tabu ini tidak sekuat dulu.

Data yang dirilis pada 28 Agustus oleh Badan Statistik Korea Selatan menunjukkan bahwa hanya 230.000 bayi yang lahir di seluruh negeri pada tahun 2023, jumlah ini turun 7,7% dari tahun sebelumnya dan merupakan angka terendah sejak data pertama kali dikumpulkan pada tahun 1970.


Sekitar 10.900 bayi lahir dari perempuan yang tidak menikah atau dalam ikatan, terhitung 4,7% dari jumlah total dan merupakan angka tertinggi sejak statistik pertama kali dikumpulkan pada tahun 1981.

Meskipun angka tersebut mungkin relatif kecil dibandingkan dengan negara lain, jumlahnya terus meningkat dari 7.700 kelahiran di luar nikah pada tahun 2021, menjadi 9.800 pada tahun 2022.*

Powered by Blogger.
close