Faksi Hamas dan Fatah Bertemu di Mesir Membahas Genosida ‘Israel’ di Gaza
Dikutip dari media Hidayatullah.com— Kelompok pembebasan Palestina Hamas dan Fatah mengadakan pembicaraan di ibu kota Mesir, Kairo, pada hari Rabu untuk membahas serangan genosida ‘Israel’ di Jalur Gaza, kutip Anadolu Agency.
Penasihat media Hamas Tahir al-Nunu mengatakan delegasi Hamas dipimpin oleh anggota biro politik Hamas, Dr Khalil al-Hayya, sedangkan Tim Fatah dipimpin oleh Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas dan wakil pemimpinnya, Mahmoud al-Aloul.
Pertemuan ini bertujuan untuk membahas agresi ‘Israel’ di Gaza, perkembangan politik dan di lapangan, serta menyatukan garis nasional, katanya.
“Pertemuan ini bertujuan untuk membahas agresi di Jalur Gaza, perkembangan politik dan lapangan, dan penyatuan upaya dan jajaran nasional, ” kata Tahir al-Nunu, penasihat media biro politik Hamas.
“Hari ini kami menandatangani perjanjian untuk persatuan nasional, dan kami mengatakan bahwa cara untuk menyelesaikan perjalanan ini adalah persatuan nasional,” ujar Pemimpin Hamas Musa Abu Marzouq dikutip arabfile.com.
Sebelumnya, saluran “Cairo News” melaporkan bahwa pertemuan dimulai di ibukota Mesir antara Fatah dan Hamas untuk membahas “mekanisme kerja komite yang berkaitan dengan pengelolaan beberapa file, termasuk penyeberangan dan bantuan.”
“Dimulainya pertemuan gerakan Fatah dan Hamas di Kairo untuk mengatur rumah internal Palestina sehubungan dengan kondisi saat ini,” mengutip sumber-sumber yang tidak disebutkan namanya.
Sumber itu menambahkan; “Pertemuan itu datang untuk membahas mekanisme kerja komite yang berkaitan dengan pengelolaan penyeberangan dan berkas kesehatan dan bantuan dan untuk tempat tinggal, pembangunan sosial dan pendidikan.”
Pertemuan ini menyatukan 14 faksi pembebasan Palestina, membentuk “pemerintahan rekonsiliasi nasional sementara” untuk mengelola Gaza setelah genosida di wilayah itu selama lebih dari setahun.
Diketahui, wilayah Palestina terbagi secara politik dan geografis sejak 2007, ketika Hamas memenangkan Pemilu secara mayoritas namun tidak diakui Amerika Serikat dan negara Barat.
Hamas dan pemerintahan yang dibentuknya mengendalikan wilayah Jalur Gaza dan Tepi Barat menjalankan pemerintahan yang dibentuk Fatah dengan dukungan Barat dan ‘Israel’.
Selama bertahun-tahun, beberapa pertemuan telah diadakan antara faksi-faksi Palestina untuk mengakhiri perpecahan dan melakukan islah guna mencapai persatuan nasional. Terakhir pertemuan di Beijing dan sebelumnya di Aljazair pada Oktober 2022.
Tahun berikutnya pertemuan di kota El Alamein, Mesir pada 30 Juli 2023, tanpa menghasilkan langkah-langkah praktis yang serius untuk mencapai tujuan mereka.
Dengan dukungan mutlak negara Barat dan Amerika Serikat (AS), Zionis ‘Israel’ telah melakukan genosida di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, menyebabkan lebih dari 139.000 warga Palestina syahid dan terluka, kebanyakan dari mereka anak-anak dan wanita, dan lebih dari 10.000 hilang, di tengah kehancuran besar-besaran dan kelaparan yang telah menewaskan puluhan anak-anak, dalam salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia.
Penjajah terus melakukan serangan brutal di Jalur Gaza sejak 7 Oktober tahun lalu meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.
Genosida ini telah membuat hampir seluruh penduduk Jalur Gaza mengungsi di tengah blokade yang sedang berlangsung yang mengakibatkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
‘Israel’ saat ini menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza.*
Post a Comment