Dulu Filipina Mayoritas Muslim, Mengapa Sekarang Jadi Minoritas?
Dikutip dari laman www.hidayatullah.com // Republik Filipina (Republika ng Pilipinas) adalah negara yang terdiri atas 7.641 pulau. Jumlah penduduknya 117,6 juta jiwa (sensus 2023) dan disebut-sebut sebagai negara Katolik terbesar di Asia.
Namun dulu, umat Islam pernah menjadi kelompok dominan. Menurut Prof. Hannbal Barra dari Universitas Negeri Mindanao-Sulu, umat Islam memiliki sejarah politik selama 500 tahun, pengalaman politik terpanjang dibanding kelompok lain di seluruh Filipina. (“The History of Muslim in the Philippines”, www.ncca.gov.ph).
Keadaan berubah setelah dijajah Spanyol sejak tahun 1561. Kemudian pada tahun 1898 berada di bawah cengkeraman Amerika Serikat, sempat dijajah Jepang sekitar 3 tahun, hingga akhirnya Filipina merdeka pada tahun 1946.
Masa-masa penjajahan sangat mempengaruhi kebudayaan dan masyarakat. Itulah sebabnya hingga kini Filipino (orang asli Filipina –red) mayoritas (80%) beragama Katolik, sisanya Islam dan agama lain. Mayoritas Muslim berada di wilayah selatan.
Rupanya belakangan ini ada ribuan orang yang bersyadahat, khususnya di kawasan utara Filipina. Dalam bahasa Tagalog, para mualaf disebut dengan istilah Balik Islam.
Apa itu “Balik Islam”?
Sejak tahun 1970-1980-an di masa Presiden Ferdinand Marcos, Filipina banyak mengirim tenaga kerja ke kawasan Timur Tengah. Mereka kemudian belajar agama Islam, intens berinteraksi dengan orang Islam, dan akhirnya Balik Islam.
Menurut Prof. Wadi Julkipli dari Universitas Filipina, maksud dari Balik Islam adalah mereka kembali ke agama para pemukim awal di kepulauan Filipina yang dulu pada umumnya sudah beragama Islam sebelum masa kolonialisme.
Istilah ini juga bisa dipandang secara ontologis dan epistemologis. Yakni kembali ke agama yang sesuai dengan sifat asli atau fitrah manusia. (“Crucible: Balik Islam and the Idea of Return”, 2014).
Penjelasan serupa disampaikan oleh Mohammed Quadir Harunani dan Thamim Usama dalam jurnal al-Shajarah yang diterbitkan oleh ISTAC-IIUM Malaysia. Doktor dari Bahrain dan profesor dari Malaysia ini menulis artikel berjudul “The Balik Islam Phenomenon Filipino Muslim Reverts: Between the Gulf Countries and the Philippines” (2024).
Identitas Muslim hingga kini masih jelas terlihat di kawasan selatan, misalnya di Mindanao, Palawan, Kepulauan Sulu, dan sekitarnya. Kawasan ini banyak menyimpan jejak sejarah peradaban Islam yang masih terpelihara dengan baik.
Di kawasan utara yang kini mayoritas Katolik, ternyata juga ada banyak jejak sejarah. Misalnya: pendiri kota Manila adalah Raja Sulaiman, seorang Muslim yang konon keturunan Minangkabau. Ia memimpin perlawanan menghadapi penjajah Spanyol. Sosoknya kini diabadikan menjadi Taman Raja Sulaiman di Manila.
Patung Raja Sulaiman juga ada di Taman Rizal, semacam Monas-nya Manila. Hidayatullah.com menghitung di situ ada 20 patung pahlawan nasional, 6 di antaranya adalah Muslim. Yaitu: Datu Ache alias Datu Matanda, Datu Taupan, Lapu Lapu, Raja Sulaiman, Sultan Dipatuan Kudarat, dan Datu Amai Pakpak.
Jejak peninggalan Raja Sulaiman masih ada di kawasan Intramuros, Manila. Menurut Ustadz Sabar Abdul Jalil, seorang da’i Balik Islam, wilayah ini dulu merupakan perkampungan Muslim di sekitar kompleks istana raja. Namun kini telah berubah total.
Intramuros kini bahkan menjadi destinasi wisata umat Katolik sedunia. Di sini ada sisa-sisa benteng, gereja dan bangunan-bangunan kuno yang masih terawat, serta perkantoran yang jauh dari kesan peninggalan Islam.
Di Intramuros ada benteng Fort Santiago. Dulunya ini adalah penjara yang dibangun di atas puing istana Raja Sulaiman. Di gerbangnya ada keterangan dalam bahasa Inggris:
“Benteng utama Intramuros. Didirikan oleh Miguel Lopez de Legazpi di sisi bekas benteng kayu Rajah Soliman, 1571 …”
Itulah beberapa contoh jejak sejarah yang masih ada. Wajar jika Renato Constantino, sejarawan di Universitas Filipina dan dosen beberapa perguruan tinggi di Eropa, pernah mengatakan bahwa sejarah Filipina tidak akan lengkap tanpa studi tentang perkembangan umat Islam.
Beragam Profesi
Tentang data berapa orang yang sudah Balik Islam, ada beberapa pihak yang pernah menelitinya. Namun angkanya belum bisa dipastikan kebenarannya, sebab memang sulit mengakses datanya.
Penelitian antara lain dilakukan sekelompok akademisi dari Naval Postgraduate School California, Amerika Serikat. Judulnya “Global Development and Human (In)Security: Understanding the rise of the Rajah Solaiman Movement and Balik Islam in the Philippines”. Menurut penelitian ini, pada tahun 2009 jumlah individu Balik Islam diperkirakan 200-an ribu orang.
Vivienne Angeles, profesor dari Universitas Philadelphia, Amerika Serikat, pada tahun 2011 melaporkan bahwa jumlah inidividu Balik Islam mencapai 220 ribu orang. (Yoshizawa, “Religious Conversion as a Winding Pathway …”, 2024).
Kemudian pada tahun 2014, menurut Wadi Julkipli, jumlahnya diperkirakan mencapai 700 ribu orang, atau bahkan lebih. Mereka berasal dari beragam latar belakang dan profesi, mulai dari warga biasa, pengusaha, dokter, hingga pendeta.
Berapapun angka pastinya, gambaran statistik di awal tulisan ini menunjukkan bahwa jumlah umat Islam di Filipina terus meningkat.*
Post a Comment