Inilah Orang yang Bangkrut di Akhirat menurut Rasulullah SAW
Mari kita tundukkan hati dan pikiran kita untuk merenungi sabda mulia Rasulullah SAW, suri teladan agung kita. Beliau pernah memberikan gambaran yang sangat mencengangkan tentang siapakah sebenarnya orang yang bangkrut di akhirat kelak. Bukanlah mereka yang kehilangan harta dunia, jabatan, atau popularitas, melainkan mereka yang datang menghadap Allah SWT dengan membawa segudang amal kebaikan, namun sayang, amalan tersebut sirna tak berbekas.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabatnya:
"Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu?"
Para sahabat menjawab, "Orang yang bangkrut1 di antara kami adalah orang yang tidak memiliki dirham (uang) dan tidak pula harta benda."
Namun, Rasulullah SAW meluruskan pemahaman mereka dengan sabdanya yang menggugah:
"Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat. Namun, ia juga datang dengan membawa dosa-dosa mencela orang lain, menuduh orang lain, memakan harta orang lain, menumpahkan darah orang lain, dan memukul orang lain. Maka, pahala-pahala kebaikannya itu akan diberikan kepada orang-orang yang pernah ia zalimi. Hingga apabila pahalanya telah habis sebelum selesai urusannya, maka dosa-dosa orang yang pernah ia zalimi itu akan dilimpahkan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke dalam neraka." (HR. Muslim)
Hadits ini memberikan pelajaran yang sangat mendalam bagi kita. Betapa seringkali kita terlena dengan kuantitas ibadah ritual yang kita lakukan, namun abai terhadap kualitas hubungan kita dengan sesama manusia. Kita mungkin rajin shalat, berpuasa, dan menunaikan zakat, namun lidah kita seringkali tajam menyakiti hati orang lain, tangan kita ringan berbuat aniaya, dan mata kita gemar mencari aib sesama.
Rasulullah SAW mengingatkan kita bahwa keadilan Allah SWT di hari kiamat sangatlah sempurna. Setiap perbuatan zalim yang kita lakukan sekecil apapun akan dimintai pertanggungjawaban. Pahala ibadah yang kita kumpulkan dengan susah payah akan tergerus habis untuk membayar "hutang" kezaliman kita kepada sesama. Sungguh kerugian yang teramat besar!
Oleh karena itu, mari kita jadikan hadits ini sebagai muhasabah diri yang mendalam. Sudahkah kita menjaga lisan dan perbuatan kita dari menyakiti sesama? Sudahkah kita menunaikan hak-hak orang lain dengan sebaik-baiknya? Jika selama ini kita masih lalai, inilah saatnya untuk berbenah diri.
Mari kita perbaiki hubungan kita dengan Allah SWT melalui ibadah yang khusyuk dan berkualitas. Di samping itu, mari kita perbaiki pula hubungan kita dengan sesama manusia dengan saling menghormati, menyayangi, dan memaafkan. Hindarilah segala bentuk perkataan dan perbuatan yang dapat menyakiti hati orang lain, mengambil hak mereka, atau menzalimi mereka.
Ingatlah selalu pesan Rasulullah SAW dalam hadits lain:
"Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, ia tidak menzaliminya dan tidak pula membiarkannya dizalimi." (HR. Bukhari dan Muslim)
Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita untuk menjadi hamba-Nya yang saleh dan muslih, yang tidak hanya baik dalam beribadah kepada-Nya, tetapi juga baik dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Semoga kita semua terhindar dari golongan orang-orang yang bangkrut di akhirat kelak. Amin ya Rabbal 'alamin. ______ Sumber www.tambakberas.com, www.pwmjateng.com
Post a Comment