Siswa SMK di Sleman Rakit Mobil Listrik Balap
Sejumlah siswa dari Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK Muhammadiyah Pakem, Sleman berhasil membuat mobil balap dengan daya listrik yang mampu mengaspal dengan kecepatan 100 kilometer per jam.
Mobil tersebut secara resmi diluncurkan di sekolah yang berlokasi di Jalan Pakem-Turi, Sleman bersamaan dengan acara Milad SMK Muhammadiyah Pakem ke-45
Mobil buatan siswa SMK Muhammadiyah Pakem ini menggunakan model seperti mobil balap formula satu dengan single seat, warna bodi dominan hijau dan sedikit strip warna putih. Memiliki berat 265 kilogram, panjang 2,8 meter, lebar 1,36 meter, tinggi 1,3 meter. Menggunakan baterai 48 volt, 80AH dengan rem jenis cakram serta ban ring 13.
Mobil ini tanpa menggunakan kunci kontak. Untuk menyalakan tinggal memencet tombol saklar ke bawah yang berada di sisi kiri kemudi. Selanjutnya, menekan pedal gas tanpa menggunakan persneling, melainkan otomatis. Suara yang lirih menjadi ciri khas dari mobil listrik balap ini.
Mobil balap ini dijajal dari bengkel TKR SMK Muhammadiyah Pakem yang berjarak sekitar 500 meter dari kampus sekolah tersebut. Dikemudikan seorang siswa, Bagas Pramaditya dari kelas XII Jurusan TKR empat melintas di Jalan Pakem-Turi Km 0,5 sebelum masuk ke halaman sekolah.
Setelah jadi, begitu mobil ini bisa jalan, rasanya sudah senang sekali," ujar Hendri Kurniawan, siswa kelas XII Jurusan TKR SMK Muhammadiyah Pakem
Perasaan senang itu bukan tanpa alasan, karena pelajar asal Girikerto, Turi, Sleman ini menjadi salah satu dari enam siswa yang terpilih untuk terlibat dalam pembuatan mobil tersebut. Hendri bersama teman-temannya sering berada di bengkel hingga larut malam untuk menyelesaikan produksi mobil tersebut. Sesekali harus izin dari kelas demi menggarap mobil itu. Nyaris enam bulan terakhir, ia bersama guru dengan dibimbing mahasiswa dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menghabiskan waktu untuk membuat mobil listrik balap tersebut.
Kecepatan sebenarnya bisa sampai 100 kilometer per jam, tetapi kami baru mencoba dengan kecepatan paling tinggi 80 kilometer per jam di Jalan Kaliurang, itu belum penuh sebenarnya masih bisa sampai 100 kilometer
Hendri mengatakan, pembuatan mobil itu seluruhnya dilakukan di bengkel TKR SMK Muhammadiyah Pakem seperti pembuatan bodi dari karbon fiber dan beragam proses perakitan. Salah satu kendala yang kerap dihadapi dalam proses perakitan yaitu terkait kelistrikan serta membuat kestabilan putaran roda.
Sumber Harian Jogja
Post a Comment