Musuh itu Bernama Nafsu
Abu Malik Al Asyari meriwayatkan sabda Rasulullah SAW yang artinya: “Musuhmu yang paling berbahaya adalah hawa nafsu yang ada di antara lambungmu, anakmu yang keluar dari tulang rusukmu, istrimu yang kamu gauli, dan sesuatu yang kamu miliki.” (HR Al Baihaqi)
Ada iblis atau setan yang menghembuskan kepada suami/istri untuk tidak betah hidup bahagia bersama pasangan mereka. Mungkin hembusan iblis atau setan ini melalui jalur-jalur yang sering dialami dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya masalah ekonomi, ketika masalah ekonomi ini dihembus-hembuskan oleh iblis atau setan, maka masalah ekonomi akan semakin membesar, bahkan bisa akan menjadi sumber percecokan dan endingnya jadi sumber perceraian.
Sangat halus iblis atau seten menghembuskan agar suami istri berpisah dengan pasangannya.
Belum lagi masalah-masalah keluarga yang lain, misalnya perbedaan cara mendidik anak-anak, perbedaan pilihan politik, perbedaan hidangan makanan, perbedaan warna pakaian, perbedaan cat warna untuk rumah, dan sebagainya. Semua itu bisa menjadi jalan iblis atau setan memisahkan pasangan suami istri agar cekcok dan ujung-ujungnya bercerai.
Jadilah kuat dengan menahan nafsu
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah orang yang kuat adalah pandai bergulat, tapi orang yang kuat adalah orang yang dapat menahan nafsunya ketika ia marah." (HR. Bukhari dan Muslim).
Tentu tidak mudah menahan hawa nafsu, harus ada pondasi iman yang kuat dalam diri kita. Bisa jadi seseorang kuat digoda dengan kekurangan materi, kemiskinan, kesengsaraan tapi tumbang dengan banyaknya harta benda, kekayaan, dan kesenangan.
Belajar kepada guru yang bagus akidahnya adalah salah satu cara agar kita bisa menahan hawa nafsu. Jangan berpikir pendek, tapi berpikirlah yang panjang. Efek apa yang terjadi jika saya melakukan ini atau itu, apa yang terjadi jika saya berbuat ini dan itu.
Ini memang tidak mudah. Sebagai contoh, lihatlah kelompok anak-anak remaja yang membully teman-teman mereka. Kelompok anak-anak remaja ini hampir pasti tidak berpikir panjang, apa efek dari perbuatan mereka, misalnya bagaimana kalau orang tua anak yang dibully mengadukan ke polisi, kakak anak yang dibully akan balas dendam, mereka dikeluarkan dari sekolah, pasti ini tidak ada dalam pikiran para pembully. Yang ada dalam pikiran mereka adalah mereka bahagia, mereka bangga, mereka senang ketika membuat atau melihat orang lain susah. Ada rasa bangga tersendiri dalam diri mereka. Ini adalah efek yang sangat pendek, yang mereka rasakan saat itu.
Maka orang yang bisa menahan hawa nafsunya inilah sesungguhnya orang yang kuat. Bukan orang yang ototnya besar, bukan orang yang tinggi besar, bukan orang yang ketika bergulat tidak pernah kalah. Bukan.
Mukmin yang baik adalah seorang mukmin yang bisa membuat aman dan nyaman orang lain, baik dari lisannya ataupun dari tangannya.
Rasulullah SAW bersabda, “Mukmin yang paling utama adalah umat yang selamat dari keburukan lisan dan tangannya. Mukmin paling utama keimanannya adalah yang paling baik perilakunya. Muhajirin paling utama adalah orang yang meninggalkan larangan Allah. Jihad paling utama adalah jihad melawan nafsu sendiri karena Allah.” (HR. Ahmad, Al Tirmidzi, dan Abu Dawud).
Wallahu a'lam bishawab.
TMT
Post a Comment