Pertama di Asia, Kampus Muhammadiyah Buka Program Magister Baitul Maqdis
Dikutip dari media Hidayatullah.com— Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) bersam Al-Isra Institute, Edinburgh, Britania Raya bekerjasam membuka membuka konsentrasi baru yang berfokus pada Islamic Jerusalem Studies (Studi Baitul Maqdis).
Studi Baitul Maqdis ini merupakan pertama kali di Asia Tenggara, yang dikhususkan Program Studi Magister Ilmu Politik (MIPOL) FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ).
Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta Ma’mun Murod Al Barbasy, dalam sambutannya menyampaikan bahwa konsentrasi baru Studi Baitul Maqdis ini memperkuat konsentrasi yang sudah ada di MIPOL.
“Saya sangat mengapresiasi saudara jauh, Prof. Dr. Abd Al-Fattah Al-Awaisi yang datang untuk bekerja sama dengan UMJ dan menambah konsentrasi di Prodi MIPOL. Indonesia dan Muhammadiyah punya perhatian yang sama terhadap situasi dan kondisi Baitul Maqdis,” ungkap Ma’mun dalam siaran pers hari Rabu (9/10/2024).
Menurut Ma’mun, selama ini masyarakat Indonesia begitu prihatin dengan kondisi yang ada di Palestina. Keprihatinan atas Palestina ini harusnya tidak berhenti sebatas prihatin, tapi perlu untuk menjalin kerja sama dan aktivitas-aktivitas yang lainnya, termasuk yang pernah dilakukan oleh Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah dengan menggelar aksi solidaritas untuk Palestina dan menuntut ‘Israel’ yang dilakukan di seluruh Indonesia.
“Tentu ini bentuk salah satu saja, masih banyak yang dilakukan oleh Muhammadiyah, termasuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Palestina yang sudah dilakukan beberapa kali oleh Lazismu dan juga yang lainnya,” sebutnya.
Sementar Prof Dr. Abd Al-Fattah Al-Awaisi dari ISRA mengatakan, Studi Baitul Maqdis di Universitas Muhammadiyah Jakarta merupakan program magister Islamic Jerusalem Studies pertama yang ada di Universitas-Universitas di Indonesia bahkan Asia Tenggara.
“Alhamduillah pengajar pertama Magister Studi Baitul Maqdis (IslamicJerussalem Studies) telah diumumkan di Universitas Muhammadiyah Jakarta,” ucapnya dikutip laman Muhammadiyah.
Menurutnya, ini adalah pilihan yang baik, dimana pengetahuan memang harus mendorong perubahan, pembebasan, dan peradaban.
Kaprodi MIPOL Lusi Andriyani mengatakan kerja sama ini berkenaan dengan perkembangan akademik seperti penelitian di Timur Tengah khususnya Yerusalem dan pertukaran mahasiswa atau staf akademik.
Menurutnya, tidak banyak yang mengkaji dari sisi akademik apalagi berbasis riset layaknya ISRA.
Oleh karena itu, Magister Ilmu Politik FISIP UMJ bekerja sama dengan ISRA melalui peminatan politik internasional. Peminatan tersebut memiliki fokus terhadap isu di Timur Tengah dan Yerusalem (Baitul Maqdis).*
Post a Comment